Ar-Rahman Ayat 34
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ( الرحمن: ٣٤ )
Fabi'ayyi 'Ālā'i Rabbikumā Tukadhdhibāni (ar-Raḥmān 55:34)
Artinya:
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. [55] Ar-Rahman : 34)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka, wahai manusia dan jin, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini Allah bertanya kepada jin dan manusia yang berbuat jahat kemudian bertobat, lalu diterima oleh Allah tobatnya, bukankah itu merupakan nikmat? Sebelum itu Allah mengancam orang-orang yang berbuat jahat. Karenanya nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman:
Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (Ar-Rahman: 33)
Yakni kalian tidak akan dapat melarikan diri dari perintah Allah dan takdirNya, bahkan Dia meliputi kalian dan kalian tidak akan mampu melepaskan diri dari hukum-Nya, tidak pula membatalkan hukum-Nya terhadap kalian, ke mana pun kalian pergi selalu diliput. Dan ini menceritakan keadaan di Yaumul Mahsyar (hari manusia dihimpunkan); sedangkan semua malaikat mengawasi semua makhluk sebanyak tujuh saf dari semua penjuru, maka tiada seorang pun yang dapat meloloskan diri,
kecuali dengan kekuasaan. (Ar-Rahman: 33)
Yaitu dengan perintah dari Allah.
Pada hari itu manusia berkata, "Ke manakah tempat lari?”Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. (Al-Qiyamah: 10-12)
Disebutkan pula dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan orang-orang yang mengajarkan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Yunus: 27)
Karena itulah maka dalam ayat selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya:
Kepada kamu berdua (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga, sehingga kamu tidak dapat menyelamatkan diri (darinya). (Ar-Rahman: 35)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan syuwaz ialah nyala api.
Sa’id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan syuwaz ialah asap.
Menurut Mujahid, nyala api yang berwarna biru.
Abu Saleh mengatakan bahwa syuwaz artinya nyala api yang paling ujung dan sebelum asap.
Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: nyala api. (Ar-Rahman: 35) Yakni gumpalan api bagaikan air bah.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Maka, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian ingkari?
6 Tafsir as-Saadi
"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman: 33-34).
(33-34) Maksudnya, apabila Allah سبحانه وتعالى mengumpulkan me-reka semua di Hari Kiamat kelak, Allah kemudian mengabarkan kepada mereka akan ketidakberdayaan dan kelemahan mereka serta kesempurnaan kekuatan Allah dan berlakunya kehendak dan kekuasaanNya. Dia سبحانه وتعالى berfirman dengan menyatakan ketidakber-dayaan mereka, ﴾ يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) pen-juru langit dan bumi," maksudnya, (jika kalian) menemukan jalan keluar sehingga kalian bisa melewatinya untuk keluar dari kerajaan dan kekuasaan Allah, ﴾ فَٱنفُذُواْۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَٰنٖ ﴿ "maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan" maksudnya, kalian tidak akan bisa keluar darinya melainkan dengan kekuatan dan kemampuan yang sempurna. Namun bagaimana mungkin mereka bisa melakukan itu semua, sedangkan mereka sendiri sama sekali tidak mampu mendatangkan suatu kemanfaatan pun bagi dirinya, tidak memiliki kuasa untuk (menolak) kemudaratan dari dirinya, tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak pula membang-kitkan. Pada hari itu tidak ada seorang pun yang (dapat) berbicara kecuali dengan izinNya, engkau tidak akan mendengar kecuali bisikan saja. Pada hari itu akan sama antara raja dengan rakyat, antara pimpinan dengan yang dipimpin dan antara yang kaya dengan yang miskin.
Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan apa yang telah Dia siapkan untuk mereka di hari itu,