Al-Kahf Ayat 49
وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا ࣖ ( الكهف: ٤٩ )
Wa Wuđi`a Al-Kitābu Fataraá Al-Mujrimīna Mushfiqīna Mimmā Fīhi Wa Yaqūlūna Yā Waylatanā Māli Hādhā Al-Kitābi Lā Yughādiru Şaghīratan Wa Lā Kabīratan 'Illā 'Aĥşāhā Wa Wajadū Mā `Amilū Ĥāđirāan Wa Lā Yažlimu Rabbuka 'Aĥadāan. (al-Kahf 18:49)
Artinya:
Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. (QS. [18] Al-Kahf : 49)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan diletakkanlah, yakni diberikan kepada semua manusia kitab yang merinci amal perbuatan mereka di dunia baik yang besar maupun yang kecil, lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya. Mereka menyesal atas kejahatan perbuatannya ketika di dunia, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab apakah ini, betapa menakjubkan, karena tidak ada yang tertinggal di dalamnya, yang kecil dan yang besar dari amal perbuatan manusia melainkan tercatat semuanya," dan mereka mendapati semua apa yang telah mereka kerjakan di dunia tertulis di dalamnya. Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. Amal perbuatan mereka semuanya tercatat secara sempurna dan mendapatkan pembalasan yang sesuai.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah swt menambahkan keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari kiamat, yaitu buku catatan amal perbuatan seseorang semasa hidupnya di dunia diberikan kepadanya. Isi catatan itu ada yang baik dan ada yang buruk, dan ada yang diberikan dari sebelah kanan, ada pula yang dari sebelah kiri. Orang-orang mukmin dan beramal saleh menerimanya dari sebelah kanan, lalu ia melihat isinya. Ternyata kebaikannya lebih besar dari kejahatannya, dan kejahatan itu segera diampuni oleh Allah swt. Maka dia dimasukkan ke dalam surga, sebagaimana firman Allah swt:
Adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata, "Ambillah, bacalah kitabku (ini)." Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi. (al-haqqah/69: 19-22)
Kepada orang kafir dan orang yang bersalah, kitab catatan amal mereka di dunia diberikan dari sebelah kiri. Lalu mereka melihat isinya, dan ternyata penuh dengan catatan dari berbagai kejahatan, baik berupa perbuatan ataupun perkataan. Bukti-bukti demikian itu menimbulkan rasa ketakutan di hati mereka terhadap hukuman Allah dan kecaman-kecaman manusia. Dengan penuh penyesalan mereka berkata, "Aduhai, celaka kami, mengapa buku catatan ini sedikit pun tidak meninggalkan kesalahan kami yang kecil apalagi yang besar, semuanya dicatatnya." Keadaan mereka diterangkan Allah lebih jauh dengan firman-Nya:
Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, "Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku, sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku, Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku." (Allah berfirman), "Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (al-haqqah/69: 25-31)
Mereka mendapatkan segala tindakan mereka yang melanggar aturan agama dan kemanusiaan tertulis di hadapan mereka. Mereka lupa bahwa selama hidup di dunia ada malaikat-malaikat yang selalu mencatat dengan teliti segala perbuatan dan perkataan mereka. Firman Allah swt:
Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Infithar/82: 10-12)
Semua perbuatan manusia sengaja ditulis dalam buku catatan amal untuk diperlihatkan kepada mereka pada hari kiamat. Firman Allah swt:
(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan.... (ali 'Imran/3: 30)
Tidak ada seorangpun pada hari kiamat itu yang teraniaya. Setiap amal perbuatan akan ditimbang betapapun kecilnya. Allah swt menjamin tegaknya keadilan pada hari itu. Firman-Nya:
Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit ; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (al-Anbiya'/21: 47)
Allah swt tidak akan merugikan hamba-hambanya, sebaliknya akan memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah, kecuali dosa kekufuran. Dia memberikan hukuman kepada mereka berdasar hikmah dan keadilan-Nya. Allah memberikan pahala bagi mereka yang taat, dan menjatuhkan hukuman bagi yang berbuat maksiat.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan diletakkanlah kitab.
Maksudnya, buku catatan amal perbuatan yang di dalamnya tercatat semua amal baik yang besar maupun yang kecil, tiada amal sekecil apa pun yang terlewatkan, terlebih lagi amal yang besar.
...lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya.
Yakni takut terhadap amal-amal perbuatan mereka yang buruk lagi jahat yang tertulis di dalamnya.
...dan mereka berkata, "Aduhai celaka kami."
Artinya, betapa kecewa dan celakanya kami atas apa yang kami sia-siakan dalam usia kami (di dunia).
...kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.
Yaitu tiada suatu dosa kecil maupun dosa besar yang tertinggal, dan tiada suatu amal perbuatan sekecil apa pun yang tidak tercatat.
...melainkan ia mencatat semuanya.
Yakni menulisnya dengan cermat dan memeliharanya.
Imam Tabrani telah meriwayatkan dengan sanad seperti yang telah disebutkan di atas sehubungan dengan ayat ini melalui Sa'd ibnu Junadah yang menceritakan:
"Setelah Rasulullah Saw. selesai dari Perang Hunain, kami turun istirahat di sebuah tempat yang kosong, tiada sesuatu pun yang berarti padanya. Maka Nabi Saw. bersabda, 'Kumpulkanlah oleh kalian, barang siapa yang menjumpai batang kayu, hendaklah ia mengumpulkannya di tempat ini, dan barang siapa yang menjumpai kayu bakar, hendaklah ia mengumpulkannya di tempat ini, atau (bila menemukan) sesuatu lainnya, hendaklah ia mendatangkannya ke tempat ini.' Tidak lama kemudian dan dalam waktu yang singkat semua kayu itu telah terkumpulkan menjadi setumpuk kayu yang cukup banyak. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: Tidakkah kalian lihat tumpukan kayu ini? Demikian pula dosa-dosa terkumpulkan dalam diri seseorang di antara kalian, sebagaimana kalian mengumpulkan kayu-kayuan ini. Karena itu, hendaklah seseorang bertakwa kepada Allah, janganlah ia membuat suatu dosa, yang kecil maupun yang besar, karena sesungguhnya dosa-dosa itu dikumpulkan dalam catatan amalnya '.”
Firman Allah Swt.:
...dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).
Yaitu baik berupa kebaikan maupun keburukan.
Sama halnya dengan yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebaikan yang dilakukannya) dihadapkan (kehadapannya). (Ali Imran:30), hingga akhir ayat.
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakan dan apa yang dilalaikannya. (Al Qiyaamah:13)
Dan firman Allah Swt.:
Pada hari ditampakkan segala rahasia. (Ath-Thariq: 9)
Yakni ditampakkan semua yang tersembunyi di dalam damir (hati).
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sabit, dari Anas, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Setiap orang yang berkhianat mempunyai panjinya tersendiri di hari kiamat kelak, yang dengan panjinya itu ia dikenal.
Hadis ini diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab Sahihain.
Menurut lafaz yang lain disebutkan seperti berikut:
Dipancangkan sebuah panji bagi setiap orang yang berkhianat pada hari kiamat di pantatnya, sesuai dengan jenis pengkhianatannya, maka disebutkan bahwa ini adalah panji pengkhianatan si Fulan bin Anu.
Firman Allah Swt.:
Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun.
Artinya, Dia kelak akan memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya terhadap semua amal perbuatan mereka. Dia tidak akan menganiaya seorang pun dari makhluk-Nya, bahkan Dia pemaaf, mengampuni, dan merahmatinya. Dia hanya mengazab orang yang dikehendaki-Nya dengan kekuasaan-Nya, kebijaksanaan, dan keadilan-Nya. Dan Dia memenuhi neraka dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka. Kemudian orang-orang yang durhaka diselamatkan sesudah itu, tetapi orang-orang kafir kekal di dalam neraka. Dia adalah Hakim yang tidak kelewat batas, tidak pula berbuat aniaya.
Allah Swt. telah berfirman dalam ayat lainnya:
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya. (An Nisaa:40), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
Kami akan memasang neraca yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. (Al Anbiyaa:47)
Sampai dengan firman-Nya:
Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (Al Anbiyaa:47)
Masih banyak lagi ayat-ayat yang semakna.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Hamman ibnu Yahya, dari Al-Qasim ibnu Abdul Wahid Al-Makki, dari Abdullah ibnu Muhammad ibnu Uqail, ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan, "Telah sampai sebuah hadis kepada saya dari seorang lelaki yang mendengarnya langsung dari Nabi Saw. Maka saya membeli seekor unta kendaraan, dan saya mempersiapkannya dengan memberinya pelana, lalu berangkat dengan mengendarinya selama satu bulan menuju ke tempat lelaki tersebut. Ketika sampai padanya di negeri Syam, ternyata dia adalah Abdullah ibnu Unais. Maka saya berkata kepada penjaga pintu, 'Beri tahukanlah kepadanya bahwa ada Jabir di pintu.' Abdullah ibnu Unais bertanya, 'Engkau putra Abdullah?' Saya menjawab, 'Ya.' Maka Ibnu Unais keluar seraya menginjak kainnya (saking gembira dan terburu-burunya), lalu ia memeluk saya dan saya pun memeluknya. Saya berkata, 'Ada sebuah hadis yang saya dengar bahwa eng-kau mendengar langsung dari Rasulullah Saw. sehubungan dengan masalah qisas, maka saya khawatir bila engkau meninggal dunia atau saya meninggal dunia sebelum saya mendengar hadis tersebut darimu.' Ibnu Unais berkata, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Allah Swt. menggiring manusia —atau hamba-hamba-Nya— kelak di hari kiamat (sedangkan mereka dalam keadaan) telanjang lagi tidak bersunat hanya dengan membawa kedua hal. Saya bertanya, 'Apakah yang dimaksud dengan kedua hal? Rasulullah Saw. bersabda: Mereka tidak memakai pakaian apa pun. Kemudian mereka diseru oleh suara yang terdengar oleh orang yang jauh sebagaimana apa yang didengar oleh orang yang dekat, 'Akulah Raja, Akulah Pemberi Balasan, tidaklah layak bagi seseorang dari kalangan penghuni neraka masuk neraka, sedangkan dia mempunyai hak atas seseorang dari kalangan ahli surga, sebelum Aku lunaskan hak itu darinya buat penghuni neraka itu. Dan tidaklah layak bagi seseorang dari kalangan penghuni surga masuk surga, sedangkan dia mempunyai hak atas seseorang dari kalangan penghuni neraka, sebelum Aku lunaskan hak itu darinya buat si penghuni surga itu, sehingga dalam masalah tamparan.' Kami (para sahabat) bertanya, 'Mana mungkin, sedangkan kita menghadap kepada Allah hanya dalam keadaan telanjang lagi tidak bersunat hanya dengan membawa kedua hal?' Nabi Saw. bersabda: 'Membawa amal-amal kebaikan dan amal-amal keburukan'.”
Telah diriwayatkan pula dari Syu'bah, dari Al-Awwam ibnu Muzahim, dari Abu Usman, dari Usman ibnu Affan r.a., bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Sesungguhnya hewan yang tidak bertanduk benar-benar akan dapat membalas hewan-hewan yang bertanduk kelak di hari kiamat.
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Abdullah putra Imam Ahmad. Hadis ini banyak mempunyai syawahid yang mendukungnya diriwayatkan melalui berbagai jalur yang akan kami ketengahkan dalam pembahasan tafsir firman Allah Swt. yang mengatakan:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. (Al Anbiyaa:47)
Dan dalam tafsir firman Allah Swt. yang telah lalu, yaitu:
melainkan umat-umat (juga) seperti kalian. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'am:38)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan diletakkanlah kitab) yaitu kitab catatan amal perbuatan setiap orang; bagi orang-orang Mukmin diterima di sebelah kanannya, dan bagi orang-orang kafir di sebelah kirinya (lalu kamu akan melihat orang-orang yang berdosa) orang-orang kafir (ketakutan) merasa takut (terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata) sewaktu mereka melihat kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam kitab catatan amal masing-masing. (Aduhai) ungkapan rasa kecewa (celakalah kami) binasalah kami; lafal Wailata adalah Mashdar yang tidak mempunyai Fi'il dari lafal asalnya (kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar) dari dosa-dosa kami (melainkan ia mencatat semuanya)" semuanya telah tercatat dan terbukti di dalamnya; mereka merasa takjub akan hal tersebut (dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada) tertulis di dalam catatan kitab-kitab mereka. (Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun) Dia tidak akan menghukum seseorang tanpa dosa, dan Dia tidak akan mengurangi pahala orang Mukmin.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka akan menerima, melalui tangan masing-masing, buku yang berisi catatan amal perbuatan. Orang-orang yang beriman akan bergembira melihat isi catatan-catatan itu, sedangkan orang-orang yang ingkar akan merasa takut oleh perbuatan-perbuatan buruk mereka. Mereka berkata, "Inilah hari kehancuranku. Aku merasa heran, kitab ini tidak melalaikan sedikit pun perbuatanku, baik yang kecil ataupun yang besar. Semua telah tercatat." Mereka mendapatkan balasan dari apa yang mereka perbuat. Dan Allah sedikit pun tidak berbuat zalim kepada hamba-Nya.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami
perjalankan gunung-gunung, dan kamu akan melihat bumi itu datar, dan Kami kumpulkan seluruh
manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. Dan mereka akan dibawa ke hadapan
Rabbmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagai-mana Kami menciptakan kamu
pada kali yang pertama; bahkan kamu mengklaim bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi
kamu waktu (memenuhi) perjanjian. Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu
akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, 'Aduhai celaka kami, kitab
apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang
besar, melainkan ia pasti men-catat semuanya; dan mereka mendapati amal yang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun'."
(Al-Kahfi: 47-49).
(47-48) Allah تعالى mengabarkan tentang kondisi Hari Kiamat bersama
kengerian-kengerian yang merisaukan (perasaan) dan
kedahsyatan-kedahsyatan yang menyentak. Allah berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ نُسَيِّرُ ٱلۡجِبَالَ ﴿ "Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung," maksudnya, Kami memusnahkannya dari tempat-tempatnya, menjadikannya kumpulan pasir, lantas menjelmakan-nya ibarat bulu yang dihambur-hamburkan, kemudian pudar dan hancur. Akhirnya, menjadi debu yang beterbangan. Bumi terpam-pang dan menjadi betul-betul datar, tidak ada tempat yang rendah maupun tinggi. Allah mengumpulkan semua makhluk di permuka-an bumi itu, tidak meninggalkan seorang pun dari mereka. Dia menghimpun generasi manusia pertama dari perut-perut padang pasir dan dasar-dasar lautan. Dia mengumpulkan mereka setelah terpisah-pisah, dan mengembalikan bentuk mereka setelah terko-yak-koyak menjadi bentuk yang baru. Kemudian, mereka dihadap-kan kepada Allah dengan berbaris untuk dilihat amalan-amalan mereka, menjatuhkan keputusan tentang mereka dengan keputusan yang adil, tanpa ada unsur kecurangan atau kezhaliman di dalamnya.
Dia berkata kepada mereka, ﴾ لَّقَدۡ جِئۡتُمُونَا كَمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةِۭۚ ﴿ "Sesungguh-nya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama," maksudnya dalam keadaan tanpa mempu-nyai kekayaan, istri, dan keluarga. Tidak ada yang bersama menyer-tai mereka kecuali amal perbuatan yang telah mereka perbuat dan usaha-usaha dalam kebajikan maupun keburukan yang telah mereka kerjakan. Sebagaimana Firman Allah,
﴾ وَلَقَدۡ جِئۡتُمُونَا فُرَٰدَىٰ كَمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَتَرَكۡتُم مَّا خَوَّلۡنَٰكُمۡ وَرَآءَ
ظُهُورِكُمۡۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمۡ شُفَعَآءَكُمُ ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُمۡ أَنَّهُمۡ فِيكُمۡ
شُرَكَٰٓؤُاْۚ ﴿
"Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri se-bagaimana Kami menciptakanmu pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu tuhan di antara kamu." (Al-An'am: 94).
Di sini, Allah mengarahkan pembicaraan kepada kaum yang mengingkari kebangkitan saat mereka menyaksikan kenyataannya ﴾
بَلۡ زَعَمۡتُمۡ أَلَّن نَّجۡعَلَ لَكُم مَّوۡعِدٗا 48 ﴿ "bahkan kamu mengklaim bahwa Kami
sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi)
perjanjian," maksudnya kalian mengingkari Hari Pembalasan atas amal per-buatan dan janji serta
ancamanNya. Ketahuilah, sungguh kalian sudah melihat dan merasakannya.
(49) Pada waktu itulah, buku-buku catatan amal perbuatan yang telah
ditulis oleh para malaikat yang berbakti dihadirkan. Maka hati manusia melayang-layang (kosong) dan kesulitan-kesulitan semakin berat saja lantaran kejadian itu.
Hampir-hampir gunung-gunung yang kokoh terkikis habis karenanya. Orang-orang jahat pun merasa
ketakutan. Bila mereka menyaksikan amal perbuatan mereka terbukukan, ucapan-ucapan dan
tindak-tanduk mereka di-perhitungkan, maka mereka berkata, ﴾ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا
ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ ﴿ "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak me-ninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia (pasti) mencatat semuanya," maksudnya kitab ini tidak meninggalkan per-buatan kecil dan besar melainkan ia pasti tercatat lagi terpelihara di dalamnya, tidak terlewatkan amalan yang sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, di malam dan siang hari ﴾
وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ ﴿ "dan mereka mendapati amal yang telah mereka kerjakan ada (tertulis)." Mereka tidak berdaya untuk mengingkarinya, ﴾ وَلَا
يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا 49 ﴿ "dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun." Saat itu, mereka diberi balasan atas amalannya dan dimintai pengakuan atasnya, ditimpa kehinaan serta jatuhlah siksaan pada mereka.
﴾ ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّامٖ لِّلۡعَبِيدِ 182 ﴿
"(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tangan kalian
sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya." (Ali Imran: 182).
Bahkan mereka tidak akan keluar dari keadilan dan kemurah-anNya.