Ar-Rahman Ayat 25
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ࣖ ( الرحمن: ٢٥ )
Fabi'ayyi 'Ālā'i Rabbikumā Tukadhdhibāni (ar-Raḥmān 55:25)
Artinya:
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. [55] Ar-Rahman : 25)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka, wahai manusia dan jin, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menantang jin dan mansuia agar menerangkan nikmat yang mereka dustakan sebagai berikut: Siapakah yang menciptakan bahan-bahan pembuatan bahtera itu? Atau bagaimanakah membuatnya? Apakah mereka kira bahwa iman kepada Allah sudah cukup dengan hanya bersyukur atas nikmatnikmat yang telah diberikan-Nya kepada mereka? Apakah matahari, bulan dan bintang, pohon-pohonan, tumbuh-tumbuhan, dan bijibijian, sungai-sungai dan lautan-lautan, mutiara dan marjan dijadikan-Nya untuk orang-orang yang tidak berakal? Atau dijadikanNya bagi orang-orang yang pandai bersyukur kepada-Nya atas nikmat-nikmat yang diberikan-Nya? Dan bagaimanakah mereka akan bersyukur kepada-Nya bila mereka tidak mengetahuinya?
3 Tafsir Ibnu Katsir
Adapun firman Allah Swt.:
Dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya. (Ar-Rahman: 24)
Yakni kapal-kapal yang berlayar.
di lautan lepas. (Ar-Rahman: 24)
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan munsya-at ialah kapal yang mempunyai layar yang tinggi (yakni berbadan besar dan lebar), sedangkan kapal yang tidak demikian keadaannya bukan dinamakan munsya-at. Qatadah mengatakan bahwa munsya-at artinya yang diciptakan, sedangkan selainnya mengatakan perahu tradisional.
laksana gunung-gunung. (Ar-Rahman: 24)
Yaitu seperti gunung-gunung pemandangannya karena besar dan tingginya, dan karena apa yang dimuatnya berupa barang-barang dagangan dan barang-barang kebutuhan yang diekspor dan diimpor dari suatu kawasan ke kawasan yang lain untuk keperluan manusia. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 25)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Al-Aizar ibnu Suwaid, dari Umrah ibnu Suwaid yang mengatakan bahwa ia pernah bersama Ali ibnu Abu Talib r.a. di tepi Sungai Furat, tiba-tiba datanglah sebuah perahu yang tinggi layarnya, lalu Ali duduk di atas permadani yang dihamparkan untuknya. Kemudian ia mengatakan bahwa Allah Swt. telah berfirman: Dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung. (Ar-Rahman: 24) Tuhan Yang telah menciptakannyalah yang membuatnya dapat berlayar di lautan ciptaan-Nya. Aku tidak membunuh Usman dan tidak pula bersekongkol untuk membunuhnya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Lalu, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian ingkari?
6 Tafsir as-Saadi
"Dan kepunyaanNya-lah bahtera-bahtera yang tinggi layar-nya di lautan laksana gunung-gunung. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman: 24-25).
(24-25) Maksudnya, Allah سبحانه وتعالى menciptakan bagi para ham-baNya bahtera-bahtera yang mengarungi dan memecah lautan dengan izin Allah, yang mana bahtera-bahtera tersebut dibuat oleh manusia sehingga karena besarnya laksana al-A'lam, yaitu gunung-gunung yang menjulang tinggi. Kemudian manusia menaikinya dan membawa di atasnya segala macam barang dagangan mereka serta segala sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok mereka. Dan sungguh Allah Sang Penjaga langit dan bumi telah menjaga dan memeliharanya, hal itu merupakan nikmat Allah yang sangat agung. Oleh sebab itu Dia سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"