Ar-Rahman Ayat 42
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ( الرحمن: ٤٢ )
Fabi'ayyi 'Ālā'i Rabbikumā Tukadhdhibāni (ar-Raḥmān 55:42)
Artinya:
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. [55] Ar-Rahman : 42)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka, wahai manusia dan jin, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa pada saat itu Allah bertanya mengenai nikmat mana lagi yang kamu dustakan, terutama nikmat yang telah Allah berikan pada hari ini. Allah juga mengingatkan tentang kabar derita dan peringatan pedih yang telah disampaikanNya, yaitu agar manusia meninggalkan dan menjauhi perbuatan dosa.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang kamu dustakan?) Keadaan orang-orang yang berdosa pada saat itu, kedua telapak kaki mereka disatukan dengan ubun-ubunnya dari arah belakang, yaitu dilipat lalu mereka dilemparkan ke dalam neraka dan dikatakan kepada mereka,
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Maka, nikmat Tuhan yang manakah yang kalian ingkari?
6 Tafsir as-Saadi
"Maka apabila langit telah terbelah sehingga menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman: 37-42).
(37-38) ﴾ فَإِذَا ٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ ﴿ "Maka apabila langit telah terbelah" yaitu pada Hari Kiamat karena kengerian, kedahsyatan, dan ke-takutan yang sangat, sehingga matahari dan bulan mengalami gerhana, dan bintang-bintang jatuh berserakan ﴾ فَكَانَتۡ ﴿ "sehingga menjadi" karena begitu dahsyat dan menakutkannya ﴾ وَرۡدَةٗ كَٱلدِّهَانِ ﴿ "merah mawar seperti (kilapan) minyak" seperti perak yang diluluh-kan dan semisalnya, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(39-40) ﴾ فَيَوۡمَئِذٖ لَّا يُسۡـَٔلُ عَن ذَنۢبِهِۦٓ إِنسٞ وَلَا جَآنّٞ ﴿ "Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya," maksudnya, pertanyaan untuk mengetahui apa yang telah terjadi, karena Allah سبحانه وتعالى Maha Menge-tahui yang ghaib dan yang nampak, yang telah berlalu maupun yang akan datang. Dan Allah akan membalas (segala perbuatan) para hamba dengan apa yang Dia ketahui dari segala kondisi mereka. Dan pada Hari Kiamat telah dijadikan tanda-tanda yang dengannya dapat diketahui para pelaku kebaikan dan para pelaku kejahatan, sebagaimana Firman Allah تعالى dalam ayat yang lain,
﴾ يَوۡمَ تَبۡيَضُّ وُجُوهٞ وَتَسۡوَدُّ وُجُوهٞۚ ﴿
"Pada hari di waktu itu ada wajah-wajah yang berseri dan ada pula wajah-wajah yang hitam muram." (Ali Imran: 106).
(41-42) Di sini kemudian Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَيَوۡمَئِذٖ لَّا يُسۡـَٔلُ عَن ذَنۢبِهِۦٓ إِنسٞ وَلَا جَآنّٞ 39 فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 40 ﴿ "Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki me-reka. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Maksudnya, ubun-ubun dan kaki mereka dipegang untuk kemu-dian mereka diseret dan dilemparkan ke dalam api neraka. Perta-nyaan Allah dalam ayat ini hanyalah sebagai celaan dan pembuktian akan apa yang telah mereka lakukan. Pada hakikatnya Dia lebih mengetahui daripada mereka, hanya saja Allah سبحانه وتعالى menghendaki agar keagungan hujjah dan hikmahNya tampak disaksikan oleh seluruh makhlukNya.