Al-Ma'arij Ayat 7
وَّنَرٰىهُ قَرِيْبًاۗ ( المعارج: ٧ )
Wa Narāhu Qarībāan. (al-Maʿārij 70:7)
Artinya:
Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). (QS. [70] Al-Ma'arij : 7)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Sedangkan Kami memandangnya dekat yaitu pasti terjadi dan mudah bagi Kami.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Namun demikian, azab itu pasti terjadi karena Allah-lah yang menentukan segala sesuatu. Tidak ada satu pun yang sukar bagi-Nya. Jika Dia menghendaki terjadinya sesuatu, maka akan terjadi pada saat yang dikehendaki-Nya. Tidak ada suatu pun yang dapat melawan kehendaknya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. (Al-Ma'arij: 5)
Yakni sabarlah engkau, hai Muhammad, dalam menghadapi kaummu yang mendustakanmu dan permintaan mereka yang mendesak agar diturunkan azab yang engkau ancamkan terhadap mereka, sebagai ungkapan rasa tidak percaya mereka dengan adanya azab itu. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). (Asy-Syura: 18)
Karena itulah dalam firman berikutnya dari surat ini disebutkan:
Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). (Al-Ma'arij 6)
Yaitu kejadian azab itu mustahil, orang-orang kafir menganggap bahwa hari kiamat itu mustahil terjadinya.
Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). (Al-Ma'arij: 7)
Orang-orang yang beriman meyakini bahwa hari kiamat itu sudah dekat, sekalipun mereka tidak mengetahui kapan kejadiannya, karena hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Akan tetapi, sesuatu yang pasti terjadi dapat diungkapkan dengan kata sudah dekat, mengingat kejadiannya merupakan suatu kepastian yang tidak dapat dielakkan lagi.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sedangkan Kami memandangnya dekat) pasti terjadi.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Maka bersabarlah, hai Muhammad, dalam menghadapi ejekan dan permintaan mereka agar azab disegerakan, tanpa berkeluh-kesah. Orang-orang kafir itu sungguh menganggap hari kiamat itu mustahil terjadi. Padahal itu amatlah mudah dan dapat dilakukan dengan kemampuan Kami.
6 Tafsir as-Saadi
"Seorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya. (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan ruh naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami meman-dangnya dekat (pasti terjadi)." (Al-Ma'arij: 1-7).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1-4) Allah سبحانه وتعالى berfirman menjelaskan kebodohan para pe-nentang dan permintaan mereka untuk disegerakan azab Allah سبحانه وتعالى kepada mereka seraya memperolok-olok, membangkang dan mem-perlemah, ﴾ سَأَلَ سَآئِلُۢ بِعَذَابٖ وَاقِعٖ ﴿ "Seorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi," yakni seorang telah meminta dan meminta dibuka, ﴾ لِّلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "untuk orang-orang kafir," karena mereka berhak mendapatkannya lantaran kekufuran, ﴾ لَيۡسَ لَهُۥ دَافِعٞ 2 مِّنَ ٱللَّهِ ﴿ "yang tidak seorang pun dapat menolaknya, (yang datang) dari Allah," artinya, tidak seorang pun yang bisa menolak datangnya azab yang diminta segera oleh para pembangkang kaum musyrikin sebelum waktu-nya tiba atau tidak seorang pun yang bisa melenyapkannya ketika azab menimpa. Hal ini terjadi pada saat al-Nadhr bin Harits al-Qurasyi atau para dedengkot lainnya memintanya seraya berkata,
﴾ ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا حِجَارَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٖ 32 ﴿
"Ya Allah, jika betul (al-Qur`an) ini, ialah yang benar dari sisiMu, maka hujanilah kami batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." (Al-Anfal: 32).
Azab pasti menimpa mereka, bisa disegerakan untuk mereka di dunia atau disimpan di akhirat kelak untuk mereka. Andai saja mereka mengenal Allah سبحانه وتعالى dan mengenal keagunganNya serta luasnya kuasa, sempurnanya nama-nama dan sifatNya, niscaya mereka tidak meminta untuk disegerakannya azab dan niscaya mereka memiliki sopan santun. Karena itu Allah سبحانه وتعالى menyebutkan salah satu keagunganNya yang bertentangan dengan perkataan buruk mereka, ﴾ ذِي ٱلۡمَعَارِجِ 3 تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيۡهِ ﴿ "Mempunyai tem-pat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan ruh[126] naik (menghadap) kepada Rabb," yakni, Pemilik keluhuran, keagungan, kemuliaan, dan hak mengatur seluruh makhluk, kepadaNya para malaikat naik dengan tugas yang diberikan pada mereka, ruh naik padanya. Ruh adalah isim jenis yang mencakup seluruh ruh, yang baik maupun yang buruk. Hal ini terjadi pada saat kematian. Ruh orang-orang suci naik kepada Allah سبحانه وتعالى, mereka diberi izin dari satu langit ke langit lain hingga berhenti di langit di mana Allah سبحانه وتعالى berada. Menyam-paikan ucapan penghormatan kepada Allah سبحانه وتعالى dan mengucapkan salam serta mendekat ke arahNya. Mereka senang berada di dekat Allah سبحانه وتعالى dan mendapatkan pujian, penghormatan, perlakuan baik dan pengagungan dari Allah سبحانه وتعالى. Sedangkan ruh para pendosa, ketika naik ke langit dan meminta izin, mereka tidak diberi izin dan dikembalikan lagi ke bumi.
Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan jarak yang ditempuh oleh para malaikat dan ruh menuju Allah سبحانه وتعالى. Para malaikat dan ruh naik dalam sehari dengan sebab-sebab yang Allah mudahkan baginya serta dengan pertolongan Allah سبحانه وتعالى berupa kemudahan, keringanan dan cepatnya perjalanan, padahal jarak tersebut sejauh jarak lima puluh ribu tahun perjalanan normal, mulai dari saat naik hingga sampai yang telah ditentukan hingga sampai pada golongan ma-laikat tertinggi. Kerajaan yang amat besar ini dan alam yang agung ini, baik yang berada di atas maupun bawah, seluruhnya dicipta-kan dan diatur oleh Allah سبحانه وتعالى Yang Mahaluhur lagi Tinggi. Allah سبحانه وتعالى mengetahui kondisi-kondisi mereka, baik yang lahir maupun yang batin. Allah سبحانه وتعالى mengetahui apa yang ada dan apa yang tersimpan. Allah سبحانه وتعالى memberikan rahmat dan kebaikanNya pada seluruh makhluk. Allah سبحانه وتعالى memberlakukan hukumNya, baik yang bersifat takdir ataupun syariat pada mereka, serta memberlakukan hukum pembalasanNya. Celakalah bagi kaum yang tidak mengerti ke-agungan Allah سبحانه وتعالى dan tidak memuliakan Allah سبحانه وتعالى dengan sebenar-nya. Mereka meminta agar segera diturunkan azab sebagai pengu-jian dan anggapan memperlemah. Mahasuci Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Penyabar yang memberi mereka tempo, tapi tidak lalai terhadap mereka. Mereka menyakiti Allah سبحانه وتعالى tapi Allah سبحانه وتعالى bersabar terhadap mereka, memberi keselamatan dan rizki pada mereka.
Inilah salah satu kemungkinan penafsiran ayat tersebut. Sehingga yang dimaksud dengan naik dalam ayat ini adalah naik di dunia, sebab kontekstual pertama menunjukkan hal tersebut. Kemungkinan juga hal ini berlaku pada Hari Kiamat dan Allah سبحانه وتعالى memberitahukan keagungan, keluhuran, dan kebesaranNya pada semua hambaNya. Tidak ada bukti yang lebih besar yang dapat mereka saksikan untuk dapat mengenal Allah سبحانه وتعالى selain peristiwa naiknya para malaikat dan ruh. Mereka naik dan turun berdasar pengaturan Allah serta urusan rabbani pada hari itu yang berjarak lima puluh ribu tahun karena panjang dan beratnya perjalanan. Tapi Allah سبحانه وتعالى meringankan perjalanan tersebut bagi orang yang beriman.
(5-7) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱصۡبِرۡ صَبۡرٗا جَمِيلًا ﴿ "Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik," yakni bersabarlah atas seruan dak-wahmu untuk kaummu dengan sabar yang baik, jangan malas dan enggan, tapi teruslah berjalan di atas perintah Allah سبحانه وتعالى. Serulah para hambaNya kepada tauhid. Jangan sampai ketidaktaatan dan ketidaktertarikan mereka yang kau saksikan menghalangimu. Ka-rena bersabar atas hal tersebut merupakan kebaikan yang banyak. ﴾ إِنَّهُمۡ يَرَوۡنَهُۥ بَعِيدٗا 6 وَنَرَىٰهُ قَرِيبٗا 7 ﴿ "Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi)," kata ganti kembali kepada Hari Kebangkitan yang di dalamnya terdapat azab bagi mereka yang memintanya. Yaitu, kondisi me-reka adalah kondisi orang yang memungkiri azab dan orang yang dikalahkan oleh kesengsaraan serta hilang akal hingga mengang-gap mustahil Hari Kebangkitan yang ada di hadapannya. Allah سبحانه وتعالى memandangnya dekat karena Dia Mahalembut dan Sabar yang tidak menyegerakan. Allah سبحانه وتعالى mengetahui azab itu pasti terjadi. Semua yang akan terjadi berarti dekat.
Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan huru-hara serta apa pun yang terjadi kala itu seraya berfirman,