Yunus Ayat 26
۞ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوا الْحُسْنٰى وَزِيَادَةٌ ۗوَلَا يَرْهَقُ وُجُوْهَهُمْ قَتَرٌ وَّلَا ذِلَّةٌ ۗاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ( يونس: ٢٦ )
Lilladhīna 'Aĥsanū Al-Ĥusnaá Wa Ziyādatun Wa Lā Yarhaqu Wujūhahum Qatarun Wa Lā Dhillatun 'Ūlā'ika 'Aşĥābu Al-Jannati Hum Fīhā Khālidūna. (al-Yūnus 10:26)
Artinya:
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (QS. [10] Yunus : 26)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik, yaitu surga, dan tambahannya, yakni kenikmatan melihat Allah (Lihat: Surah al-Qiyamah/75: 22-23). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam akibat kesedihan dan tidak pula dalam kehinaan, tetapi muka mereka berseri-seri ekspresi kegembiraan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa bagi orang-orang yang dapat memahami petunjuk dan mengambil manfaat dari petunjuk itu serta mengamalkannya, Allah akan memberikan pahala sesuai dengan amal perbuatan mereka. Bahkan untuk menggalakkan mereka agar lebih giat mengamalkannya, Allah menjanjikan pahala sepuluh kali lipat atau lebih banyak dari pada itu. Firman Allah:
(Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). (an-Najm/53: 31)
Orang yang melakukan amal yang baik akan mendapat imbalan pahala melebihi pahala yang seharusnya diterima. Mereka itu akan menerima pahala yang berlipat ganda.
Mereka akan mendapat tambahan pahala lagi yang tidak ternilai harganya, yaitu mereka akan mengetahui dengan sebenarnya bahwa Allah Yang Mahamulia. Pengetahuan ini adalah pengetahuan yang paling tinggi, karena mereka mengetahui dengan sebenarnya Pencipta alam semesta ini, dan membenarkan terjadinya hari akhir. Mereka hidup bahagia, dari wajah mereka tampak cahaya yang berseri-seri, sedikitpun tidak terlihat kemurungan dan kemuraman, lantaran mereka itu tidak merasa kecewa atas keyakinannya yang kuat, dan tidak merasa bersusah hati.
Allah menegaskan bahwa mereka inilah orang-orang yang berhak menjadi penghuni surga. Mereka akan bertempat tinggal di dalamnya selama-lamanya. Di situlah mereka mengalami kebahagiaan yang abadi, karena tidak akan merasa bosan dan jemu akan kenikmatan yang mereka rasakan, dan tidak pula mereka takut akan berkurangnya kenikmatan atau dikeluarkan dari sana.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. memberitahukan pahala bagi orang yang berbuat baik dalam amalnya selama di dunia ini, yaitu beriman dan beramal saleh, bahwa mereka mendapat balasan yang baik di negeri akhirat nanti. Perihalnya sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar Rahmaan:60)
Firman Allah Swt.:
...dan tambahannya.
Maksudnya, pahala amal yang baik itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat kebaikan sampai dengan tujuh ratus kali lipat, bahkan lebih dari itu. Balasan kebaikan itu mencakup semua kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada ahli surga di dalam surga, berupa gedung-gedung, bidadari-bidadari yang bermata jeli, rida Allah kepada mereka, dan apa yang disimpan oleh Allah buat mereka berupa hal-hal yang menyejukkan hati dan pandangan mata. Dan yang paling utama di antara semua nikmat surgawi itu ialah memandang kepada Zat Allah Swt. Yang Mahamulia. Sesungguhnya nikmat ini jauh lebih besar daripada semua yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka, mereka sebenarnya tidak berhak mendapatkannya karena amal perbuatan mereka, melainkan berkat kemurahan dan rahmat dari Allah semata.
Sehubungan dengan tafsir makna ayat ini yang diinterpretasikan dengan pengertian memandang Zat Allah Yang Mahamulia, telah diriwayatkan dari Abu Bakar As-Siddiq, Huzaifah ibnul Yaman, Abdullah ibnu Abbas, Sa'id ibnul Musayyab, Abdur Rahman ibnu Abu Laila, Abdur Rahman ibnu Basit, Mujahid, Ikrimah, Amir ibnu Sa'd, Ata, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, Muhammad ibnu Ishaq, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf dan Khalaf.
Sehubungan dengan hal ini, banyak hadis yang diriwayatkan dari Nabi Saw yang menerangkannya, antara lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit Al-Bannani, dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila, dari Suhaib r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus:26) Lalu beliau Saw. bersabda: Apabila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka ada suara yang menyerukan, "Hai ahli surga, sesungguhnya Allah telah menjanjikan suatu janji kepada kalian, sekarang Dia hendak menunaikannya kepada kalian. Mereka berkata, "Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan amal kami, bukankah Allah telah membuat wajah kami menjadi putih dan memasukkan kami ke dalam surga serta menyelamatkan kami dari neraka?” Dilanjutkan bahwa lalu Allah membuka hijab-Nya bagi mereka, maka mereka dapat memandang kepada Allah. Demi Allah, Allah belum pernah memberikan suatu nikmat yang lebih mereka sukai daripada memandang Dzat-Nya, dan tidak (pula) lebih menyenangkan mata (hati) mereka (selain dari memandang kepada Dzat Allah).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan sejumlah orang dari kalangan para imam melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dan telah menceritakan kepadaku Syabib, dari Aban, dari Abu Tamimah Al-Hijaimi, bahwa ia pernah mendengar Abu Musa Al-Asy'ari menceritakan hadis berikut dari Rasulullah Saw.: Sesungguhnya Allah pada hari kiamat nanti memerintahkan juru penyeru untuk menyerukan, "Hai penduduk surga —dengan suara yang dapat didengar oleh mereka semua dari awal hingga akhirnya—, sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian pahala yang terbaik dan tambahannya. Pahala yang terbaik adalah surga, sedangkan tambahannya ialah memandang kepada Dzat Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya pula melalui hadis Abu Bakar Al-Huzali, dari Abu Tamimah Al-Hujaimi, dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Mukhtar, dari Ibnu Juraij, dari Ata, dari Ka'b ibnu Ujrah. dari Nabi Saw. sehubungan dengan firman-Nya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus:26) Nabi Saw. bersabda: (Tambahannya ialah) memandang kepada Zat Allah Swt.
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdur Rahim, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Abu Salamah, bahwa ia pernah mendengar Zahir mengatakan dari orang yang mendengarnya dari Abul Aliyah, telah menceritakan kepada kami Ubay ibnu Ka'b, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. mengenai firman Allah Swt. berikut: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (Yunus:26) Nabi Saw. bersabda: Pahala yang terbaik adalah surga, sedangkan tambahannya ialah memandang kepada Zat Allah Swt.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula melalui hadis Zuhair dengan sanad yang sama.
Firman Allah Swt.:
Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam.
Yakni kegelapan dan kehitaman di Padang Mahsyar, seperti yang dialami oleh orang-orang kafir lagi pendurhaka, maka wajah mereka hitam lagi kotor oleh debu yang hitam.
...dan tidak (pula) kehinaan.
Maksudnya, kehinaan dan diremehkan. Dengan kata lain, keadaan mereka —baik lahir maupun batinnya— tidak terkena kehinaan, bahkan keadaan mereka adalah seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. (Al Insaan:11)
Yaitu kesegaran dalam wajah mereka dan kegembiraan dalam kalbu mereka. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka berkat kemurahan dan rahmat-Nya, amin.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Bagi orang-orang yang berbuat baik) dengan keimanannya (ada pahala yang terbaik) yaitu surga (dan tambahannya) yaitu dapat melihat Allah swt. sebagaimana yang telah diterangkan di dalam hadis sahih Muslim. (Dan tidak pernah layu) tidak pernah tertutup (wajah mereka oleh kekelaman) kesusahan yang kelam (dan tidak pula oleh kehinaan) kesedihan. (Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Orang-orang yang berbuat baik dengan memenuhi seruan Allah, sehingga beriman dan berbuat baik untuk agama dan dunia mereka, akan mendapatkan kedudukan yang mulia di akhirat, yaitu surga. Dan mereka juga mendapatkan tambahan karunia dan kemurahan dari Allah. Wajah-wajah mereka tidak tertutup oleh kesedihan berupa kesusahan dan kehinaan. Mereka itulah penghuni surga yang diberi kenikmatan di dalamnya untuk selama-lamanya.
6 Tafsir as-Saadi
"Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (Surga), dan menun-juki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni Surga, mereka kekal di dalamnya." (Yunus: 25-26).
(25) Allah mengajak, mendorong dan menganjurkan hamba-hambaNya secara umum kepada Darussalam, dan Dia mengkhusus-kan hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki untuk dipilih dan diangkatNya. Ini adalah karunia dan kebaikanNya, dan Allah meng-khususkan rahmatNya kepada hambaNya yang Dia kehendaki. Itu adalah keadilan dan hikmahNya, tidak ada seorang pun yang memiliki hujjah setelah adanya penjelasan dan diutusnya Rasul. Allah menamankan Surga dengan Darussalam karena ia selamat dari segala cacat dan kekurangan, dan hal itu karena kesempurnaan nikmatnya, kelengkapannya, kekekalannya dan keindahannya dari segala segi.
(26) Manakala Dia mengajak kepada Darussalam maka se-akan-akan jiwa itu berhasrat kepada amal perbuatan yang mengan-tarkan kepada surga, maka Dia menyampaikannya dengan Firman-Nya, ﴾ لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ ٱلۡحُسۡنَىٰ وَزِيَادَةٞۖ ﴿ "Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya." Maksudnya, orang-orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Allah hendaklah beribadah kepadaNya dengan pijakan muraqabah (merasa diawasi), dan ketulusan dalam beribadah, serta melaksanakan apa yang dia mampu darinya. Mereka juga berbuat baik kepada hamba-hamba Allah dengan apa yang mereka mampu, berupa perbuatan baik yang bersifat perkataan, dan perbuatan: memberikan kebaikan materi, kebaikan jasmani, amar ma'ruf, nahi mungkar, mengajar orang-orang bodoh, memberi nasihat kepada orang-orang yang berpaling dan kebaikan-kebaikan yang lain. Orang-orang yang berbuat baik itulah yang mendapatkan kebaikan yaitu Surga yang sempurna kebaikannya dan sebuah tambahan yaitu melihat Wajah Allah yang mulia, mendengar FirmanNya, meraih ridhaNya, berbahagia dengan kedekatan kepadaNya. Dengan ini terwujudlah harapan tertinggi yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap dan sesuatu yang dimohon oleh orang-orang yang memohon.
Kemudian Dia menyebutkan lenyapnya ketakutan mereka, Dia berfirman, ﴾ وَلَا يَرۡهَقُ وُجُوهَهُمۡ قَتَرٞ وَلَا ذِلَّةٌۚ ﴿ "Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan." Maksudnya, mereka tidak di-timpa sesuatu yang tidak diinginkan dari segi apa pun, karena jika sesuatu yang tidak diinginkan menimpa manusia, maka hal itu akan terbaca di wajahnya, ia akan kusut dan suram. Adapun mereka (yang beramal shalih), maka Allah berfirman tentang mereka,
﴾ تَعۡرِفُ فِي وُجُوهِهِمۡ نَضۡرَةَ ٱلنَّعِيمِ 24 ﴿
"Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan." (Al-Muthaffifin: 24).
Mereka itu adalah penduduk surga yang tinggal kekal di dalamnya, tidak berpindah, tidak lenyap dan tidak akan berubah.