عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالِ ( الرعد: ٩ )
`Ālimu Al-Ghaybi Wa Ash-Shahādati Al-Kabīru Al-Muta`ālī. (ar-Raʿd 13:9)
Artinya:
(Allah) Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nyata; Yang Mahabesar, Mahatinggi. (QS. [13] Ar-Ra'd : 9)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui semua yang gaib dan yang nyata; Dia adalah Tuhan Yang Mahabesar, Mahatinggi.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menjelaskan bahwa Dialah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib, yang tampak, dan yang tidak bisa diketahui oleh pancaindra manusia. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa ada makhluk yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, karena kecil sekali. Ia baru dapat dilihat dengan mikroskop dan teleskop, seperti bakteri dan virus yang dapat menularkan bermacam-macam penyakit yang sulit sekali untuk diberantas, atau sampai sekarang belum ditemukan obat pembasminya. Bakteri dan virus itu termasuk tentara Allah, yang tidak dapat diketahui berapa jumlahnya melainkan oleh Allah sendiri, seperti diterangkan dalam firman-Nya:
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
...dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Munzir, telah menceritakan kepada kami Ma'an, telah menceritakan kepada kami Malik, dari Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kunci-kunci kegaiban ada lima, tiada yang mengetahuinya selain Allah, yaitu: Tiada yang mengetahui apa yang akan terjadi besok kecuali hanya Allah, tiada yang mengetahui apa yang terkandung di dalam rahim kecuali hanya Allah, tiada yang mengetahui bila hujan turun kecuali hanya Allah, seseorang tidak akan mengetahui di negeri mana ia akan mati, dan tiada yang mengetahui bila kiamat terjadi kecuali hanya Allah.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
...dan kandungan rahim yang kurang sempurna.
Yaitu janin yang gugur.
...dan kandungan yang bertambah.
Rahim yang sempurna terus bertambah masa kandungannya hingga melahirkannya dengan sempurna, berbeda dengan rahim yang kurang sempurna, kelahirannya prematur. Demikian itu karena di antara kaum wanita ada yang masa kandungannya mencapai sepuluh bulan, ada pula yang masa kandungannya sembilan bulan. Di antara kaum wanita ada yang masa kandungannya lebih lama daripada biasanya, ada pula yang kurang dari biasanya. Hal itulah yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat ini, semuanya itu terjadi berdasarkan pengetahuan dari Allah Swt.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
...dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah.
Yang dimaksud dengan rahim yang kurang sempurna ialah yang kelahirannya kurang dari sembilan bulan, sedangkan yang bertambah ialah yang masa kelahirannya lebih dari itu. Ad-Dhahhak mengatakan bahwa ibunya melahirkannya setelah mengandung selama dua tahun, ketika ia dilahirkan, kedua gigi serinya telah tumbuh.
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Jamilah binti Sa'd, dari Siti Aisyah yang mengatakan bahwa tiada kandungan yang lamanya lebih dari dua tahun (kecuali) sekadar bergeraknya bayangan alat tenun.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
...dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah.
Yakni wanita yang melihat darah keluar dari rahimnya, dan masa kelahiran yang lebih dari sembilan bulan.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Atiyyah Al-Aufi. Al-Hasan Al-Basri, Qatadah, dan Ad-Dahhak. Mujahid mengatakan pula bahwa maksudnya yaitu apabila wanita melihat darah sebelum masa sembilan bulan kandungan. Mujahid menambahkan atas sembilan bulan hari-hari seperti hari-hari haid.
Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Ibnu Zaid, serta Mujahid mengatakan pula sehubungan dengan makna firman-Nya:
...dan kandungan rahim yang kurang sempurna.
Bahwa makna yang dimaksud ialah bila si wanita yang bersangkutan mengeluarkan darah hingga bayinya lahir secara prematur.
...dan yang bertambah.
Jika wanita yang bersangkutan tidak mengeluarkan darah, berarti bayi yang dilahirkannya sempurna dan sehat.
Mak-hul mengatakan bahwa janin dalam perut ibunya tidak meminta, tidak bersedih, dan tidak merengek, melainkan rezekinya datang sendiri kepadanya dalam perut ibunya dari darah haidnya. Karena itulah wanita yang hamil tidak haid. Apabila bayi telah lahir, maka ia menangis, dan tangisannya itu merupakan reaksi terhadap dunianya yang baru. Apabila tali pusarnya telah dipotong, maka Allah memindahkan rezekinya kepada kedua susu ibunya agar ia tidak bersedih, tidak meminta, dan tidak merengek. Kemudian jadilah ia seorang anak balita yang dapat mengambil sesuatu dengan telapak tangannya, lalu memakannya. Tetapi apabila ia telah berusia balig dan mengatakan, "Matilah atau terbunuhlah (aku), dari manakah aku mendapat rezeki?" Maka Mak-hul menjawab, "Celakalah engkau, memang selagi kamu masih dalam kandungan ibumu Allah memberimu rezeki melalui ibumu. Tetapi bila kamu telah besar dan berakal, kamu katakan, 'Matilah atau terbunuhlah (aku), dari mana rezekiku?'." Kemudian Mak-hul membacakan firman-Nya:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan. , hingga akhir ayat
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
Yakni ada batas ajalnya.
Allah mencatat rezeki makhluk-Nya dan ajal mereka, dan Dia menjadikan hal tersebut ada batasannya yang telah ditentukan. Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan bahwa salah seorang putri Nabi Saw. mengirimkan seorang pesuruh kepadanya untuk memberitahukan bahwa anak lelakinya sedang menjelang ajalnya, dan ia menginginkan Nabi Saw. datang menghadirinya. Maka Nabi Saw. mengirimkan pesuruh kepada putrinya itu untuk menyampaikan sabdanya yang mengatakan:
Sesungguhnya Allah berhak mengambil, dan Dialah Yang memberi, dan segala sesuatu di sisi-Nya ada balasan yang telah ditentukannya). Maka perintahkanlah kepadanya agar bersabar dan menghadapinya dengan harapan akan memperoleh pahala Allah.
Adapun firman Allah Swt.:
Yang mengetahui semua yang gaib dan yang tampak. (Ar Ra'du:9)
Maksudnya, Allah mengetahui segala sesuatu yang tampak oleh hamba-hamba-Nya dan yang tidak tampak oleh mereka, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya:
Yang Mahabesar. (Ar Ra'du:9)
Yakni Dia Mahabesar atas segala sesuatu.
lagi Mahatinggi. (Ar Ra'du:9)
Yaitu Mahatinggi atas segala sesuatu. Dalam ayat lain disebutkan: ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Ath Thalaaq:12) Dia berkuasa atas segala sesuatu. Maka tunduklah semua diri kepadaNya, dan takluklah semua hamba kepada-Nya, baik dengan senang hati ataupun terpaksa.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Yang mengetahui semua yang gaib dan yang tampak) hal-hal yang gaib dan hal-hal yang kelihatan (Yang Maha Besar) Maha Agung (lagi Maha Tinggi) di atas semua makhluk-Nya dengan cara paksa. Lafal al-muta`aal dapat pula di baca al-muta`aaliy dengan memakai huruf ya di akhirnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dialah yang mengetahui sesuatu yang gaib, yang luput dari jangkauan indera kita dan sesuatu yang nyata, yang dapat kita saksikan dengan indera, dengan ilmu-Nya yang jauh lebih luas dari sekadar apa yang kita lihat. Dia Mahabesar yang lebih besar dari segala yang ada di alam raya.