"Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Allah telah mencipta-kan langit dan bumi dengan haq. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru. Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah. Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul meng-hadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong, 'Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindar-kan dari kami azab Allah (walaupun) sedikit saja,' Mereka menja-wab, 'Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri'." (Ibrahim: 19-21).
(19) Allah تعالى mengingatkan para hambaNya bahwasanya Dia ﴾ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّۚ ﴿ "telah menciptakan langit dan bumi dengan haq", agar makhluk-makhlukNya beribadah kepadaNya, mengenal-Nya, serta memerintahkan dan melarang mereka. Juga supaya me-reka menjadikan keduanya (langit dan bumi) dan seisinya sebagai bukti atas kesempurnaan sifatNya, dan supaya mereka mengetahui bahwa Dzat yang menciptakan langit dan bumi –padahal begitu besar dan luas– mampu untuk mengembalikan mereka kepada ciptaan yang baru, untuk membalas mereka atas kebaikan dan ke-burukan mereka, dan (memberitahukan bahwa) kekuasaan Allah dan kehendakNya tidak kerepotan untuk melakukannya.
Oleh karenanya, Allah berfirman, ﴾ إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ وَيَأۡتِ بِخَلۡقٖ جَدِيدٖ ﴿ "Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakanmu, dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru", ayat itu mengandung suatu pengertian, bila Allah menghendaki, niscaya Allah melenyapkan kalian dan mendatangkan umat yang baru selain kalian, yang akan menjadi makhluk yang lebih taat kepada Allah daripada kalian. Dan juga memuat pengertian, jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan me-musnahkan kalian lantas mengembalikan wujud kalian dengan membangkitkan kalian (dari kubur) dalam wujud manusia baru. Dua pengertian ini ditunjukkan pada pembahasan Hari Kiamat yang disebutkan Allah nanti.
(20) ﴾ وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٖ ﴿ "Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah", maksudnya, tidak mustahil, bahkan merupakan perkara mudah sekali bagiNya.
﴾ مَّا خَلۡقُكُمۡ وَلَا بَعۡثُكُمۡ إِلَّا كَنَفۡسٖ وَٰحِدَةٍۚ ﴿
"Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja." (Luqman: 28)
﴾ وَهُوَ ٱلَّذِي يَبۡدَؤُاْ ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ وَهُوَ أَهۡوَنُ عَلَيۡهِۚ ﴿
"Dan Dia-lah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemu-dian mengembalikan (menghidupkan)nya, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya." (Ar-Rum: 27).
(21) ﴾ وَبَرَزُواْ ﴿ "Dan mereka akan berkumpul", yaitu makhluk-makhluk ﴾ لِلَّهِ جَمِيعٗا ﴿ "semuanya menghadap ke hadirat Allah", ketika sangkakala ditiup. Mereka pun bangkit dari kubur-kubur menuju Rabb mereka, berdiri di permukaan bumi yang rata, datar sama sekali, tiada sedikit pun kamu melihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi. Mereka berdiri menghadap ke hadirat Allah, tidak ada sesuatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi atasNya. Ketika berhadapan, maka mereka melakukan perdebatan mencari-cari alasan. Setiap orang membebaskan dirinya dan berupaya mem-bela diri sebisanya. Tetapi, apakah itu bisa mereka lakukan?
Maka berkatalah, ﴾ ٱلضُّعَفَٰٓؤُاْ ﴿ "orang-orang yang lemah", yaitu yang mengekor dan mengedepankan fanatisme buta ﴾ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ ﴿ "kepada orang-orang yang sombong", mereka adalah para panutan mereka yang menjadi lokomotif dalam kesesatan, ﴾ إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعٗا ﴿ "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu", di dunia, kalian memerintahkan kami untuk berbuat kesesatan dan menyo-dorkannya kepada kami dalam keadaan memikat sehingga kalian pun menjerumuskan kami dalam kesesatan.
﴾ فَهَلۡ أَنتُم ﴿ "Maka dapatkah kamu", pada hari ini ﴾ مُّغۡنُونَ عَنَّا مِنۡ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۚ ﴿ "menghindarkan dari kami azab Allah (walaupun) sedikit saja", meski hanya siksaan seberat biji dzarrah saja. Seandainya ﴾ قَالُواْ ﴿ "me-reka mengatakan", yaitu para panutan dan pimpinan, "Kami menyesat-kan kalian sebagaimana kami telah sesat, maka ﴾ لَوۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ لَهَدَيۡنَٰكُمۡۖ ﴿ "seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu", sehingga tidak ada seorang pun yang bisa menolong orang lain. ﴾ سَوَآءٌ عَلَيۡنَآ أَجَزِعۡنَآ ﴿ "Sama saja bagi kita apa-kah kita mengeluh", karena siksaan ﴾ أَمۡ صَبَرۡنَا ﴿ "ataukah sabar" mengha-dapinya ﴾ مَا لَنَا مِن مَّحِيصٖ ﴿ "sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri", (yaitu berupa) tempat perlindungan yang kami bersembunyi di sana, juga tidak ada tempat melarikan diri bagi kami dari siksaan Allah.