Al-Hijr Ayat 77
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّلْمُؤْمِنِيْنَۗ ( الحجر: ٧٧ )
'Inna Fī Dhālika La'āyatan Lilmu'uminīna. (al-Ḥijr 15:77)
Artinya:
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang beriman. (QS. [15] Al-Hijr : 77)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Sungguh, pada yang demikian itu, yaitu peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam kisah-kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Lut bersama kaum mereka, benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah bagi orang yang beriman.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kemudian Allah swt memperingatkan bahwa azab yang ditimpakan-Nya kepada kaum Lut sehingga mereka hancur binasa serta terhindarnya Lut beserta pengikutnya merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah. Dia akan mengazab setiap orang yang ingkar dan durhaka dan memberi pahala orang-orang yang beriman kepada-Nya. Sedang bagi orang-orang kafir, peristiwa yang menghancurkan kaum Lut itu hanyalah semata-mata akibat bencana alam. Adanya gempa bumi, panas terik sepanjang tahun, dan timbulnya wabah penyakit adalah suatu hal yang biasa terjadi di alam ini, tidak ada hubungan dengan kedurhakaan dan keingkaran manusia pada Allah swt.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya apa yang telah Kami perbuat terhadap kaum Lut—yaitu membinasakan dan menghancurkan mereka, serta Kami selamatkan Lut dan keluarganya dari azab itu— benar-benar terdapat tanda yang jelas -dan gamblang bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, bahwa Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda) yakni pelajaran-pelajaran (bagi orang-orang yang beriman).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Keberadaannya di jalan yang jelas dan dilalui manusia merupakan bukti dilaksanakannya janji Allah yang diketahui oleh orang-orang Mukmin yang tunduk kepada kebenaran.
6 Tafsir as-Saadi
"Ibrahim berkata, 'Apakah urusanmu yang penting (selain itu) hai para utusan?' Mereka menjawab, 'Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa, kecuali Luth beserta pengikut-peng-ikutnya. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan mereka semua-nya, kecuali istrinya, kami telah menentukan, bahwa ia termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya).' Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut-pengikutnya, ia berkata, 'Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal.' Para utusan menjawab, 'Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan kami datang kepadamu mem-bawa kebenaran, dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorang pun di antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu.' Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu Shubuh. Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata, 'Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku). Dan bertakwa-lah kepada Allah, dan janganlah kamu membuat aku terhina'. Mereka berkata, 'Dan bukankah kami telah melarangmu dari (me-lindungi ) manusia?' Luth berkata, 'Inilah putri-putri (negeri)ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal).' (Allah berfirman), 'Demi umurmu (Muhammad), sesungguh-nya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan).' Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." (Al-Hijr: 57-77).
(57) ﴾ قَالَ ﴿ "Dia berkata", Ibrahim al-Khalil عليه السلام berkata kepada para malaikat, ﴾ فَمَا خَطۡبُكُمۡ أَيُّهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ ﴿ "Apakah urusanmu yang penting (selain itu) hai para utusan", apakah kepentingan kalian? Mengapa kalian diutus?
(58) ﴾ قَالُوٓاْ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمٖ مُّجۡرِمِينَ ﴿ "Mereka menjawab, 'Kami sesung-guhnya diutus kepada kaum yang berdosa'," yaitu kepada kaum yang kerusakannya sudah merajalela dan keburukannya sudah besar, agar kami timpakan siksa dan hukuman atas mereka.
(59-60) ﴾ إِلَّآ ءَالَ لُوطٍ ﴿ "Kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya", maksudnya kecuali Nabi Luth dan keluarganya. ﴾ إِلَّا ٱمۡرَأَتَهُۥ قَدَّرۡنَآ إِنَّهَا لَمِنَ ٱلۡغَٰبِرِينَ ﴿ "Kecuali istrinya, Kami telah menentukan, bahwa sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya", maksudnya termasuk orang-orang yang tetap dirun-dung oleh siksa. Adapun Nabi Luth, maka kami benar-benar menge-luarkannya dan anggota keluarganya, dan menyelamatkan mereka dari hukuman itu. Maka mulailah Ibrahim beradu argumentasi de-ngan para utusan itu (malaikat) mengenai pemusnahan kaum Nabi Luth, dan beliau melakukan lobby (agar siksaan itu tidak terealisasi). Maka dikatakan kepada beliau,
﴾ يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ أَعۡرِضۡ عَنۡ هَٰذَآۖ إِنَّهُۥ قَدۡ جَآءَ أَمۡرُ رَبِّكَۖ وَإِنَّهُمۡ ءَاتِيهِمۡ عَذَابٌ غَيۡرُ مَرۡدُودٖ 76 ﴿
"Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Rabbmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi oleh azab yang tidak dapat ditolak." (Hud: 76).
Maka para malaikat itu meninggalkan beliau.
(61-62) ﴾ فَلَمَّا جَآءَ ءَالَ لُوطٍ ٱلۡمُرۡسَلُونَ 61 قَالَ ﴿ "Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut-pengikutnya. Ia berkata", maka Luth berkata kepada mereka, ﴾ إِنَّكُمۡ قَوۡمٞ مُّنكَرُونَ ﴿ "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal", maksudnya aku tidak mengenal kalian dan tidak mengetahui siapakah gerangan kalian itu.
(63) ﴾ قَالُواْ بَلۡ جِئۡنَٰكَ بِمَا كَانُواْ فِيهِ يَمۡتَرُونَ ﴿ "Para utusan menjawab, 'Se-benarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan'," maksudnya, kami mendatangi kalian untuk me-nyiksa mereka, yaitu orang-orang yang meragukan kedatangan siksa dan mendustakan dirimu ketika engkau menjanjikan kepada mereka tentang kedatangannya.
(64) ﴾ وَأَتَيۡنَٰكَ بِٱلۡحَقِّ ﴿ "Dan kami datang kepadamu membawa kebe-naran", bukan barang guyonan ﴾ وَإِنَّا لَصَٰدِقُونَ ﴿ "dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar", atas apa yang kami ucapkan.
(65) ﴾ فَأَسۡرِ بِأَهۡلِكَ بِقِطۡعٖ مِّنَ ٱلَّيۡلِ ﴿ "Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu", yaitu di tengah malam, saat mata-mata terlelap, dan tidak ada seorang pun mengetahui perjalanan kalian di malam hari. ﴾ وَلَا يَلۡتَفِتۡ مِنكُمۡ أَحَدٞ ﴿ "Dan janganlah seorang pun di antara kamu menoleh ke belakang", maksudnya, bahkan bergegas dan cepatlah ﴾ وَٱمۡضُواْ حَيۡثُ تُؤۡمَرُونَ ﴿ "dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu." Seakan-akan mereka disertai oleh seorang pemandu jalan yang menunjukkan ke mana mereka harus mengarahkan langkah.
(66) ﴾ وَقَضَيۡنَآ إِلَيۡهِ ذَٰلِكَ ﴿ "Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu", maksudnya Kami telah menyampaikan kepadanya se-buah berita yang tidak ada duanya ﴾ أَنَّ دَابِرَ هَٰٓؤُلَآءِ مَقۡطُوعٞ مُّصۡبِحِينَ ﴿ "yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu Shubuh." Siksa akan men-datangi mereka di waktu Shubuh, yang akan menimpa dan meng-habisi mereka secara tuntas.
(67-69) ﴾ وَجَآءَ أَهۡلُ ٱلۡمَدِينَةِ ﴿ "Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth)", yaitu kota tempat Nabi Luth berada[11] ﴾ يَسۡتَبۡشِرُونَ ﴿ "dengan gembira (karena kedatangan tamu-tamu itu)," maksudnya mereka sa-ling menyampaikan kabar gembira kepada sebagian lainnya ten-tang tamu-tamu Nabi Luth, ketampanan wajah mereka dan kemam-puan mereka untuk dapat menguasai para tamu itu. Hal itu, lantaran mereka berniat untuk melangsungkan perbuatan keji terhadap para tamu itu. Orang-orang itu datang dan sampai ke rumah Nabi Luth. Mereka mulai membujuk Nabi Luth supaya menyerahkan tamu-tamunya. Sedangkan Nabi Luth benar-benar memohon perlindungan (kepada Allah) dari mereka seraya berkata, ﴾ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ ضَيۡفِي فَلَا تَفۡضَحُونِ 68 وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُخۡزُونِ 69 ﴿ "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka jangan-lah kamu memberi malu (kepadaku). Dan bertakwalah kepada Allah, dan janganlah kamu membuat aku terhina," maksudnya yakinilah pertama-tama bahwa Allah itu mengawasi kalian. Jika memang tidak ada rasa takut pada kalian kepada Allah, maka janganlah kalian mem-permalukan aku di hadapan tamu-tamuku dan selanjutnya kalian melakukan perbuatan yang bejat dengan mereka.
(70) Maka ﴾ قَالُوٓاْ ﴿ "mereka berkata", untuk menjawab perka-taan Luth yang berbunyi, ﴾ وَلَا تُخۡزُونِ ﴿ "dan janganlah kalian membuat aku terhina", ini saja (permintaanku). ﴾ أَوَلَمۡ نَنۡهَكَ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Dan bukan-kah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?", menerima mereka sebagai tamu. Padahal kami telah memperingatkan engkau, dan barangsiapa yang memperingatkan, maka sungguh ia sudah memberikan toleransi.
(71-72) ﴾ قَالَ ﴿ "Luth berkata", kepada mereka lantaran se-makin gentingnya keadaan yang menghimpitnya, ﴾ هَٰٓؤُلَآءِ بَنَاتِيٓ إِن كُنتُمۡ فَٰعِلِينَ ﴿ "Inilah putri-putri (negeri)ku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)", mereka tidak mempedulikan penuturan-nya. Karena itu, Allah berkata kepada RasulNya, Muhammad, ﴾ لَعَمۡرُكَ إِنَّهُمۡ لَفِي سَكۡرَتِهِمۡ يَعۡمَهُونَ ﴿ "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)", kemabukan (mereka) ini, adalah mabuk cinta untuk melakukan perbuatan keji yang mana mereka itu sudah tidak mempedulikan cercaan dan cela-an atas perbuatan itu.
(73) Maka, setelah para utusan itu menjelaskan jati diri me-reka kepada Luth, hilanglah apa yang dirasakan olehnya, berupa kesempitan dan kesulitan. Dia pun menaati perintah Rabbnya dan berjalan di malam hari bersama para pengikutnya. Mereka pun akhirnya selamat. Sementara itu, penduduk daerah tersebut, ﴾ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّيۡحَةُ مُشۡرِقِينَ ﴿ "maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit," yaitu ketika matahari terbit, hukuman semakin dahsyat atas diri mereka.
(74) ﴾ فَجَعَلۡنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا ﴿ "Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah", maksudnya Kami telah menjungkirbalikkan kota mereka, ﴾ وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهِمۡ حِجَارَةٗ مِّن سِجِّيلٍ ﴿ "dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras", batu-batu itu menguntit orang-orang yang berlarian (tanpa arah) di tempat itu.
(75) ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡمُتَوَسِّمِينَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda," yaitu bagi orang-orang yang mere-nung lagi berpikir yang mereka itu memiliki daya tangkap pikiran, ketenangan dan firasat yang menjadi jembatan bagi mereka untuk memahami misi (hikmah) yang dimaksudkan pada kejadian tersebut, yaitu bahwa orang-orang yang lancang untuk berbuat maksiat ke-pada Allah, terutama praktik keji yang fatal ini, maka Allah akan menjatuhkan hukuman kepada mereka dengan hukuman yang me-ngerikan, sebagaimana mereka telah berbuat lancang mengerjakan kesalahan yang sangat bejat.
(76) ﴾ وَإِنَّهَا ﴿ "Dan sesungguhnya kota itu", yaitu kota Nabi Luth, ﴾ لَبِسَبِيلٖ مُّقِيمٍ ﴿ "benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui ma-nusia)," pada (jalan) yang dilewati orang-orang. Setiap orang yang suka mondar-mandir akan melewati kota tersebut akan mengetahui.
(77) ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." Dalam kisah ini terkandung berbagai macam pela-jaran penting, (di antaranya): Perhatian Allah تعالى kepada kekasih-Nya, Ibrahim, karena Nabi Luth عليه السلام termasuk pengikut beliau, dan orang yang beriman kepada beliau. Seolah-olah menjadi muridnya. Maka, ketika Allah berkehendak untuk menghancurkan kaum Nabi Luth, saat mereka berhak mendapatkan balasan itu, maka Allah memerintahkan para utusanNya (malaikat) untuk mampir ke Nabi Ibrahim عليه السلام guna menyampaikan kabar gembira (mengenai kela-hiran) seorang anak dan memberitahukan kepada beliau misi peng-utusan mereka, hingga akhirnya beliau mempersoalkan kepada mereka tentang pemusnahan kaum Luth. Sampai akhirnya, para malaikat berhasil menyampaikan jawaban yang memuaskan kepada beliau, dan jiwa beliau pun lega. Begitu pula Luth 'عليه السلام. Saat mereka itu (kaum yang akan ditimpa siksa) adalah penduduk negerinya, mungkin saja rasa iba dan kasihan kepada mereka mengendalikan perasaannya. Maka, Allah menakdirkan sebab kausalitas yang mem-buatnya semakin marah dan geram (terhadap kaumnya), sampai beliau pun menganggap waktu kedatangan pemusnahan mereka terlalu lama, ketika disampaikan kepada beliau bahwa,
﴾ إِنَّ مَوۡعِدَهُمُ ٱلصُّبۡحُۚ أَلَيۡسَ ٱلصُّبۡحُ بِقَرِيبٖ 81 ﴿
"Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah waktu Shubuh. Bukankah waktu Shubuh itu sudah dekat?" (Hud: 81).
Pelajaran yang lain, bahwasanya Allah تعالى jika berkehendak untuk membinasakan suatu daerah, maka keburukan dan sifat me-lampaui batas mereka semakin menggila. Jika sudah sampai ambang batas, maka Allah menjatuhkan hukuman-hukuman yang pantas mereka terima.