Asy-Syu'ara' Ayat 122
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ ࣖ ( الشعراء: ١٢٢ )
Wa 'Inna Rabbaka Lahuwa Al-`Azīzu Ar-Raĥīmu. (aš-Šuʿarāʾ 26:122)
Artinya:
Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang. (QS. [26] Asy-Syu'ara' : 122)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa yang tidak berku-rang kekuasaan-Nya walaupun banyaknya orang yang ingkar kepada-Nya, Maha Penyayang dengan tidak cepat membinasakan orang yang durhaka kepada-Nya, tapi masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Setelah menerangkan kisah Nabi Nuh dan kaumnya, kebinasaan yang dialami orang-orang yang mengingkari seruan rasul dan kemenangan yang diperoleh orang-orang yang beriman, Allah lalu mengarahkan firman-Nya ini kepada Nabi Muhammad dan kaum Muslimin. Allah mengingatkan bahwa peristiwa di atas hendaklah menjadi iktibar atau pelajaran. Umat manusia seharusnya beriman kepada Nabi Muhammad dan menerima seruannya. Bila mereka mengingkarinya, maka hal yang sama dapat terjadi pada mereka. Allah mampu melaksanakan ancaman-Nya apabila Dia menghendaki. Akan tetapi, Allah masih memberi kesempatan kepada umat manusia, karena Ia Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Setelah Nuh a.s. tinggal lama di kalangan mereka seraya menyeru mereka untuk menyembah Allah siang dan malam, baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan, dan setiap kali Nuh a.s. menyeru mereka untuk menyembah Allah, maka semakin nekad pula sikap mereka dalam kekafirannya dan makin sengit pula penolakan mereka terhadap seruannya. Pa'da akhirnya mereka mengatakan:
Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti, hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam. (Asy-Syu'ara': 116)
Yakni sungguh jika kamu tidak mau berhenti dari seruanmu itu yang mengajak agar memeluk agamamu.
niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam. (Asy-Syu'ara': 116)
Artinya, sungguh kami akan merajammu. Maka pada saat itulah Nabi Nuh a.s. berdoa kepada Allah untuk kebinasaan mereka, yaitu dengan suatu doa yang diperkenankan oleh Allah Swt.
Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka. (Asy-Syu'ara': 117-118), hingga akhir ayat.
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Maka dia mengadu kepada Tuhannya, "Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan. Oleh sebab itu, tolonglah (aku).”(Al-Qamar: 10), hingga akhir ayat.
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (Asy-Syu'ara': 119-120)
Al-masyhun artinya penuh dengan muatan barang dan berbagai macam binatang yang dimuat di dalamnya, masing-masing jenis satu jodoh. Yakni Kami selamatkan Nuh beserta semua pengikutnya dan Kami tenggelamkan semua orang yang kafir kepadanya dan menentang perintahnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 121-122)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang").
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dan sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa untuk membalas para tiran yang membangkang; Maha Pemberi nikmat bagi orang-orang yang bertakwa.
6 Tafsir as-Saadi
"Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak ber-takwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.' Mereka berkata, 'Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?' Nuh menja-wab, 'Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan? Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kamu menyadari. Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Tidaklah aku (ini) melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan.' Mereka berkata, 'Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam.' Nuh berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang beriman besertaku.' Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang." (Asy-Syu'ara`: 105-122).
(105-110) Allah سبحانه وتعالى menjelaskan pendustaan kaum nabi Nuh terhadap rasul mereka, yaitu Nuh, dan (menjelaskan) jawabannya terhadap mereka dan jawaban mereka terhadapnya, serta kesudah-an semuanya, seraya berfirman, ﴾ كَذَّبَتۡ قَوۡمُ نُوحٍ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "Kaum Nuh telah mendustakan para rasul," semuanya. Sebab pendustaan mereka ter-hadap Nuh adalah sama dengan mendustakan semua rasul, karena mereka semua sepakat atas satu dakwah dan satu informasi. Maka mendustakan salah satunya sama dengan mendustakan semua ke-benaran yang mereka bawa.
Mereka telah mendustakannya. ﴾ إِذۡ قَالَ لَهُمۡ أَخُوهُمۡ ﴿ "ketika saudara mereka berkata kepada mereka." Maksudnya, saudara senasab, yaitu ﴾ نُوحٌ ﴿ "Nuh." Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى hanya mengangkat para rasul itu dari nasab (keturunan, marga) kaum yang mana dia diutus ke-pada mereka, agar mereka tidak merasa jijik (segan) untuk tunduk kepadanya karena sudah mengetahui hakikat jati dirinya, sehingga mereka tidak perlu mencarinya. Maka Nuh berkata kepada mereka dengan ucapan yang paling santun, sebagaimana cara para rasul lainnya, ﴾ أَلَا تَتَّقُونَ ﴿ "Mengapa kamu tidak bertakwa," kepada Allah, lalu meninggalkan kebiasaan kalian menyembah berhala-berhala, dan memurnikan ibadah kepada Allah semata.
﴾ إِنِّي لَكُمۡ رَسُولٌ أَمِينٞ ﴿ "Sesungguhnya aku adalah seorang rasul keperca-yaan untuk kalian," maka keberadaan sebagai utusan (rasul) yang diutus kepada mereka secara khusus mewajibkan mereka mene-rima apa saja yang diajarkan kepada mereka, beriman kepadanya dan bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى atas pengistimewaan yang dianu-gerahkan kepada mereka berupa seorang rasul yang mulia ini. Dan keberadaannya sebagai orang yang terpercaya itu berarti dia sama sekali tidak berdusta atas Nama Allah, tidak menambah wahyuNya dan tidak pula menguranginya. Hal ini mengharuskan mereka untuk membenarkan semua khabar yang diberitakannya dan mematuhi semua perintah-perintahnya, ﴾ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿ "maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku," dalam hal apa saja yang dia perintahkan kepada kalian dan dia larang terhadap kalian. Inilah sebenarnya konsekuensi dari keberadaannya sebagai seorang rasul yang terpercaya yang diutus kepada mereka. Maka dari itu dia menyebutkan sebab akibatnya dengan huruf fa` (pada ungkapan فَاتَّقُوا اللّٰهَ) yang menunjukkan arti "sebab" lalu menyebutkan sebab yang mengharuskan kemudian menyebutkan tidak adanya peng-halang, seraya berfirman, ﴾ وَمَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٍۖ ﴿ "Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu," sehingga akan membuat kalian terbebani dengan beban yang berat.
﴾ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Upahku tidak lain hanyalah dari Rabb se-mesta alam." Aku berharap melalui seruan ini kedekatan dariNya dan pahala yang berlimpah. Adapun kalian, maka angan-angan dan puncak keinginanku dari kalian adalah memberi nasihat kepada kalian dan kalian mau menempuh jalan yang lurus.
﴾ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿ "Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah ke-padaku." Beliau mengulangi ungkapan ini karena beliau berulang-ulang mengajak kaumnya dan karena lamanya beliau dalam mela-kukan tugas ini, sebagaimana Allah سبحانه وتعالى berfirman,
﴾ فَلَبِثَ فِيهِمۡ أَلۡفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمۡسِينَ عَامٗا ﴿
"Lalu dia tinggal di tengah-tengah mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun." (Al-Ankabut: 14)
Dan,
﴾ قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوۡتُ قَوۡمِي لَيۡلٗا وَنَهَارٗا 5 فَلَمۡ يَزِدۡهُمۡ دُعَآءِيٓ إِلَّا فِرَارٗا 6 ﴿
"Nuh berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah menyeru kaum-ku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)'." (Nuh: 5-6).
(111) Maka mereka berkata sebagai jawaban terhadap dakwahnya dan penolakan terhadapnya dengan sesuatu yang tidak laik untuk dijadikan sebagai penolakan, ﴾ أَنُؤۡمِنُ لَكَ وَٱتَّبَعَكَ ٱلۡأَرۡذَلُونَ ﴿ "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" Maksudnya, bagaimana mungkin kami akan mengikutimu sedangkan kami tidak melihat para pengikutmu melainkan orang-orang hina, rendah dan sampah masyarakat. De-ngan ini dapat diketahui kesombongan mereka terhadap kebenaran dan kebodohan mereka terhadap kenyataan.
Sebab, sesungguhnya kalau saja tujuan mereka adalah kebe-naran tentu mereka akan mengatakan, (kalau seandainya mereka memiliki rasa ketidakjelasan dan keraguan terhadap dakwahnya), "Jelaskanlah kepada kami kebenaran apa yang engkau ajarkan ini dengan cara-cara yang bisa mengantarkan kepadanya!" Kalau seandainya mereka mengamati dengan sebenar-benarnya, tentu mereka mengetahui bahwa para pengikutnya adalah orang-orang yang mulia, sebaik-baik manusia, orang-orang yang memiliki akal yang matang dan akhlak mulia, dan bahwa sebenarnya orang-orang yang hina adalah mereka yang fungsi akalnya dicabut hingga menganggap baik penyembahan terhadap batu-batu, rela sujud dan berdoa kepadanya, serta enggan tunduk kepada dakwah para rasul yang mulia.
Hanya dengan (mengetahui tema) pembicaraan batil yang diungkapkan oleh salah satu dari dua pendebat itu, maka sangat mudah diketahui rusaknya pembicaraan itu, dan akal sudah bisa memastikan kebenaran klaim lawannya. Maka tatkala kita telah mendengar tentang kaum Nuh, yaitu bahwa mereka telah berkata di dalam penolakan mereka terhadap dakwah Nuh,﴾ أَنُؤۡمِنُ لَكَ وَٱتَّبَعَكَ ٱلۡأَرۡذَلُونَ ﴿ "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" di mana mereka berpegang kepada prinsip yang setiap orang mengetahui ketidakbenarannya dalam penolakannya terhadap dakwah Nuh, maka kita dapat mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang sesat lagi salah, sekalipun kita belum menyaksikan bukti-bukti (mukjizat) dari Nuh dan dakwahnya yang mengindikasikan kepastian dan keyakian akan kejujurannya dan kebenaran ajaran yang dibawanya.
(112-115) Lalu Nuh عليه السلام menjawab, ﴾ وَمَا عِلۡمِي بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ 112 إِنۡ حِسَابُهُمۡ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّيۖ لَوۡ تَشۡعُرُونَ ﴿ "Bagaimana aku mengetahui apa yang telah me-reka kerjakan? Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Rabbku, kalau kamu menyadari." Maksudnya, amal perbuatan mereka dan perhitungannya adalah tanggung jawab Allah, sedang-kan kewajibanku hanyalah menyampaikan (tabligh), dan biarkan-lah mereka (jangan mencampuri urusan mereka). Jika ajaran yang aku bawa ini yang benar, maka tunduklah kepadanya, dan masing-masing mempunyai amal sendiri-sendiri. ﴾ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman." Seakan-akan mereka, (semoga Allah memperburuk mereka), menuntut kepada Nuh agar mengusir orang-orang yang beriman itu karena kecongkakan dan kesombongan mereka (kaum yang tidak beriman) agar mereka mau beriman. Maka Nuh mengatakan, ﴾ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman." Sebab mereka tidak berhak diusir dan dihina, melainkan mereka lebih berhak dihormati, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan, sebagaimana difirmankan oleh Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِنَا فَقُلۡ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡۖ كَتَبَ رَبُّكُمۡ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَ ﴿
"Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah, 'Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu.' Rabbmu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang." (Al-An'am: 54).
﴾ إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Tidaklah aku (ini) melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan." Maksudnya, aku ini hanyalah seorang pemberi peringatan dan penyampai dari Allah dan seorang yang bersung-guh-sungguh di dalam memberikan nasihat kepada manusia, dan aku sama sekali tidak memiliki urusan sedikit pun, karena sesung-guhnya urusannya adalah milik Allah.
(116) Kemudian Nuh عليه السلام terus berdakwah kepada mereka siang dan malam, secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, namun mereka tidak bertambah kecuali makin jauh, dan ﴾ قَالُواْ لَئِن لَّمۡ تَنتَهِ يَٰنُوحُ ﴿ "Mereka berkata, 'Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti hai Nuh'," dari dakwahmu kepada kami agar kami hanya beribadah kepada Allah saja, ﴾ لَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمَرۡجُومِينَ ﴿ "niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam." Maksudnya, niscaya kami akan membunuhmu dengan sekeji-kejinya, yaitu dilempar dengan batu hingga mati, sebagaimana anjing dibunuh. Sungguh celaka mereka! Betapa sangat buruknya respons mereka! Mereka merespons orang yang sangat tulus nan terpercaya yang sangat sayang kepada me-reka daripada diri mereka sendiri, dengan seburuk-buruk respon.
(117-118) Sudah tidak diragukan lagi tatkala kezhaliman mereka memuncak dan kekufuran mereka makin dahsyat, maka Nabi mereka mendoakan mereka dengan suatu doa yang pasti menimpa mereka, seraya berkata,
﴾ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارًا 26 ﴿
"Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (Nuh: 26).
Sedangkan di sini dia mengatakan, ﴾ رَبِّ إِنَّ قَوۡمِي كَذَّبُونِ 117 فَٱفۡتَحۡ بَيۡنِي وَبَيۡنَهُمۡ فَتۡحٗا ﴿ "Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka." Maksudnya, binasakanlah orang yang membangkang di antara kami, sedangkan dia tahu bahwa mereka adalah para pembangkang yang zhalim, maka dari itu dia berkata, ﴾ وَنَجِّنِي وَمَن مَّعِيَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang beriman besertaku."
(119-122) ﴾ فَأَنجَيۡنَٰهُ وَمَن مَّعَهُۥ فِي ٱلۡفُلۡكِ ﴿ "Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam bahtera," maksudnya, kapal; ﴾ ٱلۡمَشۡحُونِ ﴿ "yang penuh muatan," yang terdiri dari manusia dan ber-bagai macam hewan. ﴾ ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا بَعۡدُ ﴿ "Kemudian sesudah itu Kami teng-gelamkan sesudahnya." Maksudnya, setelah Nuh dan orang-orang yang beriman bersamanya, ﴾ ٱلۡبَاقِينَ ﴿ "orang-orang yang tinggal." Mak-sudnya, kami menenggelamkan seluruh kaumnya.
﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu." Maksudnya, pada keselamatan Nuh dan para pengikutnya dan kebinasaan orang-orang yang mendustakannya, ﴾ لَأٓيَةٗۖ ﴿ "benar-benar terdapat tanda," yang membuktikan kebenaran para rasul Kami dan kebe-naran ajaran yang mereka bawa dan kebatilan ajaran yang dianut oleh musuh-musuh mereka yang mendustakan itu. ﴾ وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Dan sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Mahaperkasa," Yang me-lumpuhkan musuh-musuhNya dengan keperkasaanNya, sehingga Dia menenggelamkannya dengan badai topan.
﴾ ٱلرَّحِيمُ ﴿ "Lagi Maha Penyayang" kepada para waliNya (orang-orang yang setia kepadaNya), di mana Dia telah menyelamatkan Nuh beserta orang-orang yang bersamanya dari kaum yang ber-iman.