Al-'Ankabut Ayat 52
قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ شَهِيْدًاۚ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْبَاطِلِ وَكَفَرُوْا بِاللّٰهِ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ ( العنكبوت: ٥٢ )
Qul Kafaá Billāhi Baynī Wa Baynakum Shahīdāan Ya`lamu Mā Fī As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Bil-Bāţili Wa Kafarū Billāhi 'Ūlā'ika Hum Al-Khāsirūna. (al-ʿAnkabūt 29:52)
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), ”Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. [29] Al-'Ankabut : 52)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Katakanlah wahai Nabi Muhammad, “Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu bahwa aku telah menyampaikan risalah Ilahi ini kepadamu. Dia mengetahui urusan apa pun di antara kita. Apa yang di langit dan di bumi tidak ada yang tersembunyi bagi Allah. Dan Dia juga mengetahui orang-orang yang percaya kepada yang batil, yakni para penyembah berhala dan apa saja yang dipertuhankan selain Allah, dan orang-orang ingkar kepada eksistensi dan keesaan Allah, padahal mereka telah menyaksikan bukti-bukti yang jelas. Sungguh, mereka itulah orang-orang yang benar-benar rugi di dunia dan akhirat.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada orang-orang musyrik yang tetap tidak percaya kepada kerasulannya bahwa Allah mengetahui dan menyaksikan bagaimana ia telah melaksanakan tugas kepada mereka. Ia telah menyampaikan ancaman-ancaman dan kabar gembira kepada mereka, tetapi semua itu mereka ingkari. Allah mengetahui sikap mereka terhadap seruan Nabi saw, bahkan mengetahui isi hati mereka. Dia akan memberi ganjaran setiap sesuatu yang dikerjakan oleh makhluk-Nya. Seandainya Nabi Muhammad berdusta dan mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, ia pasti akan ditimpa azab. Allah berfirman:
Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya. Maka tidak seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami untuk menghukumnya). (al-haqqah/69: 44-47)
Allah menerangkan bahwa Dia mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi. Dia mengetahui keadaan makhluk-Nya dari yang halus dan tidak kelihatan oleh mata sampai kepada yang besar. Dia juga mengetahui keadaan orang-orang musyrik dan orang-orang beriman. Dia mengetahui pula tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik bahwa Al-Qur'an adalah buatan Muhammad, sekalipun tidak seorang pun dari mereka yang sanggup menandinginya. Orang-orang yang percaya kepada kebatilan dan mengingkari Allah itu adalah orang-orang yang merugi hidupnya di dunia dan akhirat.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman:
Katakanlah, "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu." (Al-'Ankabut: 52)
Dia lebih mengetahui tentang kedustaan yang kalian perbincangkan dan mengetahui pula apa yang aku ucapkan kepada kalian saat aku menyampaikan dari-Nya kepada kalian, bahwa diriku adalah utusan-Nya. Seandainya aku berkata dusta, tentulah Dia akan mengazabku, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari pemotongan urat nadi itu. (Al Haaqqah:44-47)
Tiada lain diriku ini adalah orang yang benar dalam semua yang aku beritakan kepada kalian, karena itulah Dia mengukuhkanku dengan berbagai mukjizat yang jelas dan dalil-dalil yang pasti.
Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. (Al-'Ankabut: 52)
Maksudnya, tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya".
Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi. (Al-'Ankabut: 52)
Yakni kelak di hari kiamat Allah akan membalas amal perbuatan mereka selama di dunia dan memberikan imbalan atas kedustaan mereka terhadap perkara yang hak dan keikutsertaan mereka dalam kebatilan. Mereka mendustakan para rasul, padahal semua dalil dan bukti menunjukkan kebenaran para rasul, tetapi justru mereka percaya kepada tagut dan berhala-berhala tanpa dalil. Maka kelak Allah akan membalas perbuatan mereka itu, sesungguhnya Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Katakanlah, "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antara kalian) yang menyaksikan kebenaranku (Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi) antara lain Dia mengetahui tentang keadaanku dan keadaan kalian. (Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil) yaitu yang menyembah kepada selain Allah (dan ingkar kepada Allah) sebagaimana yang kalian lakukan (mereka itulah orang-orang yang merugi.") dalam transaksi mereka, karena mereka telah membeli kekafiran dengan keimanan.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Katakanlah, "Cukuplah, bagiku dan bagi kalian, bahwa Allah menjadi saksi bahwa aku telah menyampaikan pesan-pesan-Nya yang harus aku sampaikan kepada kalian. Dia Mahateliti tentang segala urusanku dan urusanmu. Tidak ada sesuatu pun, baik di langit maupun di bumi, yang tersembunyi bagi Allah. Orang-orang yang mengingkari Allah dan menyembah selain Dia adalah orang-orang yang menjual keimanan dengan membeli kekufuran. Mereka akan menderita kerugian yang jelas.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan mereka berkata, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Rabbnya?' Katakanlah, 'Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata.' Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab sedang dia dibacakan kepada mereka. Sesung-guhnya di dalam (al-Qur`an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah, 'Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan bumi. Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi." (Al-Ankabut: 50-52).
(50) Maksudnya, orang-orang zhalim (yang mendustakan Rasulullah dan syariat yang beliau bawa) menentang dan meng-usulkan kepadanya agar diturunkan mukjizat-mukjizat yang dapat mereka lihat, sebagaimana perkataan mereka,
﴾ وَقَالُواْ لَن نُّؤۡمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفۡجُرَ لَنَا مِنَ ٱلۡأَرۡضِ يَنۢبُوعًا 90 ﴿
"Dan mereka berkata, 'Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami'." (Al-Isra`: 90).
Sesungguhnya penentuan "turunnya mukjizat" itu bukan hak mereka dan juga bukan hak Rasulullah a. Sebab yang demikian itu berarti tindakan turut mengatur bersama Allah. Dan kalau demikian halnya dan harus demikian, padahal tidak seorang pun yang memiliki hak urusan, maka Allah berfirman,﴾ قُلۡ إِنَّمَا ٱلۡأٓيَٰتُ عِندَ ٱللَّهِ ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah'." Jika Dia berkehendak, maka Dia menurunkannya, atau menahannya.
﴾ وَإِنَّمَآ أَنَا۠ نَذِيرٞ مُّبِينٌ ﴿ "Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata." Aku tidak mempunyai kedudukan lebih dari kedudukan ini. Kalau yang dimaksud adalah menjelaskan yang benar dari yang batil (palsu), lalu apabila tujuan sudah dicapai dengan cara apa pun, maka usulan "agar diturunkannya mukjizat-mukjizat tertentu" atas hal di atas adalah suatu kezhaliman, kedik-tatoran dan kesombongan terhadap Allah dan terhadap kebenaran. Bahkan kalau seandainya ditakdirkan (oleh Allah) mukjizat-muk-jizat itu diturunkan sedangkan di dalam hati mereka terdapat tekad bahwa mereka tidak akan beriman kepada kebenaran kecuali de-ngan mukjizat-mukjizat itu, maka hal itu bukanlah iman, itu tidak lain hanyalah sesuatu yang sejalan dengan hawa nafsu mereka, mereka mengimaninya bukan karena sesuatu itu adalah kebenaran, akan tetapi karena mukjizat-mukjizat tersebut. Maka, faidah apa yang bisa diperoleh dengan diturunkannya mukjizat tersebut de-ngan asumsi mukjizat itu ditakdirkan turun?
(51) Ketika yang dimaksud adalah menjelaskan yang benar, maka Allah سبحانه وتعالى menyebutkan caranya, seraya berfirman, ﴾ أَوَلَمۡ يَكۡفِهِمۡ ﴿ "Dan apakah tidak cukup bagi mereka," dalam pengetahuan mereka tentang kebenaranmu dan kebenaran syariat yang kamu bawa ﴾ أَنَّآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ يُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡۚ ﴿ "bahwasanya Kami telah menurunkan kepada-mu al-Kitab sedang ia dibacakan kepada mereka." Ini adalah ungkapan singkat yang sangat padat, di dalamnya terkandung banyak bukti-bukti yang sangat jelas dan petunjuk-petunjuk yang sangat gam-blang. Sebab, sebagaimana telah dijelaskan di muka bahwa keda-tangan Rasulullah a dengan membawa al-Qur`an, padahal beliau adalah seorang buta huruf adalah merupakan bukti paling besar atas kebenarannya; kemudian (kedua) ketidakmampuan mereka menantang dan melawannya adalah merupakan tanda (bukti) yang lain. Lalu (ketiga) kemunculannya secara terang-terangan di mana al-Qur`an dibacakan kepada mereka, dan disebutkan bahwa ia ber-asal dari sisi Allah. Rasulullah a menampakkannya (memuncul-kannya) ke permukaan umum di mana pada saat itu beliau hanya mempunyai segelintir pendukung, sedangkan orang-orang yang menentang dan memusuhinya sangat banyak. Namun beliau tidak merahasiakannya dan hal itu pun tidak mematahkan tekad bulat beliau, malah beliau menyerukannya dengan lantang di depan banyak orang, beliau mengumandangkannya kepada orang yang dekat dan orang yang jauh, bahwasanya (al-Qur`an) ini adalah Firman Rabbku, maka apakah ada seseorang yang mampu mela-wannya, atau berbicara dengan mengalahkannya, atau dapat me-nandinginya? Kemudian (keempat), informasi al-Qur`an tentang kisah-kisah generasi pertama dan berita-berita orang-orang terda-hulu dan hal-hal ghaib yang akan datang serta kontemporer, semua-nya sesuai dengan kenyataan.
Kemudian (kelima), hegemoni al-Qur`an terhadap kitab-kitab samawi sebelumnya, dan pembenarannya terhadap yang shahih serta menafikan hal-hal yang dimasukkan ke dalam kitab-kitab tersebut, berupa tahrîf dan tabdîl; lalu bimbingannya kepada jalan yang lurus (yang tercermin) dalam perintah dan larangannya; hingga ia memerintahkan sesuatu lalu orang yang berakal menga-takan "kalau saja al-Qur`an tidak memerintahkannya," dan tidak pula ia melarang sesuatu, lalu orang yang berakal mengatakan "kalau saja ia tidak melarangnya," akan tetapi semua itu sangat se-suai dengan keadilan, mizan dan hikmah (kebijaksanaan) yang sangat logis bagi orang-orang yang mempunyai hati nurani dan akal.
Kemudian (keenam), bimbingan-bimbingannya, hidayahnya dan hukum-hukumnya selalu relevan dengan setiap keadaan dan setiap zaman, yang mana semua permasalahan tidak akan bisa menjadi baik kecuali dengannya. Semua itu sudah cukup bagi siapa saja yang ingin membenarkan kebenaran dan berusaha mencari yang benar. Allah tidak akan mencukupi orang yang belum puas dengan al-Qur`an, dan Allah tidak akan memberikan kesembuhan kepada orang yang tidak sembuh dengan al-Qur`an. Dan siapa saja yang berpegang dan berpedoman kepadanya, niscaya al-Qur`an menjadi rahmat dan kebaikan baginya.
Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَرَحۡمَةٗ وَذِكۡرَىٰ لِقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Sesungguhnya di dalam (al-Qur`an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman." Yang demikian itu karena mereka akan memperoleh banyak ilmu, kebaikan yang sangat berharga, kesucian jiwa dan ruh, kemurnian keyakinan, kesempurnaan akhlak, futuhat (pembukaan) Ilahi dan berbagai rahasia Ilahi.
(52) ﴾ قُلۡ كَفَىٰ بِٱللَّهِ بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡ شَهِيدٗاۖ ﴿ "Katakanlah, 'Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu'." Sesungguhnya aku telah me-minta kesaksian kepadaNya, maka kalau aku dusta, niscaya aku ditimpa oleh sesuatu yang kalian bisa mengambil pelajarannya. Akan tetapi kalau al-Qur`an ini seperti itu adanya (benar), maka se-sungguhnya Dia akan memberiku dukungan, Dia akan menolong-ku, Dia akan memudahkan segala urusan bagiku. Maka hendaknya kesaksian yang mulia dari Allah ini sudah cukup bagi kalian. Dan kalau masih terbesit di dalam hati kalian bahwa kesaksianNya, –karena kalian tidak mendengar dan tidak melihatnya–, belum cukup bagi kalian sebagai bukti maka s e s u n g g u h n y a ﴾ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ ﴿ "Dia mengetahui apa yang di langit dan bumi." Dan yang termasuk dalam kategori pengetahuanNya adalah pengeta-huan tentang keadaanku, keadaan kalian dan segala perkataan yang telah aku katakan kepada kalian. Maka kalau aku mengada-ada dengan mengatasnamakanNya, padahal Dia mengetahui dan kuasa menimpakan siksaanNya terhadapku, tentulah hal itu menjadi pelecehan terhadap ilmu (pengetahuan), kekuasaan dan kebijak-sanaanNya, sebagaimana Dia berfirman,
﴾ وَلَوۡ تَقَوَّلَ عَلَيۡنَا بَعۡضَ ٱلۡأَقَاوِيلِ 44 لَأَخَذۡنَا مِنۡهُ بِٱلۡيَمِينِ 45 ثُمَّ لَقَطَعۡنَا مِنۡهُ ٱلۡوَتِينَ 46 ﴿
"Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." (Al-Haqqah: 44-46).
﴾ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡبَٰطِلِ وَكَفَرُواْ بِٱللَّهِ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi," karena mereka telah merugi dalam hal iman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitabNya, para RasulNya dan Hari Kemudian, dan karena mereka sudah luput dari kenik-matan abadi, dan karena mereka memperoleh kebatilan yang sangat buruk sebagai ganti dari kebenaran yang shahih, dan memperoleh semua azab yang sangat pedih sebagai ganti kenikmatan abadi. Maka mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada Hari Kiamat kelak.