Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Barangsiapa kafir, maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka. (QS. [35] Fatir : 39)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Di antara bukti kekuasaan-Nya adalah bahwa Dialah yang menjadikan kamu, wahai manusia, sebagai khalifah-khalifah, yakni penguasa-penguasa yang datang silih berganti dari generasi ke generasi untuk menebarkan kemakmuran di bumi. Barang siapa kafir kepada Allah, maka akibat kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri dan tidak sedikit pun berpengaruh kepada kekuasaan dan kebesaran Allah. Dan kekafiran orang-orang kafir itu, yakni tetap memilih kufur dan menolak peringatan Allah melalui Rasulullah, hanya akanmenambah kemurkaan terhadap mereka di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka, baik di dunia maupun di akhirat.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menegaskan bahwa manusia dijadikan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, yang dapat diartikan sebagai penguasa, manusia diberi kemampuan untuk memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya guna kesejahteraan hidup mereka. Sebagian ahli tafsir menerangkan maksud khala'if fi al-ardh ialah sebagian manusia menggantikan manusia yang lain, satu generasi menggantikan generasi lain agar mereka mengambil pelajaran karena Allah telah membinasakan umat terdahulu disebabkan dosa yang mereka lakukan. Semuanya bertujuan agar mereka menyadari siapakah mereka itu sebenarnya. Rasa keinsafan demikian insya Allah akan mendorong untuk mensyukuri segala nikmat-Nya yang tidak terhingga, mengesakan-Nya dari segala perbuatan dan kepercayaan yang berbau syirik, serta menaati segala perintah-Nya. Semakin bertambah rasa kekafiran itu dalam lubuk hati mereka, makin bertambah pula kemarahan dan kemurkaan Allah. Akan tetapi, tidaklah berarti bahwa hal demikian akan mengurangi kebesaran dan keagungan Allah, sebab Dia tidak memerlukan puji dan syukur manusia untuk keagungan dan kemuliaan-Nya, seperti bunyi ayat: Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji. (Luqman/31: 12)
Sebaliknya, kerugian akan menimpa mereka di hari akhirat kelak karena tidak mau kembali ke jalan yang benar, dan tetap berada dalam kekafiran. Mereka kekal dalam siksaan api neraka Jahanam seperti diuraikan di atas. Sengaja kalimat, "tidaklah menambah kekafiran itu bagi orang-orang kafir" disebutkan dua kali karena mengandung maksud bahwa kufur yang menimbulkan kemarahan Allah dan kufur yang mendatangkan kerugian, keduanya terpisah dan mengandung makna sendiri-sendiri.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. (Faathir':39)
Yakni suatu kaum menggantikan kaum yang lain sebelum mereka dan suatu generasi datang menggantikan generasi yang sebelumnya. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi (An Naml:62)
Adapun firman Allah Swt.:
Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. (Faathir':39)
Yakni sesungguhnya akibat dari perbuatan kafirnya itu akan memudaratkan dirinya sendiri, bukan orang lain.
Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya. (Faathir':39)
Yakni selama mereka berada dalam kekufurannya, maka Allah terus-menerus murka terhadap mereka, dan selama mereka masih tetapi kafir, mereka merugikan dirinya sendiri dan keluarganya kelak di hari kiamat. Berbeda keadaannya dengan orang-orang mukmin, karena sesungguhnya manakala seseorang dari mereka diberi usia panjang dan beramal baik, maka derajatnya makin tinggi, begitu pula kedudukannya di dalam surga' Pahala yang diterimanya bertambah dan Tuhan yang menciptakannya makin mencintai dan menyukainya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dialah yang menjadikan kalian khalifah-khalifah di muka bumi) lafal Khalaa-if adalah bentuk jamak dari Khaliifah, yakni Dia mengganti sebagian di antara kalian dengan sebagian yang lain, yaitu generasi demi generasi. (Barang siapa yang kafir) di antara kalian (maka kekafirannya menimpa dirinya sendiri.) (Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Rabbnya) Dia akan bertambah murka kepadanya (dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka) di akhirat kelak.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Allahlah yang menjadikan sebagian kalian mewarisi yang lain untuk membangun dan mengolah bumi. Dari itu, Dia berhak mendapatkan rasa syukur, bukannya kekufuran. Maka barangsiapa yang mengingkari Allah, dia akan mendapatkan dosa akibat kekufurannya. Di sisi Allah, sikap kufur mereka itu tidak menghasilkan apa-apa kecuali semakin bertambahnya murka Allah. Kekufuran mereka itu hanya menghasilkan kerugian yang besar.
6 Tafsir as-Saadi
"Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka kekafirannya menimpa diri- nya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi RabbNya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka." (Fathir: 39). (39) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang kemahasempurnaan hikmah dan rahmatNya terhadap hamba-hambaNya, yaitu bahwa sesungguhnya Dia telah menetapkan dengan ketetapan takdirNya yang azali untuk menjadikan sebagian mereka menggantikan seba-gian yang lain di bumi ini dan mengutus pada setiap umat seorang rasul yang memberikan peringatan, lalu Dia memperhatikan ba-gaimana mereka berbuat. ﴾ فَمَن كَفَرَ ﴿ "Barangsiapa yang kafir" kepada Allah dan kepada apa-apa yang disampaikan oleh para RasulNya, maka akibat buruk kekafirannya pasti menimpa dirinya sendiri, dosa dan siksaannya melanda dirinya sendiri, tidak ada seorang pun yang akan menang-gungnya; dan kekafiran orang yang kafir itu hanya menambah ke-bencian dan kemurkaan RabbNya terhadap dirinya. Siksaan apakah yang lebih besar daripada murka Rabb yang Mahasuci? ﴾ وَلَا يَزِيدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ كُفۡرُهُمۡ إِلَّا خَسَارٗا ﴿ "Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka." Mak-sudnya, merugikan diri mereka sendiri dan keluarga, (menyia-nyiakan) amal perbuatan serta (gagal meraih) tempat-tempat tinggal mereka di surga. Jadi, orang yang kafir itu selalu makin bertambah sengsara, rugi dan hina di sisi Allah dan di sisi makhlukNya.