Skip to main content

وَاذْكُرْ عَبْدَنَآ اَيُّوْبَۘ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَابٍۗ  ( ص: ٤١ )

wa-udh'kur
وَٱذْكُرْ
dan ingatlah
ʿabdanā
عَبْدَنَآ
hamba Kami
ayyūba
أَيُّوبَ
Ayyub
idh
إِذْ
tatkala
nādā
نَادَىٰ
dia menyeru
rabbahu
رَبَّهُۥٓ
Tuhannya
annī
أَنِّى
sesungguhnya aku
massaniya
مَسَّنِىَ
menimpaku/mengganggu aku
l-shayṭānu
ٱلشَّيْطَٰنُ
syaitan
binuṣ'bin
بِنُصْبٍ
dengan kesusahan/kepayahan
waʿadhābin
وَعَذَابٍ
dan siksaan

Wa Adhkur `Abdanā 'Ayyūba 'Idh Nādaá Rabbahu 'Annī Massanī Ash-Shayţānu Binuşbin Wa `Adhābin. (Ṣād 38:41)

Artinya:

Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.” (QS. [38] Sad : 41)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Cerita tentang Nabi Dawud dan Sulaiman yang diberi berbagai kenikmatan oleh Allah diikuti oleh kisah tentang Nabi Ayyub yang hidupnya penuh ujian dan cobaan. Dan ingatlah, wahai Nabi Muhammad, akan kisah salah seorang hamba Kami, yaitu Nabi Ayyub, yang sangat sabar dan taat kepada Allah. Dan ingatlah ketika dia mendapat ujian dan cobaan dari Allah, dia menyeru dan berdoa kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan, sakit menahun, dan bencana yang besar dengan hilangnya harta kekayaan dan anak keturunanku. Aku mengadu kepada-Mu karena Engkau Maha Penyayang." (Lihat pula: Surah al-Anbiyà’/21: 83).