Al-Qamar Ayat 17
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ( القمر: ١٧ )
Wa Laqad Yassarnā Al-Qur'āna Lildhdhikri Fahal Min Muddakirin. (al-Q̈amar 54:17)
Artinya:
Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (QS. [54] Al-Qamar : 17)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi semua manusia, maka adakah di antara mereka yang mau mengambil pelajaran sehingga Allah melimpahkan karunia kepada-nya dan membantunya memahami kitab suci ini?
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah yang menurunkan Al-Qur'an yang mudah dibaca dan difahami untuk dijadikan pelajaran bagi orang yang mau menjadikan pelajaran, karena itu hendaknya manusia mengimaninya dan menjalankannya. Dalam ayat lain dinyatakan bahwa Al-Qur'an hanya bermanfaat bagi orang yang beriman, karena mereka menjalankannya:
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang Mukmin. (adh-dzariyat/51: 55)
Dan seperti firman-Nya:
Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (shad/38: 29)
Maka sungguh, telah Kami mudahkan (Al-Qur'an) itu dengan bahasamu (Muhammad), agar dengan itu engkau dapat memberi kabar gembira kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar engkau dapat memberi peringatan kepada kaum yang membangkang. (Maryam/19: 97)
Al-Qur'an itu mudah difahami dan dijalankan, karena Nabi saw menjelaskan dan mencontohkan pelaksanaannya. Isi Al-Qur'an adalah kabar gembira bagi yang takwa dan peringatan bagi yang membangkang, karena itu hendaknya manusia menjadi orang yang takwa dengan menjalankannya dan tidak mengingkarinya, karena akan menjadi orang yang merugi.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (Al-Qamar: 16)
Yakni betapa hebatnya azab-Ku terhadap orang-orang yang ingkar kepada-Ku dan mendustakan rasul-rasul-Ku, dan tidak mau mengambil pelajaran dari apa yang disampaikan oleh juru peringatan-Ku. Dan bagaimana Aku membela para juru peringatan-Ku dan menimpakan pembalasan terhadap orang-orang yang mendustakan mereka.
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran. (Al-Qamar: 17)
Kami jadikan Al-Qur'an itu mudah bacaan (lafaz)nya dan Kami mudahkan pula pengertiannya bagi orang yang menginginkannya agar dia memberikan peringatan kepada manusia. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (Shad: 29)
Dan firman Allah Swt.:
Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang. (Maryam: 97)
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran. (Al-Qamar: 17) Yaitu mudah untuk dibaca.
As-Saddi mengatakan, maknanya yaitu Kami mudahkan bacaannya bagi semua lisan (bahasa).
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa seandainya Allah tidak memudahkan Al-Qur'an bagi lisan manusia, niscaya tiada seorang makhluk pun yang mampu berbicara dengan Kalamullah.
Dan menurut hemat saya (penulis), di antara dalil yang membuktikan dimudahkan-Nya Al-Qur'an bagi manusia untuk membacanya ialah sabda Nabi Saw. yang mengatakan:
Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dengan tujuh dialek.
Kami telah mengetengahkan hadis ini lengkap dengan semua jalur periwayatan dan teks-teksnya, sehingga di sini tidak perlu diulangi lagi.
Firman Allah Swt.:
maka adakah orang yang mengambil pelajaran. (Al-Qamar: 17)
Yakni adakah orang yang mengambil pelajaran dan peringatan dari Al-Qur'an ini yang telah dimudahkan untuk dihafal dan dipahami maknanya? Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa adakah orang yang mendapat peringatan darinya hingga meninggalkan semua kemaksiatan?
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Rafi', telah menceritakan kepada kami Damrah, dari Ibnu Syauzab, dari Matar Al-Warraq sehubungan dengan makna firman-Nya: maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar: 17) Yaitu adakah orang yang menimba ilmu darinya dan menjadikan Al-Qur'an sebagai penolong yang membimbingnya?
Hal yang sama telah dikemukakan oleh Imam Bukhari secara ta'liq, tetapi dengan ungkapan yang pasti (tegas) dari Matar Al-Warraq. Ibnu Jarir telah meriwayatkan pula hal yang sama, dan ia telah meriwayatkan hal yang semisal dari Qatadah.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran) Kami telah memudahkannya untuk dihafal dan Kami telah mempersiapkannya untuk mudah diingat (maka adakah orang yang mengambil pelajaran?) yang mau mengambilnya sebagai pelajaran dan menghafalnya. Istifham di sini mengandung makna perintah yakni, hafalkanlah Alquran itu oleh kalian dan ambillah sebagai nasihat buat diri kalian. Sebab tidak ada orang yang lebih hafal tentang Alquran selain daripada orang yang mengambilnya sebagai nasihat buat dirinya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Aku bersumpah bahwa Kami telah mudahkan al-Qur'ân untuk dijadikan peringatan dan pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
6 Tafsir as-Saadi
"Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan, 'Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman.' Maka dia mengadu kepada Rabbnya, 'Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku).' Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka ber-temulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetap-kan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dengan (pengawasan) Mata Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sungguh telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka bagaimana-kah siksaan dan ancamanKu. Dan sungguh telah Kami mudahkan al-Qur`an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?'" (Al-Qamar: 9-17).
(9) Setelah Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kondisi orang-orang yang mendustakan RasulNya dan sesungguhnya tanda-tanda kebesaran tidak berguna bagi mereka sama sekali, Allah سبحانه وتعالى kemudian me-ngancam dan menakutkan mereka dengan berbagai siksaan yang menimpa umat-umat terdahulu yang mendustakan para rasul dan bagaimanakah Allah سبحانه وتعالى membinasakan mereka serta menimpakan azab pada mereka? Allah سبحانه وتعالى menyebut kaum Nuh عليه السلام. Nabi Nuh عليه السلام adalah rasul pertama yang diutus Allah سبحانه وتعالى untuk kaum yang menyembah berhala, Nuh عليه السلام menyerukan mereka untuk meng-esakan Allah سبحانه وتعالى dan menyembahNya semata, yang tidak ada sekutu bagiNya. Mereka enggan meninggalkan kesyirikan dan berkata,
﴾ وَقَالُواْ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ وَدّٗا وَلَا سُوَاعٗا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسۡرٗا 23 ﴿
"Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyem-bahan) wadd, dan jangan pula suwa,' yaghuts, ya'uq dan nasr." (Nuh: 23).
Meski demikian, Nabi Nuh عليه السلام tetap menyeru kepada Allah سبحانه وتعالى siang dan malam, secara rahasia dan terang-terangan. Hal itu ternyata semakin membuat mereka membangkang, melampaui batas dan mencela nabi mereka. Karena itulah dalam surat ini Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَكَذَّبُواْ عَبۡدَنَا وَقَالُواْ مَجۡنُونٞ ﴿ "Maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan, 'Dia seorang gila'," karena tuduhan mereka bahwa jalan kesyirikan dan kesesatan yang mereka dan nenek moyang mereka tempuh itu ditunjukkan oleh akal sedang-kan jalan yang ditempuh oleh Nuh عليه السلام adalah kebodohan, kese-satan dan hanya berasal dari orang-orang gila. Mereka dusta dalam tuduhan itu dan memutarbalikkan kebenaran-kebenaran kokoh, baik secara syariat maupun akal. Syariat yang dibawa Nuh عليه السلام adalah benar dan kokoh, yang menunjukkan orang-orang berakal dan lurus menuju petunjuk dan cahaya, sedangkan jalan yang mereka tempuh adalah kebodohan dan kesesatan yang nyata.
Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَٱزۡدُجِرَ ﴿ "Dan dia sudah pernah diberi an-caman," artinya diancam dan diperlakukan jahat oleh kaumnya karena seruannya kepada Allah سبحانه وتعالى, belum cukup bagi mereka, semoga Allah سبحانه وتعالى memburukkan mereka, untuk tidak beriman dan mendustakan Nuh عليه السلام saja, mereka bahkan menyakiti Nuh عليه السلام semampu mereka. Memang seperti itulah musuh-musuh para rasul terhadap rasul dan nabi mereka.
(10) Pada saat itu Nabi Nuh عليه السلام berdoa kepada Rabbnya, ﴾ أَنِّي مَغۡلُوبٞ فَٱنتَصِرۡ ﴿ "Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)," sebab hanya sedikit yang beriman dari kaumnya, mereka tidak memiliki kemampuan untuk melawan kaum mereka, ﴾ فَٱنتَصِرۡ ﴿ "maka tolonglah (aku)," dari mereka. Dalam ayat lain Nuh عليه السلام berkata,
﴾ وَقَالَ نُوحٞ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارًا 26 ﴿
"Nuh berkata, 'Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi'." (Nuh: 26).
(11) Allah سبحانه وتعالى mengabulkan doanya dan memberinya perto-longan atas kaumnya seraya berfirman, ﴾ فَفَتَحۡنَآ أَبۡوَٰبَ ٱلسَّمَآءِ بِمَآءٖ مُّنۡهَمِرٖ ﴿ "Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercu-rah," yaitu sangat lebat dan terus-menerus.
(12) ﴾ وَفَجَّرۡنَا ٱلۡأَرۡضَ عُيُونٗا ﴿ "Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air," langit pun menurunkan hujan yang tidak seperti biasanya dan seluruh bagian bumi juga memancarkan air hingga tungku pun memancarkan air yang menurut lazimnya tidak ada airnya lebih-lebih memancarkan air sebab tungku adalah tempat perapian. ﴾ فَٱلۡتَقَى ٱلۡمَآءُ ﴿ "Maka bertemulah air-air itu," air dari langit dan air dari bumi, ﴾ عَلَىٰٓ أَمۡرٖ ﴿ "untuk satu urusan," dari Allah سبحانه وتعالى untuk sesuatu ﴾ قَدۡ قُدِرَ ﴿ "yang sungguh telah ditetapkan," yaitu telah ditulis Allah سبحانه وتعالى sejak zaman azali serta ditakdirkan sebagai hukuman untuk mereka yang zhalim dan melampaui batas.
(13) ﴾ وَحَمَلۡنَٰهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلۡوَٰحٖ وَدُسُرٖ ﴿ "Dan Kami angkut Nuh ke atas (bah-tera) yang terbuat dari papan dan paku," artinya, dan Kami selamatkan hamba Kami, Nuh عليه السلام,, di atas perahu yang memiliki papan dan paku, paku yang dipakai untuk memaku papan dan merekatkannya.
(14) ﴾ تَجۡرِي بِأَعۡيُنِنَا ﴿ "Yang berlayar dengan (pengawasan) Mata Kami," yakni berlayar membawa Nuh عليه السلام dan orang-orang yang beriman bersama beliau serta berbagai jenis hewan yang dibawa dengan pengawasan dan penjagaan dari Allah سبحانه وتعالى agar tidak teng-gelam, serta berada di bawah pengawasan malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Allah سبحانه وتعالى dan Allah سبحانه وتعالى adalah sebaik-baik penjaga dan yang menangani.
﴾ جَزَآءٗ لِّمَن كَانَ كُفِرَ ﴿ "Sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh)," artinya, Kami perlakukan Nuh عليه السلام seperti yang Kami lakukan terhadap orang-orang yang selamat dari air bah sebagai balasan baginya karena didustakan dan diingkari oleh kaumnya. Nabi Nuh عليه السلام bersabar dalam menyeru mereka dan tetap berjalan di atas perintah Allah سبحانه وتعالى sehingga tidak ada yang bisa menentang dan menghalanginya dari jalan dakwah, sebagaimana yang difir-mankan Allah سبحانه وتعالى dalam ayat lain,
﴾ قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهۡبِطۡ بِسَلَٰمٖ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيۡكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٖ مِّمَّن مَّعَكَۚ وَأُمَمٞ سَنُمَتِّعُهُمۡ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٞ 48 ﴿
"Difirmankan, 'Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang Mukmin) dari orang-orang yang bersamamu.' Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami." (Hud: 48).
Kemungkinan maksud ayat ini adalah Kami membinasakan kaum Nabi Nuh عليه السلام dan Kami timpakan azab dan penghinaan kepada mereka sebagai balasan atas kekufuran dan pembangkangan mereka. Penjelasan ini sejalan bacaan orang yang memfathah k a f ﴾ لِّمَن كَانَ ك َ ف َ ر َ ﴿.
(15) ﴾ وَلَقَد تَّرَكۡنَٰهَآ ءَايَةٗ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ ﴿ "Dan sungguh telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" Artinya, Kami jadikan kisah Nabi Nuh عليه السلام dan kaum-nya sebagai tanda-tanda kebesaran yang bisa dijadikan pelajaran. Siapa saja yang durhaka serta menentang para rasul pasti akan dibinasakan oleh Allah سبحانه وتعالى dengan siksaan yang keras. Atau kata ganti dalam ayat ini kembali pada perahu dan sejenisnya. Asal mula pembuatannya adalah pengajaran dari Allah سبحانه وتعالى untuk Rasul-Nya Nuh عليه السلام, kemudian Allah سبحانه وتعالى mengabadikan perahu itu tetap ada di antara manusia, agar hal itu menunjukkan rahmat dan per-tolonganNya terhadap makhlukNya serta sempurnanya Kuasa Allah سبحانه وتعالى dan indahnya ciptaanNya.
﴾ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ ﴿ "Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" Artinya adakah orang yang mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى dengan menggunakan akal dan pikirannya ketika tanda-tanda kebesaran itu datang padanya di mana tanda-tanda kebesaran itu berada di atas puncak kejelasan dan kemu-dahan?
(16) ﴾ فَكَيۡفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ ﴿ "Maka betapakah dahsyatnya azab dan ancaman-ancamanKu?" Artinya, bagaimanakah engkau wahai orang yang menjadi alamat pesan ini melihat azab Allah سبحانه وتعالى yang pedih dan ancamanNya yang tidak memberikan alasan pada seorang pun?
(17) ﴾ وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ ﴿ "Dan sungguh telah Kami mudahkan al-Qur`an untuk pelajaran, maka adakah orang yang meng-ambil pelajaran?" Artinya, Kami memudahkan kata-kata al-Qur`an untuk dihafal dan dijelaskan untuk dipahami dan diketahui, karena al-Qur`an adalah kata-kata terbaik, maknanya paling benar dan penjelasannya paling gamblang. Siapa saja yang mempelajarinya, maka akan diberi kemudahan oleh Allah سبحانه وتعالى untuk mencapai mak-sudnya secara amat mudah. Al-Qur`an adalah peringatan menye-luruh untuk semua hal yang perlu diingat oleh seluruh alam, berupa halal, haram, berbagai hukum, perintah, larangan, hukum balasan, nasihat, pelajaran, akidah yang bermanfaat dan berita-berita benar, serta paling luhur secara mutlak. Al-Qur`an adalah ilmu yang ber-manfaat yang jika dicari oleh seseorang, akan diberi pertolongan. Sebagian ulama as-Salaf mengatakan tentang ayat ini, "Tidaklah orang menuntut ilmu, melainkan pasti ditolong." Karena itu Allah سبحانه وتعالى menyeru hamba-hambaNya untuk mengarah padaNya dan mengingat FirmanNya, ﴾ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ ﴿ "Maka adakah yang mau meng-ambil pelajaran?"