Al-Qamar Ayat 32
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ( القمر: ٣٢ )
Wa Laqad Yassarnā Al-Qur'āna Lildhdhikri Fahal Min Muddakirin. (al-Q̈amar 54:32)
Artinya:
Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (QS. [54] Al-Qamar : 32)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Uraian pada ayat-ayat sebelumnya menjadi pelajaran bagi mereka mau berpikir dan mengambil ibrah. Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk dijadikan peringatan, maka adakah orang yang secara sungguh-sungguh mau mengambil pelajaran darinya sehingga Allah melimpahkan karunia dan membantu dia memahami isinya?
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Demikianlah penjelasan Al-Qur'an mengenai umat terdahulu. Penjelasan itu lugas, semoga siapapun mau mengambilnya menjadi pelajaran untuk beriman.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya Kami, menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. (Al-Qamar: 31)
Mereka dibinasakan sampai keakar-akarnya, tiada seorang pun dari mereka yang tersisa; mereka mati dan kaku seperti rerumputan dan daun-daunan yang kering. Demikianlah menurut ahli tafsir yang bukan hanya seorang. Al-muhtazar menurut As-Saddi artinya padang rumput bila telah mengering dan terbakar, lalu terembus oleh angin.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa dahulu orang-orang Arab membuat kandang-kandang untuk ternak unta dan kambing mereka, serta memberinya makan dari semak-semak berduri yang telah kering. Itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang ternak. (Al-Qamar: 31)
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa makna ayat ialah debu yang berjatuhan dari tembok; tetapi pendapat ini garib, dan yang paling dekat kepada kebenaran adalah pendapat yang pertama; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kami telah memudahkan al-Qur'ân untuk dijadikan sebagai nasihat dan pelajaran. Adakah yang mau menjadikannya pelajaran?
6 Tafsir as-Saadi
"Kaum Tsamud pun telah mendustakan ancaman-ancaman (itu). Maka mereka berkata, 'Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila. Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong.' Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina se-bagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguh-nya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu), tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka me-reka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab dan ancaman-ancamanKu. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rum-put-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. Dan sungguh telah Kami mudahkan al-Qur`an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (Al-Qamar: 23-32).
(23) ﴾ كَذَّبَتۡ ثَمُودُ ﴿ "Kaum Tsamud pun telah mendustakan." Mereka adalah kabilah terkenal yang berada di dataran al-Hijr, nabi mereka bernama Shaleh عليه السلام. Mereka mendustakan beliau ketika menyeru mereka untuk menyembah Allah سبحانه وتعالى semata, yang tidak ada sekutu bagiNya, dan Nabi Shaleh عليه السلام menyampaikan ancaman dengan siksaan jika mereka membangkang.
(24) Mereka mendustakannya dan bersikap tinggi hati ter-hadap beliau dengan berkata seraya menyombongkan diri dan sesat, ﴾ أَبَشَرٗا مِّنَّا وَٰحِدٗا نَّتَّبِعُهُۥٓ ﴿ "Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita?" Artinya, bagaimana kita bisa meng-ikuti seorang manusia dan bukan malaikat, seorang manusia dari kalangan kita sendiri, bukan dari kalangan orang lain yang paling banyak memiliki karunia di antara sesama, sudah demikian dia juga hanya satu orang saja, ﴾ إِنَّآ إِذٗا ﴿ "Sesungguhnya kalau kita begitu," artinya, jika kita mengikutinya dalam kondisi seperti ini,﴾ لَّفِي ضَلَٰلٖ وَسُعُرٍ ﴿ "benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila." Artinya, tentu kami adalah orang-orang sesat dan sengsara. Ucapan mereka ini dikarenakan kesesatan dan kesengsaraan mereka, mereka enggan mengikuti rasul dari kalangan manusia, namun mereka tidak enggan menjadi pemuja pohon, batu, dan lukisan-lukisan.
(25-26) ﴾ أَءُلۡقِيَ ٱلذِّكۡرُ عَلَيۡهِ مِنۢ بَيۡنِنَا ﴿ "Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita?" Artinya, bagaimana bisa Allah سبحانه وتعالى meng-khususkan dia di antara kita semua dengan diberi peringatan (wahyu)? Apa keistimewaan dia sehingga diberi kekhususan di antara kita sekalian? Ini merupakan bantahan dari orang-orang yang mendustakan Allah سبحانه وتعالى, mereka senantiasa menjadikan per-kataan seperti itu untuk membantah seruan para rasul. Allah سبحانه وتعالى menanggapi syubhat tersebut melalui perkataan para rasul terhadap kaumnya,
﴾ قَالَتۡ لَهُمۡ رُسُلُهُمۡ إِن نَّحۡنُ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ وَمَا كَانَ لَنَآ أَن نَّأۡتِيَكُم بِسُلۡطَٰنٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ 11 ﴿
"Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, 'Kami tidak lain hanya-lah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberikan karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang yang Mukmin bertawakal'." (Ibrahim: 11).
Para rasul dikaruniai Allah سبحانه وتعالى sifat-sifat dan akhlak yang sem-purna, dengan sifat dan akhlak itu mereka layak menerima risalah Rabb mereka serta mendapatkan wahyu secara khusus. Di antara rahmat dan hikmah Allah سبحانه وتعالى adalah mengutus rasul dari kalangan manusia, andai para rasul berasal dari golongan malaikat, tentu manusia tidak bisa bertemu dengan mereka. Dan seandainya meng-utus para rasul dari kalangan malaikat, tentu Allah akan segera menimpakan azab bagi orang-orang yang mendustakan. Maksud dari perkataan kaum Tsamud kepada nabi mereka, Shaleh عليه السلام adalah sebagai pendustaan, karena itulah mereka diberi hukum seperti itu. Mereka berkata, ﴾ بَلۡ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٞ ﴿ "Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong." Artinya, orang yang banyak berdusta dan sombong. Semoga Allah سبحانه وتعالى memperburuk mereka; alangkah bodohnya pemikiran mereka dan alangkah zhalimnya mereka karena menanggapi orang-orang yang benar dan memberi nasihat dengan perkataan buruk.
(27) Tidak ada salahnya jika mereka disiksa oleh Allah سبحانه وتعالى ketika tindakan mereka yang melampaui batas itu semakin menjadi-jadi. Maka Allah سبحانه وتعالى mengirimkan unta yang merupakan binatang ternak terbesar kepada mereka sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah سبحانه وتعالى dan sebagai nikmat untuk mereka, di mana mereka meme-ras susu yang mencukupi mereka semua, ﴾ فِتۡنَةٗ لَّهُمۡ ﴿ "sebagai cobaan bagi mereka." Artinya, sebagai ujian dari Allah سبحانه وتعالى untuk mereka, ﴾ فَٱرۡتَقِبۡهُمۡ وَٱصۡطَبِرۡ ﴿ "maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah," artinya, bersabarlah dalam menyeru mereka dan tunggulah apa yang akan menimpa mereka, atau tunggulah apakah mereka mau beriman atau tetap kufur?
(28) ﴾ وَنَبِّئۡهُمۡ أَنَّ ٱلۡمَآءَ قِسۡمَةُۢ بَيۡنَهُمۡۖ ﴿ "Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu)." Artinya, beritahukanlah kepada mereka bahwa sumber air tempat mereka mendapatkan air adalah milik bersama di antara mereka dan unta betina itu, unta memiliki jatah minum pada hari tertentu dan mereka juga memiliki jatah minum di hari yang berbeda.﴾ كُلُّ شِرۡبٖ مُّحۡتَضَرٞ ﴿ "Tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran)," artinya, didatangi oleh orang yang memiliki gilirannya dan bagi yang bukan gilirannya tidak dibolehkan.
(29) ﴾ فَنَادَوۡاْ صَاحِبَهُمۡ ﴿ "Maka mereka memanggil kawannya," yang menyembelih unta itu, dia adalah orang yang paling celaka di ka-bilah itu, ﴾ فَتَعَاطَىٰ ﴿ "lalu kawannya menangkap (unta itu)," ia mematuhi perintah kawan-kawannya untuk menyembelih unta, ﴾ فَعَقَرَ ﴿ "dan membunuhnya."
(30-31) ﴾ فَكَيۡفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ ﴿ "Alangkah dahsyatnya azab dan ancaman-ancamanKu," siksaan itu benar-benar siksaan yang paling dahsyat. Allah سبحانه وتعالى mengirimkan guntur keras dan goncangan yang membinasakan mereka seluruhnya dan Allah سبحانه وتعالى menyelamatkan Nabi Shaleh عليه السلام dan orang-orang yang beriman bersama beliau.
﴾ وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ ﴿ "Dan sungguh telah Kami mudahkan al-Qur`an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?"