لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ ۘ ( الواقعة: ٢ )
Laysa Liwaq`atihā Kādhibatun. (al-Wāqiʿah 56:2)
Artinya:
terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal). (QS. [56] Al-Waqi'ah : 2)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
terjadinya peristiwa dahsyat ini tidak dapat didustakan atau disangkal oleh siapa pun. Peristiwa ini merupakan ketetapan Allah yang pasti terjadi.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa apabila terjadi hari Kiamat, maka kejadian itu tidak dapat didustakan dan juga tidak dapat diragukan, tidak seorang pun dapat mendustakannya atau mengingkarinya dan nyata dilihat oleh setiap orang. Tatkala di dunia, banyak benar manusia yang mendustakannya dan mengingkarinya karena belum merasakan azab sengsara yang telah diderita oleh orang-orang yang telah disiksa itu.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Al-Waqi'ah adalah salah satu nama dari nama-nama hari kiamat. Dinamakan demikian karena kepastian kejadiannya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Maka pada hari itu terjadilah kiamat. (Al-Haqqah: 15)
Adapun firman Allah Swt.:
terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal). (Al-Waqi'ah: 2)
Yakni tiada yang dapat memalingkan atau menolaknya bila Allah Swt. telah menghendaki kejadiannya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. (Asy-Syura: 47)
Seseorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi. Untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat' menolaknya. (Al-Ma'arij: 1-2)
Dan firman Allah Swt.:
Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan, "Jadilah, " lalu terjadilah, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang tampak. Dan Dialah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al-An'am: 73)
Makna kazibah menurut apa yang dikatakan oleh Muhammad ibnu Ka'b ialah pasti terjadi.
Menurut Qatadah, terjadinya hari kiamat itu tidak dapat diubah atau diundurkan atau dicabut.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa lafaz kazibah adalah bentuk masdar (akar kata) sama dengan lafaz 'afiyah dan 'aqibah.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Tidak ada seorang pun dapat berdusta tentang kejadiannya) maksudnya, tiada seorang pun yang tidak mempercayai kejadiannya sebagaimana ia tidak mempercayainya sewaktu di dunia.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
[[56 ~ AL-WAQI'AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur'ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan.