Al-Qiyamah Ayat 15
وَّلَوْ اَلْقٰى مَعَاذِيْرَهٗۗ ( القيامة: ١٥ )
Wa Law 'Alqaá Ma`ādhīrahu. (al-Q̈iyamah 75:15)
Artinya:
dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (QS. [75] Al-Qiyamah : 15)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
14-15. Sebenarnya setiap orang sudah mengetahui keadaan diri mereka masing-masing, tidak perlu diberitahu, bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, anggota tubuh mereka akan berbicara dan menjadi saksi atas perbuatan mereka. (Lihat surah Yasin/36, 65. An-Nur/24, 24. Fusssilat/41, 20-21). Dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya, dengan argumen yang kuat, namun itu tidak akan membantu meringankan azab yang mereka terima.16-17. Kalau ayat-ayat yang lalu menjelaskan tentang orang-orang yang enggan memperhatikan Al-Qur’an, kelompok ayat ini menjelaskan tentang yang sangat memperhatikan Al-Qur’an. Jangan engkau, wahai Nabi Muhammad, gerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur’an sebelum Malaikat Jibril selesai membacakannya, karena hendak cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya di dadamu dan membacakannya, sehingga engkau menjadi pandai dan lancar dalam membacanya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa biarpun manusia berusaha mengajukan berbagai alasan guna menutupi segala kesalahannya, dan menyembunyikan segala perbuatan jeleknya, namun semua itu tidak akan berguna karena anggota tubuhnya akan menjadi saksi atas dirinya. Dalam ayat lain disebutkan:
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu. (al-Isra'/17: 14)
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Yasin/36: 65)
Dari isyarat ayat di atas dapat pula kita mengambil pelajaran bahwa keyakinan orang musyrik mempersekutukan Allah dan menyembah patung atau berhala, serta ketidakpercayaan mereka pada hari kebangkitan adalah kepercayaan yang salah. Hati kecil mereka sendiri sesungguhnya tidak mengakui yang demikian. Oleh karena itu, segala alasan yang mereka kemukakan guna menolak kebenaran, sebenarnya adalah alasan palsu. Mereka mengucapkan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak hati nurani sendiri.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Dalam firman berikutnya disebutkan:
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. (Al-Qiyamah: 13)
Yakni diberitahukan kepadanya semua amal perbuatan yang telah dikerjakannya, baik yang di masa lalu maupun di masa yang baru, dan baik yang pertama maupun yang terakhir; semuanya tidak ada yang ketinggalan, yang besarnya dan juga yang kecilnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun. (Al-Kahfi: 49)
Hal yang sama disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (Al-Qiyamah: 14-15)
Yaitu dia menyaksikan sendiri perbuatan dirinya dan mengetahui apa yang telah dikerjakannya, sekalipun dia beralasan dan mengingkarinya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu. (Al-Isra: 14)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. (Al-Qiyamah: 14) Pendengarannya, penglihatannya, kedua tangannya, dan kedua kakinya semuanya berbicara, begitu pula anggota tubuh yang lainnya—menurut Qatadah—menjadi saksi terhadap dirinya sendiri. Menurut riwayat yang lain, Qatadah mengatakan bahwa apabila engkau berkeinginan, demi Allah, engkau akan melihatnya dalam keadaan melihat semua aib orang lain dari dosa-dosa mereka, sedangkan dia melupakan dosa-dosanya sendiri.
Dikatakan pula bahwa di dalam kitab Injil disebutkan, "Hai anak Adam, engkau melihat tahi mata yang ada di mata saudaramu, sedangkan engkau tidak melihat yang lebih parah daripada itu di matamu!"
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (Al-Qiyamah: 15) Yakni sekalipun dia mendebat dalam rangka membela dirinya, tetapi dia melihat semua kesalahan dan dosa-dosanya itu.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (Al-Qiyamah: 15) Yakni betapapun alasan yang dikemukakannya di hari itu. tidak akan diterima darinya.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (Al-Qiyamah: 15) Maksudnya, alasan pembelaan dirinya. Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Zaid dan Al-Hasan Al-Basri serta lain-lainnya, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.
Qatadah telah meriwayatkan dari Zurarah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (Al-Qiyamah: 15) Bahwa meskipun dia menanggalkan pakaian-pakaiannya. Ad-Dahhak mengatakan bahwa sekalipun dia menanggalkan kain penutupnya; penduduk Yaman menyebut tirai atau kain penutup dengan sebutan al-mi'zar yang bentuk jamaknya ma'azir. tetapi pendapat yang sahih adalah yang dikatakan oleh Mujahid dan murid-muridnya, semakna dengan firman-Nya:
Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan.”Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.” (Al-An'am: 23)
Dan firman Allah Swt.:
(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (Al-Mujadilah: 18)
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (Al-Qiyamah: 15) Yaitu permintaan maaf. Tidakkah engkau mendengar Allah Swt. telah berfirman: (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya. (Al-Mu’min: 52); Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu. (An-Nahl: 87) Dan firman Allah Swt.: lalu mereka menyerah diri (sambil berkata), "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatan pun.” (An-Nahl: 28) Juga ucapan mereka yang diceritakan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya: Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An'am: 23)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya) lafal Ma'aadziir bentuk jamak dari lafal Ma'dzirah, akan tetapi tidak menurut cara yang beraturan. Makna ayat, seandainya dia mengemukakan semua alasannya, niscaya alasan-alasannya itu tidak akan diterima. Allah berfirman kepada Nabi-Nya:
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Bahkan manusia itu sendiri akan menjadi saksi yang jelas bagi semua yang dilakukan maupun yang ditinggalkannya. Kendati saat itu manusia berusaha melontarkan berbagai alasan, semua itu tidak akan dapat menyelamatkan dirinya.
6 Tafsir as-Saadi
"Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpul-kan, pada hari itu manusia berkata, 'Ke mana tempat lari.' Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Rabbmu sajalah pada hari itu tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dila-laikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya." (Al-Qiyamah: 7-15).
(7-10) Maksudnya, ﴾ فَإِذَا ﴿ "maka apabila," tiba Hari Kiamat, ﴾ بَرِقَ ٱلۡبَصَرُ ﴿ "mata terbelalak (ketakutan)," yakni, mata terbelalak (melotot) oleh kengerian karena huru-hara besar, dan terbelalak tidak terpe-jam, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى yang lain,
﴾ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمۡ لِيَوۡمٖ تَشۡخَصُ فِيهِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ 42 مُهۡطِعِينَ مُقۡنِعِي رُءُوسِهِمۡ لَا يَرۡتَدُّ إِلَيۡهِمۡ طَرۡفُهُمۡۖ وَأَفۡـِٔدَتُهُمۡ هَوَآءٞ 43 ﴿
"Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong." (Ibrahim: 42-43).
﴾ وَخَسَفَ ٱلۡقَمَرُ ﴿ "Dan apabila bulan telah hilang cahayanya," yakni, hilang sinar dan kekuatannya, ﴾ وَجُمِعَ ٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ ﴿ "dan matahari dan bulan dikumpulkan." Keduanya sejak diciptakan Allah سبحانه وتعالى tidak pernah di-satukan, dan pada Hari Kiamat Allah سبحانه وتعالى akan menyatukan kedua-nya. Cahaya rembulan dilenyapkan, matahari digulung, kemudian keduanya dilemparkan ke dalam neraka agar semua manusia mengetahui bahwa keduanya adalah dua ciptaan dan hamba Allah سبحانه وتعالى yang ditundukkan, dan agar orang-orang yang menyembah keduanya mengetahui bahwa mereka berdusta. ﴾ يَقُولُ ٱلۡإِنسَٰنُ ﴿ "Pada hari itu manusia berkata," ketika melihat hal-hal mengerikan, ﴾ أَيۡنَ ٱلۡمَفَرُّ ﴿ "Ke mana tempat lari?" Yakni, kemanakah tempat lari dan terlepas dari semua yang akan menimpa kami?
(11-13) ﴾ كـَلَّا لَا وَزَرَ ﴿ "Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlin-dung," yakni, tidak ada tempat untuk mendapatkan perlindungan untuk siapa pun kecuali kepada Allah سبحانه وتعالى. ﴾ إِلَىٰ رَبِّكَ يَوۡمَئِذٍ ٱلۡمُسۡتَقَرُّ ﴿ "Hanya kepada Rabbmu sajalah pada hari itu tempat kembali," untuk seluruh manusia. Tidak mungkin bagi seorang pun untuk sembunyi atau lari dari tempat itu. Semua pasti akan berdiri di situ untuk menda-patkan balasan atas amal perbuatannya. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfir-man, ﴾ يُنَبَّؤُاْ ٱلۡإِنسَٰنُ يَوۡمَئِذِۭ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ ﴿ "Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya," yakni, seluruh perbuatannya yang baik dan yang buruk dari pertama kali hingga terakhir kalinya. Manusia diberitakan sesuatu yang tidak bisa ia ingkari.
(14-15) ﴾ بَلِ ٱلۡإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ بَصِيرَةٞ ﴿ "Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri," yakni sebagai saksi dan yang menghisab, ﴾ وَلَوۡ أَلۡقَىٰ مَعَاذِيرَهُۥ ﴿ "meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya," semua alasan-alasannya tidak diterima, dan ia akan mengakui amalannya sendiri dan menegaskannya sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا 14 ﴿
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (Al-Isra`: 14).
Meski manusia mengingkari dan beralasan atas apa yang telah dilakukan, keingkaran dan alasan tersebut sama sekali tidak berguna, sebab perbuatannya disaksikan oleh pendengaran, peng-lihatan, dan seluruh anggota badannya atas apa yang telah diper-buat, karena waktu penyesalan sudah berakhir dan tidak lagi ber-guna.
﴾ فَيَوۡمَئِذٖ لَّا يَنفَعُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مَعۡذِرَتُهُمۡ وَلَا هُمۡ يُسۡتَعۡتَبُونَ 57 ﴿
"Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zhalim permintaan udzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi." (Ar-Rum: 57).