وَالْجِبَالَ اَرْسٰىهَاۙ ( النازعات: ٣٢ )
Wa Al-Jibāla 'Arsāhā. (an-Nāziʿāt 79:32)
Artinya:
Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh. (QS. [79] An-Nazi'at : 32)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan di bumi itu gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh agar bumi tidak bergoncang sehingga bisa ditempati dengan nyaman.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah memancangkan gunung-gunung dengan cara yang teguh sekali laksana tonggak sehingga menjadikan bumi stabil tidak goyah. Allah menerangkan hikmahnya pada ayat berikut ini.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Dan mengenai firman Allah Swt:
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (An-Nazi'at: 32)
Yakni menetapkannya, mengokohkannya, dan meneguhkannya di tempatnya masing-masing; dan Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, lagi maha Pengasih kepada makhluk-Nya dan Maha Penyayang.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Al-Awam ibnu Hausyab, dari Sulaiman ibnu Abu Sulaiman, dari Anas ibnu Malik, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Ketika Allah menciptakan bumi maka bumi berguncang, lalu Allah menciptakan gunung-gunung dan menempatkannya di atas bumi, maka bumi menjadi tenang. Para malaikat merasa kagum dengan penciptaan gunung-gunung itu, lalu berkata, "Wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat daripada gunung-gunung ini?” Allah Swt. menjawab, "Ya, ada, yaitu besi.” Para malaikat bertanya "Wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat daripada besi?" Allah menjawab, "Ya, api.” Para malaikat bertanya, "Wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat dari api?" Allah menjawab, "Ya, air.” Para malaikat bertanya, "Wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat daripada air?” Allah menjawab, "Ya, angin." Para malaikat bertanya, "Apakah ada sesuatu yang lebih kuat daripada angin di antara makhluk-Mu, wahai Tuhan kami?” Allah menjawab "Ya. anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya, lalu ia menyembunyikan dari tangan kirinya.”
Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Ata, dari Abu Abdur Rahman As-Sulami, dari Ali yang mengatakan bahwa ketika Allah menciptakan bumi, maka bumi berguncang dan berkata, "Engkau akan menciptakan Adam dan keturunannya di atas permukaanku; mereka akan melemparkan kepadaku kekotorannya dan menyegerakan aku dalam melakukan perbuatan-perbuatan dosa." Maka Allah memantapkannya dengan gunung-gunung; maka di antaranya ada yang dapat kamu lihat, dan di antaranya lagi ada gunung-gunung yang tidak dapat kamu lihat. Dan permulaan tenangnya bumi adalah seperti daging unta yang telah disembelih, maka dagingnya kelihatan bergetar, kemudian diam. Tetapi asar ini garib sekali.
Firman Allah Swt.:
(semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian. (An-Nazi'at: 33)
Yaitu penghamparan bumi, mata air-mata airnya yang dikeluarkan, semua sumber dayanya dikeluarkan darinya, sungai-sungainya dialirkan, tanam-tanaman, dan pepohonannya ditumbuhkan dan dikukuhkan dengan gunung-gunung agar bumi menjadi teguh dan tetap, tidak mengguncangkan makhluk yang ada di atasnya; semuanya itu sebagai kesenangan bagi manusia dan semua keperluan mereka dari hewan ternak yang mereka makan dagingnya dan mereka jadikan sebagai kendaraan selama diperlukan oleh mereka di dunia ini, sampai masa yang tertentu.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh) yakni dipancangkan di atas bumi supaya bumi stabil dan tidak berguncang.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Gunung pun dikokohkan-Nya,