An-Nazi'at Ayat 33
مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ ( النازعات: ٣٣ )
Matā`āan Lakum Wa Li'an`āmikum. (an-Nāziʿāt 79:33)
Artinya:
(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu. (QS. [79] An-Nazi'at : 33)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah menciptakan itu semua untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu. Kamu bisa hidup di bumi dengan memanfaatkan apa yang ada, sebagai bukti kasih sayang Allah yang tak terhingga.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Semuanya itu untuk kesenangan manusia dan hewan-hewan ternaknya. Dengan demikian, manusia dan hewan-hewan itu dapat hidup dengan tenang dan mencari rezeki dengan melakukan berbagai kegiatan.
Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah yang lain:
Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu. (an-Nahl/16: 10)
Setelah mempelajari kandungan ayat-ayat tersebut yang ditujukan untuk meyakinkan tentang adanya hari kebangkitan, maka sepatutnya menjadi bahan renungan bahwa Tuhan yang telah menciptakan manusia dan menciptakan apa-apa yang diperlukan untuk kehidupannya, yang telah mengangkat langit di atas dan menghamparkan bumi di bawah, tidakkah berkuasa untuk membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat? Pantaskah Allah membiarkan manusia melakukan perbuatan yang sia-sia setelah menyiapkan sarana bagi mereka dan menghimpun kebaikan-kebaikan yang melimpah ruah itu untuk mereka?
3 Tafsir Ibnu Katsir
Dan mengenai firman Allah Swt:
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (An-Nazi'at: 32)
Yakni menetapkannya, mengokohkannya, dan meneguhkannya di tempatnya masing-masing; dan Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, lagi maha Pengasih kepada makhluk-Nya dan Maha Penyayang.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Al-Awam ibnu Hausyab, dari Sulaiman ibnu Abu Sulaiman, dari Anas ibnu Malik, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Ketika Allah menciptakan bumi maka bumi berguncang, lalu Allah menciptakan gunung-gunung dan menempatkannya di atas bumi, maka bumi menjadi tenang. Para malaikat merasa kagum dengan penciptaan gunung-gunung itu, lalu berkata, "Wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat daripada gunung-gunung ini?” Allah Swt. menjawab, "Ya, ada, yaitu besi.” Para malaikat bertanya "Wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat daripada besi?" Allah menjawab, "Ya, api.” Para malaikat bertanya, "Wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat dari api?" Allah menjawab, "Ya, air.” Para malaikat bertanya, "Wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat daripada air?” Allah menjawab, "Ya, angin." Para malaikat bertanya, "Apakah ada sesuatu yang lebih kuat daripada angin di antara makhluk-Mu, wahai Tuhan kami?” Allah menjawab "Ya. anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya, lalu ia menyembunyikan dari tangan kirinya.”
Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Ata, dari Abu Abdur Rahman As-Sulami, dari Ali yang mengatakan bahwa ketika Allah menciptakan bumi, maka bumi berguncang dan berkata, "Engkau akan menciptakan Adam dan keturunannya di atas permukaanku; mereka akan melemparkan kepadaku kekotorannya dan menyegerakan aku dalam melakukan perbuatan-perbuatan dosa." Maka Allah memantapkannya dengan gunung-gunung; maka di antaranya ada yang dapat kamu lihat, dan di antaranya lagi ada gunung-gunung yang tidak dapat kamu lihat. Dan permulaan tenangnya bumi adalah seperti daging unta yang telah disembelih, maka dagingnya kelihatan bergetar, kemudian diam. Tetapi asar ini garib sekali.
Firman Allah Swt.:
(semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian. (An-Nazi'at: 33)
Yaitu penghamparan bumi, mata air-mata airnya yang dikeluarkan, semua sumber dayanya dikeluarkan darinya, sungai-sungainya dialirkan, tanam-tanaman, dan pepohonannya ditumbuhkan dan dikukuhkan dengan gunung-gunung agar bumi menjadi teguh dan tetap, tidak mengguncangkan makhluk yang ada di atasnya; semuanya itu sebagai kesenangan bagi manusia dan semua keperluan mereka dari hewan ternak yang mereka makan dagingnya dan mereka jadikan sebagai kendaraan selama diperlukan oleh mereka di dunia ini, sampai masa yang tertentu.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Untuk kesenangan) lafal Mataa'an berkedudukan menjadi Maf'ul Lah bagi lafal yang tidak disebutkan, lengkapnya, Dia melakukan hal tersebut untuk kesenangan. Atau lafal Mataa'an ini dianggap sebagai Mashdar, artinya memberikan kesenangan (buat kalian dan buat binatang-binatang ternak kalian) lafal An'aam ini adalah jamak dari lafal Na'amun artinya binatang ternak mencakup unta, sapi, dan kambing.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
sebagai suatu kenikmatan bagi manusia dan binatang ternak.
6 Tafsir as-Saadi
"Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkanNya. Ia memancarkan dari padanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (An-Nazi'at: 27-33).
(27-33) Allah سبحانه وتعالى berfirman menjelaskan petunjuk terang bagi mereka yang mengingkari Hari Kebangkitan dan yang meng-anggap mustahil pengembalian jasad oleh Allah سبحانه وتعالى, ﴾ ءَأَنتُمۡ ﴿ "Apakah kamu," wahai manusia, ﴾ أَشَدُّ خَلۡقًا أَمِ ٱلسَّمَآءُۚ ﴿ "yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit," yang berbintang besar, makhluk kuat dan tinggi? ﴾ بَنَىٰهَا 27 رَفَعَ سَمۡكَهَا ﴿ "Allah telah membangunnya. Dia meninggikan bangun-annya," yaitu wujud dan bentuknya, ﴾ فَسَوَّىٰهَا ﴿ "lalu menyempurnakan-nya" dengan mantap dan rapi, yang membuat akal kagum dan terperangah (amat menakjubkan). ﴾ وَأَغۡطَشَ لَيۡلَهَا ﴿ "Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita," yakni, menggelapkannya. Kegelapan me-nyelimuti seluruh penjuru langit sehingga membuat permukaan bumi menjadi gelap. ﴾ وَأَخۡرَجَ ضُحَىٰهَا ﴿ "Dan menjadikan siangnya terang benderang," yakni, menampakkan cahaya besar padanya ketika matahari terbit. Manusia pun bertebaran untuk kepentingan-ke-pentingan agama dan dunia mereka.
﴾ وَٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ ﴿ "Dan bumi sesudah itu," yaitu setelah penciptaan langit, ﴾ دَحَىٰهَآ ﴿ "dihamparkanNya," yakni Allah سبحانه وتعالى menempatkan di dalamnya berbagai manfaat. Hal itu dijelaskan dengan Firman-Nya, ﴾ أَخۡرَجَ مِنۡهَا مَآءَهَا وَمَرۡعَىٰهَا 31 وَٱلۡجِبَالَ أَرۡسَىٰهَا 32 ﴿ "Ia memancarkan dari padanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh," yakni dikokohkan dengan bumi sehingga bumi terhampar setelah penciptaan langit sebagai-mana dijelaskan secara nash dalam ayat-ayat al-Qur`an. Bumi di-ciptakan sebelum penciptaan langit sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ قُلۡ أَئِنَّكُمۡ لَتَكۡفُرُونَ بِٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡأَرۡضَ فِي يَوۡمَيۡنِ وَتَجۡعَلُونَ لَهُۥٓ أَندَادٗاۚ ذَٰلِكَ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ 9 وَجَعَلَ فِيهَا رَوَٰسِيَ مِن فَوۡقِهَا وَبَٰرَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَآ أَقۡوَٰتَهَا فِيٓ أَرۡبَعَةِ أَيَّامٖ سَوَآءٗ لِّلسَّآئِلِينَ 10 ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِيَ دُخَانٞ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡأَرۡضِ ٱئۡتِيَا طَوۡعًا أَوۡ كَرۡهٗا قَالَتَآ أَتَيۡنَا طَآئِعِينَ 11 فَقَضَىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَاتٖ فِي يَوۡمَيۡنِ وَأَوۡحَىٰ فِي كُلِّ سَمَآءٍ أَمۡرَهَاۚ وَزَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنۡيَا بِمَصَٰبِيحَ وَحِفۡظٗاۚ ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ 12 ﴿
"Katakanlah, 'Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itulah Rabb semesta alam.' Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuninya) dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, 'Datanglah kamu berdua menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa.' Keduanya menjawab, 'Kami datang dengan suka hati.' Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengeta-hui'." (Fushshilat: 9-12).
Karena itu, Dzat yang menciptakan langit besar dengan ber-bagai cahaya dan gugusan yang ada, serta bumi berdebu lagi tebal serta berbagai kepentingan-kepentingan makhluk dan manfaat mereka di dalamnya, pasti mampu untuk membangkitkan manusia mukallaf lalu memberi balasan atas amal perbuatan mereka. Yang berbuat baik akan mendapatkan kebaikan dan yang berbuat buruk janganlah mencela siapa pun kecuali dirinya sendiri.
Karena itulah, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan datangnya Hari Kiamat kemudian pembalasan seraya berfirman,