Dan jika mereka mau berangkat, niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan (kepada mereka), “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (QS. [9] At-Taubah : 46)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Ayat sebelumnya menjelaskan perbedaan antara kaum mukmin dan munafik dalam menyikapi perintah berperang, maka ayat ini menyebutkan salah satu ciri orang munafik. Dan seandainya mereka, kaum munafik, mau berangkat untuk berperang, niscaya mereka akan menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu sebagaimana orang-orang mukmin yang lain, namun hal itu tidak akan pernah mereka lakukan, karena sejak awal mereka memang tidak ingin berangkat berperang. Akan tetapi seandainya mereka berangkat berperang dengan kondisi jiwa semacam itu justru hanya akan menciptakan kekacauan dalam barisan umat muslim dan melemahkan jiwanya, karena itu Allah tidak menyukai keberangkatan mereka untuk berperang beserta kaum mukminin, maka Dia melemahkan keinginan dan niat mereka untuk berangkat ke medan perang, dan seakan dikatakan dalam hati mereka, "Jangan berangkat ke medan perang dan tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu, yakni bersama anak-anak, para wanita, dan orang-orang tua."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bukti kepalsuan sumpah mereka dan kebohongan ucapan mereka, yaitu tidak terdapatnya tanda-tanda bahwa mereka akan ikut berperang. Kalau benar mereka mau berangkat ke medan perang tentunya mereka menyiapkan peralatan yang diperlukan seperti bekal, kendaraan, senjata, dan sebagainya. Tidak berangkatnya orang-orang munafik ke medan perang merupakan keuntungan bagi kaum Muslimin, karena kalau mereka ikut bersama ke medan perang, mereka tentu akan mengadu domba antara kaum Muslimin dan mengacaukan barisan. Itulah sebabnya Allah menjadikan niat mereka lemah, khawatir, dan ragu-ragu di dalam hatinya, menyebabkan mereka merasa enggan dan tidak mau berangkat, seakan ada yang mengatakan kepada mereka dengan nada marah, "Tinggal sajalah kamu sekalian bersama anak-anak, perempuan, orang lemah, orang sakit, dan tak usah berangkat ke medan perang." Perkataan ini menyenangkan orang-orang munafik karena dianggapnya kata-kata itu sesuai dengan kehendak dan keinginannya, sekalipun kata-kata itu diucapkan dengan nada yang kurang menyenangkan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan jika mereka mau berangkat.
Yakni berangkat berperang bersamamu.
...tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu.
Maksudnya, niscaya mereka bersiap-siap untuk berangkat berperang.
...tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka.
Yaitu benci dan tidak suka berangkat berperang bersamamu secara takdir.
...maka Allah melemahkan keinginan mereka.
Yakni menjadikan mereka malas untuk berangkat.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan jika mereka mau berangkat) bersamamu (tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu) niscaya mereka akan mempersiapkan alat-alat perang dan perbekalan (tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka) artinya Dia tidak menghendaki mereka berangkat (maka Allah melemahkan keinginan mereka) Allah membuat mereka malas (dan dikatakan) kepada mereka ("Tinggallah kalian bersama orang-orang yang tinggal itu.") yaitu orang-orang yang sakit, kaum wanita dan anak-anak kecil. Artinya Allah swt. telah menakdirkan hal tersebut.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dan andaikata niat orang-orang munafik untuk keluar berjihad bersama Rasulullah saw. itu benar, mereka pasti bersiap-siap untuk itu. Tetapi Allah tidak menyukai kepergian mereka. Allah mengetahui bahwa kalau mereka keluar bersama kalian, maka mereka akan berperang melawan kalian, bukan membela kalian. Allah mencegah mereka agar tidak keluar karena hati mereka telah dipenuhi oleh kemunafikan. Salah seorang dari mereka berkata, "Menetaplah bersama kelompok yang berhalangan ikut serta berperang."