"Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka mena-rik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam ke-hidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (Nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu, padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepada-mu). Jikalau mereka memperoleh tempat perlindungan atau gua-gua atau lubang-lubang (dalam tanah), niscaya mereka pergi kepada-nya dengan secepat-cepatnya." (At-Taubah: 55-57).
(55) Allah تعالى berfirman, janganlah kamu kagum terhadap harta dan anak-anak orang-orang munafik itu, karena tidak ghibthah[92] padanya, kesialan pertama mereka adalah bahwa mereka menda-hulukannya di atas keridhaan Allah dan mereka durhaka kepada Allah karenanya. ﴾ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا ﴿ "Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia." Yang dimaksud dengan azab di sini adalah kesulitan dalam mendapatkannya, usaha yang mati-matian dalam hal itu, serta kecemasan hati dan keletihan tu-buh yang mereka dapatkan, sekiranya kenikmatan mereka diukur dengan kesulitannya maka ia tidaklah sebanding, manakala harta tersebut melenakan mereka dari Allah dan dzikir kepadaNya, maka ia menjadi azab atas mereka bahkan di dunia, dan di antara akibat buruk yang berbahaya adalah bahwa hati mereka selalu bergantung kepadanya dan keinginan mereka tidak lepas darinya, ia menjadi tujuan akhir dan target final mereka, di hati mereka tidak lagi ada bagian akhirat, yang hal itu mengharuskan mereka berpindah dari dunia. ﴾ وَتَزۡهَقَ أَنفُسُهُمۡ وَهُمۡ كَٰفِرُونَ ﴿ "Dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir." Adakah hukuman yang lebih besar daripada hukuman yang mengakibatkan kesengsaraan dan kerugian yang abadi dan terus menerus?
(56) ﴾ وَيَحۡلِفُونَ بِٱللَّهِ إِنَّهُمۡ لَمِنكُمۡ وَمَا هُم مِّنكُمۡ وَلَٰكِنَّهُمۡ ﴿ "Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (Nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu, padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka", tujuan mereka dalam bersumpah adalah bahwa mereka ﴾ قَوۡمٞ يَفۡرَقُونَ ﴿ "adalah orang-orang yang sangat takut (kepada-mu)." Yakni takut serangan. Di hati mereka tidak ada keberanian yang mendorong mereka menunjukkan jati diri mereka, mereka takut jika mereka menunjukkan keadaan mereka kepadamu, mereka takut kamu berlepas diri dari mereka yang akibatnya musuh meng-incar mereka dari segala penjuru. Adapun keadaan orang yang kuat hatinya lagi teguh jiwanya, maka dia tidak takut menyatakan ke-adaan dirinya, baik atau buruk, akan tetapi orang-orang munafik itu memang berbaju dengan pakaian ketakutan dan bermantel kebohongan.
(57) Kemudian Allah menyebutkan besarnya ketakutan me-reka, Dia berfirman, ﴾ لَوۡ يَجِدُونَ مَلۡجَـًٔا ﴿ "Jikalau mereka memperoleh tempat perlindungan", sebagai tempat berlindung pada saat datang-nya kesulitan ﴾ أَوۡ مَغَٰرَٰتٍ ﴿ "atau gua-gua" yang bisa mereka masuki dan tinggali ﴾ أَوۡ مُدَّخَلٗا ﴿ "atau lubang-lubang (dalam tanah)," yaitu tempat persembunyian untuk membentengi diri mereka, ﴾ لَّوَلَّوۡاْ إِلَيۡهِ وَهُمۡ يَجۡمَحُونَ ﴿ "niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya", yakni dengan cepat dan bergegas. Mereka tidak memiliki keteguhan yang mem-buat mereka tenang.