اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ( العلق: ١ )
Aqra' Biāsmi Rabbika Al-Ladhī Khalaqa. (al-ʿAlaq̈ 96:1)
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (QS. [96] Al-'Alaq : 1)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Wahai Nabi, bacalah apa yang Allah wahyukan kepadamu dengan terlebih dahulu menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu dengan keesaan-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan sebagainya.) apa saja yang telah Ia ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah), yaitu Al-Qur'an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta (kauniyah). Membaca itu harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia dan mengharapkan pertolongan-Nya. Dengan demikian, tujuan membaca dan mendalami ayat-ayat Allah itu adalah diperolehnya hasil yang diridai-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menceritakan perihal manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk yang mempunyai kesenangan, jahat, angkuh, dan melampaui batas apabila ia melihat dirinya telah berkecukupan dan banyak hartanya. Kemudian Allah mengancamnya dan memperingatkan kepadanya melalui firman berikutnya:
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu). (A1-'Alaq: 8)
Yakni hanya kepada Allah-lah kamu kembali dan berpulang, lalu Dia akan mengadakan perhitungan terhadap hartamu dari manakah kamu hasilkan dan ke manakah kamu belanjakan?
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ismail As-Sa'ig, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aim, telah menceritakan kepada kami Abu Umais, dari Aun yang telah mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa ada dua orang yang haus dan tidak pernah merasa kenyang, yaitu orang yang berilmu dan orang yang memiliki harta; tetapi keduanya tidak sama. Adapun orang yang berilmu, maka bertambahlah rida Tuhan Yang Maha Pemurah kepadanya. Adapun orang yang berharta, maka dia makin tenggelam di dalam kesesatannya (sikap melampaui batasnya). Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya: Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al-'Alaq: 6-7) Dan terhadap orang yang berilmu, Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman Allah Swt.: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. (Fathir: 28)
Hal yang semakna telah diriwayatkan pula secara marfu' sampai kepada Rasulullah Saw., yaitu:
Ada dua macam orang yang rakus selalu tidak merasa kenyang, yaitu penuntut ilmu dan pemburu duniawi.
Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya:
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan salat. (Al-'Alaq: 9-10)
Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal laknatullah. Dia mengancam Nabi Saw. bila melakukan salat di Baitullah. Maka Allah Swt. pada mulanya menasihati Abu Jahal dengan cara yang terbaik, untuk itu Allah Swt. berfirman:
Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran. (Al-'Alaq: 11)
Yakni bagaimanakah menurut pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada di jalan yang Iurus dalam sepak terjangnya.
Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (Al-'Alaq: 12)
melalui ucapannya, sedangkan engkau menghardiknya dan mengancamnya bila ia mengerjakan salatnya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? (Al-'Alaq: 14)
Artinya, tidakkah orang yang melarang orang yang mendapat petunjuk itu mengetahui bahwa Allah melihatnya dan mendengar pembicaraannya, dan kelak Dia akan membalas perbuatannya itu dengan balasan yang setimpal. Selanjutnya Allah Swt. memperingatkan dan mengancam dengan ancaman yang keras:
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti. (Al-'Alaq: 15)
Yaitu tidak lagi menghentikan perbuatannya yang selalu bermusuhan dan ingkar.
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (Al-'Alaq: 15)
Yakni niscaya Kami benar-benar akan memberinya tanda hitam kelak di hari kiamat. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (Al-'Alaq: 16)
Maksudnya, ubun-ubun Abu Jahal yang pendusta dalam ucapannya lagi durhaka dalam perbuatannya.
Maka biarlah dia memanggil golongannya. (Al-'Alaq: 17)
Yakni kaumnya dan kerabatnya, biarlah dia memanggil mereka untuk menolongnya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
[[96 ~ AL-'ALAQ (SEGUMPAL DARAH) Pendahuluan: Makkiyyah, 19 ayat ~ Dalam surat ini terdapat ajakan untuk membaca dan belajar, dan bahwa Tuhan Yang mampu menciptakan manusia dari asal yang lemah akan mampu pula untuk mengajarkannya menulis--yang merupakan sarana penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan--dan mengajarkannya sesuatu yang belum pernah diketahuinya. Allahlah yang mengajarkan ilmu kepada manusia. Selain itu, surat ini mengingatkan kita bahwa kekayaan dan kekuasaan adakalanya dapat mendorong manusia untuk melanggar hukum dan ketentuan Allah, padahal semua kita pasti akan kembali kepada-Nya. Pembicaraan ini diarahkan kepada siapa saja yang layak mendapat peringatan, terutama orang-orang yang berlaku tiran dan menghalangi orang lain untuk berbuat baik. Mereka yang disebutkan terakhir ini diancam akan masuk neraka. Ketika itu, penolong-penolong mereka tidak akan berguna lagi. Akhirnya, surat ini ditutup dengan ajakan kepada mereka yang mematuhi dan melaksanakan perintah Allah untuk mengambil sikap yang berlawanan dengan para pembangkang dan pendusta, dan ajakan untuk mendekatkan diri dengan melakukan kataatan kepada Tuhan semesta alam.]] Bacalah, wahai Muhammad, apa yang telah diwahyukan kepadamu dengan mengawalinya dengan menyebut nama Tuhanmu yang memiliki kemampuan untuk mencipta.