Al-Humazah Ayat 9
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ ( الهمزة: ٩ )
Fī `Amadin Mumaddadatin (al-Humazah 104:9)
Artinya:
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS. [104] Al-Humazah : 9)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Para pendosa itu diikat dengan erat pada tiang-tiang yang panjang hingga mereka tidak dapat bergerak sedikit pun di Hutamah itu, apa lagi keluar darinya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menjelaskan melalui ayat ini keadaan orang-orang penghuni neraka Huthamah. Menurut Muqatil, pintu-pintu neraka itu ditutup rapat, sedangkan para penghuninya diikat pada tiang-tiang besi. Pintu-pintu itu tidak pernah dibuka dan di sana penuh dengan segala macam penderitaan. Tujuannya adalah untuk menjadikan mereka putus asa karena tidak dapat keluar dari neraka Huthamah itu. Semoga Allah menyelamatkan kita dari kemurkaan-Nya dan memelihara kita dari kedahsyatan api neraka dengan anugerah dan karunia-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
(sedangkan mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah: 9)
Atiyyah Al-Aufi mengatakan bahwa tiang-tiang itu dari besi.
As-Saddi mengatakan dari api.
Syabib ibnu Bisyr telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: (sedangkan mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah: 9) Yakni pintu-pintu yang diberi palang.
Qatadah mengatakan di dalam qiraat Abdullah ibnu Mas'ud, bahwa sesungguhnya mereka di dalamnya dikunci semua pintunya dengan palang-palang yang panjang.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa mereka dimasukkan ke dalam pasungan, sedangkan di leher mereka ada belenggunya, lalu ditutup rapatlah semua pintunya. Qatadah mengatakan bahwa kami berbincang-bincang bahwa mereka diazab di dalam neraka. Dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Abu Saleh telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (sedangkan mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah: 9) Yaitu belenggu-belenggu yang berat.
Demikianlah akhir tafsir surat Al-Humazah, segala puji bagi Allah atas limpahan karunia-Nya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Pada tiang-tiang) dapat dibaca 'Amadin dan 'Umudin (yang panjang) lafal ini menjadi sifat dari lafal sebelumnya; dengan demikian maka api itu berada dalam tiang-tiang tersebut.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sesungguhnya pintu neraka itu tertutup, sementara mereka diikat pada tiang-tiang yang panjang di dalamnya sehingga tidak dapat bergerak dan tidak akan dapat menyelamatkan diri.
6 Tafsir as-Saadi
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta lagi menghitung-hitung, ia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, Sekali-kali tidak! Sesungguh-nya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (Al-Humazah: 1-9).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1) ﴾ وَيۡلٞ ﴿ "Kecelakaanlah," yaitu ancaman, bencana, dan kerasnya siksa, ﴾ لِّكُلِّ هُمَزَةٖ لُّمَزَةٍ ﴿ "bagi setiap pengumpat lagi pencela," yakni orang yang mengumpat sesama dengan perbuatannya dan mencela sesama dengan perkataannya. اَلْهَمَّازُ adalah orang yang mencela dan memfitnah orang lain dengan isyarat dan tindakan, sedangkan اَللَّمَّازُ adalah orang yang mencela sesama dengan per-kataan.
(2) Dan di antara sifat pengumpat dan pencela itu adalah tidak mempunyai obsesi lain selain mengumpulkan, menghitung, dan iri dengan harta, namun tidak memiliki keinginan untuk diinfakkan di jalan kebaikan, menyambung tali silaturahim, dan lainnya.
(3) ﴾ يَحۡسَبُ ﴿ "Ia mengira," karena kebodohannya, ﴾ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخۡلَدَهُۥ ﴿ "bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya" di dunia. Karena itu se-mua jerih payah dan usahanya hanya untuk mengembangkan harta dengan mengira hal itu bisa memperpanjang umurnya, namun ia tidak tahu bahwa sifat kikir bisa meruntuhkan usia dan meroboh-kan rumah, sedangkan kebaikan akan semakin menambah usia.
(4-7) ﴾ كـَلَّاۖ لَيُنۢبَذَنَّ ﴿ "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan," yakni, akan dilemparkan, ﴾ فِي ٱلۡحُطَمَةِ 4 وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحُطَمَةُ 5 ﴿ "ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?" Ini adalah ungkapan sebagai pengagungan kondisinya. Ke-mudian Allah سبحانه وتعالى menjelaskannya dengan FirmanNya, ﴾ نَارُ ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ ﴿ "(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan," yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, ﴾ ٱلَّتِي ﴿ "yang" karena dahsyatnya, ﴾ تَطَّلِعُ عَلَى ٱلۡأَفۡـِٔدَةِ ﴿ "naik sampai ke hati," yakni merasuk dari tubuh hingga ke hati.
(8-9) Bersamaan dengan dahsyatnya panas tersebut, mereka tertahan di dalamnya, mereka berputus asa untuk bisa keluar dari-nya. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّهَا عَلَيۡهِم مُّؤۡصَدَةٞ ﴿ "Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka," yakni terkunci. ﴾ فِي عَمَدٖ ﴿ "(Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang," di balik pintu, ﴾ مُّمَدَّدَةِۭ ﴿ "yang pan-jang," agar mereka tidak bisa keluar darinya.
﴾ كُلَّمَآ أَرَادُوٓاْ أَن يَخۡرُجُواْ مِنۡهَآ أُعِيدُواْ فِيهَا ﴿
"Setiap kali mereka ingin keluar darinya, mereka dikembalikan ke dalamnya." (As-Sajdah: 20).
Semoga Allah سبحانه وتعالى melindungi kita dari yang demikian itu dan kita memohon semoga Allah سبحانه وتعالى memberikan ampunan dan kese-lamatan bagi kita.