Dan berapa banyak kaum setelah Nuh, yang telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya. (QS. [17] Al-Isra' : 17)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sesuai dengan ketetapan itu dinyatakan, "Berapa banyaknya kaum setelah kebinasaan kaum Nuh, telah Kami binasakan disebabkan oleh kedurhakaan mereka. Dan cukuplah Tuhanmu Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya. Tidak ada yang tersembunyi dan terluput dari pembalasan-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah lalu mengisahkan kaum-kaum yang mengalami nasib yang sama setelah Nuh. Mereka dibinasakan karena pembangkangan mereka terhadap utusan-utusan Allah yang ditugasi untuk menghentikan mereka dan mengajak untuk kembali menaati Allah. Ayat ini sebagai penegasan terhadap ayat yang lalu, bahwa tiap kaum yang tetap membangkang setelah datangnya rasul yang memberi peringatan kepada mereka, pasti akan mengalami nasib buruk yang sama dengan umat-umat terdahulu. Di akhir ayat ini, Allah swt menyebutkan bahwa balasan yang serupa itu adalah balasan yang bijaksana dan adil, karena Allah telah memberi peringatan dan mengetahui tindak-tanduk mereka. Allah Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. memperingatkan kaum Kuffar Quraisy yang mendustakan Rasul-Nya, Nabi Muhammad Saw., bahwa Dia telah membinasakan umat-umat yang mendustakan rasul-rasul-Nya sesudah Nuh a.s. Ayat ini menunjukkan bahwa generasi-generasi yang hidup di masa antara Adam dan Nuh a.s. memeluk agama Islam. Ibnu Abbas pemah mengatakan bahwa antara Adam dan Nuh a.s. terdapat sepuluh generasi, yang semuanya memeluk agama Islam.
Dengan kata lain, ayat ini mengandung makna bahwa kamu sekalian, hai orang-orang yang mendustakan Rasul Saw., tidaklah lebih mulia bagi Allah daripada mereka. Kalian telah mendustakan rasul yang termulia dan makhluk yang paling ulama, maka kalian lebih berhak mendapat hukuman daripada mereka (yang mendustakan rasul-rasul-Nya di masa lalu).
Firman Allah Swt.:
Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.
Yakni Dia mengetahui semua amal perbuatan mereka, yang baik dan yang buruknya, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah Swt. dari amal perbuatan mereka.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sudah berapa banyak) telah banyak (Kami binasakan umat-umat) bangsa-bangsa (sesudah Nuh. Dan cukuplah Rabbmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya) Dia mengetahui dosa-dosa mereka yang tersembunyi dan dosa-dosa mereka yang terang-terangan. Lafal bidzunuubi bertaalluq kepada lafal khabiiran dan bashiiran.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Telah banyak kaum setelah Nûh yang Kami binasakan karena mendurhakai nabi-nabi mereka. Cukuplah bagi kamu penjelasan dan pemberitaan Tuhanmu, karena Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu dengan pengetahuan yang dalam, seperti halnya pengetahuan orang yang melihat langsung. Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-Nya lagi Maha Melihat. Maka tidak ada perbuatan seorang hamba yang tidak diketahu oleh-Nya. Allah akan membalas mereka sesuai dengan amal perbuatannya.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan dari Kami), kemudian Kami hancurkan ne-geri itu sehancur-hancurnya. Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Menge-tahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hambaNya." (Al-Isra`: 16-17). (16) Allah تعالى memberitahukan bahwasanya apabila Dia ingin menghancurkan salah satu negeri yang berbuat sewenang-wenang dan meluluhlantakkannya dengan azab sampai tak tersisa, maka Dia akan memberikan perintah kepada orang-orang kala-ngan mewah mereka dalam bentuk ketetapan takdir (untuk menaati Allah). Lalu mereka berbuat kefasikan sampai tindakan melampaui batas mereka sudah parah ﴾ فَحَقَّ عَلَيۡهَا ٱلۡقَوۡلُ ﴿ "maka sudah sepantasnya ber-laku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami)," yaitu ketentuan azab (Kami), yang mana tidak ada (seorang pun) yang sanggup menolak-nya ﴾ فَدَمَّرۡنَٰهَا تَدۡمِيرٗا ﴿ "kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-han-curnya." (17) Mereka itu umat manusia yang banyak, setelah kaum Nabi Nuh yang mana Allah memusnahkannya dengan azab, seperti kaum 'Ad, Tsamud, kaum Nabi Luth, dan kaum lainnya yang telah Allah siksa ketika tindakan melampaui batas mereka sudah mera-jalela dan kekufuran mereka semakin menjadi-jadi. Akibatnya, Allah menurunkan hukuman yang dahsyat kepada mereka, ﴾ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرَۢا بَصِيرٗا ﴿ "dan cukuplah Rabbmu Maha Mengetahui lagi Maha Meli-hat dosa hamba-hambaNya." Janganlah mereka merasa takut muncul-nya tindakan kezhaliman dari Allah, karena sesungguhnya Allah hanya mengazab atas dasar perbuatan yang mereka lakukan saja.