Al-Isra' Ayat 8
عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يَّرْحَمَكُمْۚ وَاِنْ عُدْتُّمْ عُدْنَاۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكٰفِرِيْنَ حَصِيْرًا ( الإسراء: ٨ )
`Asaá Rabbukum 'An Yarĥamakum Wa 'In `Udtum `Udnā Wa Ja`alnā Jahannama Lilkāfirīna Ĥaşīrāan. (al-ʾIsrāʾ 17:8)
Artinya:
Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepada kamu; tetapi jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu). Dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang kafir. (QS. [17] Al-Isra' : 8)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah Yang Maha Pengasih tidak menutup rahmat-Nya kepada siapa yang mau bertobat dari kejahatan dan kembali kepada jalan yang benar. Allah menyatakan, "Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat kepadamu, setelah kali yang kedua kejahatan yang kamu lakukan, dan kamu sungguh-sungguh bertobat kepada Allah, tetapi jika kamu kembali kepada kedurhakaan dengan melakukan kejahatan lagi, niscaya Kami kembali mengazabmu di dunia dan kelak di akhirat Kami jadikan neraka Jahanam penjara atau hamparan tempat duduk bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kemudian Allah swt memerintahkan agar mereka benar-benar sadar, bertobat, dan berpegang pada ajaran Taurat serta menjauhi perbuatan maksiat. Dengan demikian, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka. Janji Allah seperti ini tentu akan terlaksana dan pasti mereka rasakan.
Tersebut dalam sejarah bahwa pada tahun 614 M yakni sesudah 483 tahun dari peristiwa penghancuran Yerusalem oleh Hadrianus, bangsa Persia di bawah pimpinan Kisra Barwiz merebut kota-kota di Palestina dari tangan bangsa Romawi. Mereka melawan orang Romawi menindas orang Yahudi, dan membatalkan kebiasaan orang-orang Nasrani membuang sampah ke Kuil Sulaeman. Mereka juga menjual orang-orang Nasrani yang berdiam di Yerusalem ke kota orang-orang Yahudi, dan membakar gereja-gereja mereka.
Kemudian pada tahun 624 M, bangsa Romawi di bawah pimpinan Kaisar Heraclius I dapat merebut Palestina kembali dari tangan bangsa Persia. Bahkan, Heraclius dapat memasuki pedalaman kerajaan Persia, dan memadamkan api yang disembah Persia.
Kemenangan bangsa Romawi ini bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin dalam perang Badar melawan kaum musyrikin Mekah (Ramadan tahun 2 H) atau Januari 624 M, kurang lebih 9 tahun sesudah bangsa Romawi dikalahkan oleh bangsa Persia. Akan tetapi, perdamaian antara bangsa Romawi dan Persia baru terjadi pada tahun 928 M, sesudah Kisra Evermiz dibunuh oleh perwiranya sendiri. Pada tahun tersebut, seluruh Palestina kembali berada di bawah kekuasaan Romawi dan palang salib pun dikembalikan ke Yerusalem.
Nabi Muhammad saw, yang diutus sejak tahun 610 M sebagai nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam, pada tahun 622 M hijrah ke Medinah. Setibanya di Medinah, beliau mengadakan perjanjian dengan orang-orang Yahudi yang ada di kota itu. Perjanjian itu yang dikenal dengan Piagam Medinah. Isinya menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi adalah warga kota Medinah di samping kaum Ansar dan Muhajirin. Mereka dibiarkan tetap menganut agama mereka. Akan tetapi, mereka berkhianat dan mengadakan makar untuk membunuh Rasulullah. Mereka lalu diperangi oleh Rasulullah, dan di antaranya ada yang diusir dari Medinah, yaitu Bani Nadhir.
Setelah Umar bin Khaththab menjadi khalifah, beliau menaklukkan negeri Syam (Suria) pada tahun 636 Masehi. Penduduk Yerusalem (Baitul Makdis) di bawah pimpinan Patrip Suverianus menyerahkan kota itu kepadanya, dan piagam perdamaian disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Umar bin Khaththab lalu mendirikan masjid di tempat Kiblat Masjidil Aqsa (Kuil Sulaeman), dan membersihkan kota Yerusalem. Maka kota Yerusalem yang sudah hilang selama ini muncul kembali dengan megah.
Setelah negeri Syam seluruhnya termasuk Palestina jatuh ke tangan kaum Muslimin, Kaisar Romawi Heraclius I naik ke suatu bukit dan menghadap ke Suria. Lalu ia melambaikan tangannya dengan mengucapkan, "Selamat tinggal Suria untuk selama-lamanya."
Dengan demikian, bangsa Yahudi lepas dari cengkeraman, aniaya, dan penindasan bangsa Romawi. Mereka kembali bebas beribadah di sekeliling Kuil Sulaiman (Masjidil Aqsa). Inilah rahmat dari Allah swt yang Maha Besar.
Demikianlah keterangan yang disebutkan dalam buku-buku sejarah. Adapun dalam Al-Qur'an, tidak diterangkan dengan rinci, karena Al-Qur'an bukan buku sejarah.
Sementara itu Allah swt tetap mengingatkan bahwa apabila mereka kembali mengulangi kedurhakaan mereka, seperti yang pernah dilakukan oleh nenek moyang mereka, niscaya Allah swt akan menurunkan azab-Nya kembali dengan yang lebih pedih.
Di samping itu, Allah menyediakan azab api neraka Jahanam sebagai penjara yang abadi bagi mereka di akhirat, karena hukuman itulah yang pantas dijatuhkan terhadap orang-orang yang tidak mau beriman.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
...Mudah-mudahan Tuhan kalian akan melimpahkan rahmat-(Nya) kepada kalian.
Artinya, berkat rahmat dari-Nya itu musuh-musuh kalian akan berpaling pergi dari kalian, dan kalian selamat dari ulah mereka.
...dan sekiranya kalian kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazab kalian).
Maksudnya, manakala kalian kembali melakukan pengrusakan.
...tentulah Kami kembali (mengazab kalian).
Yakni Kami kembali mengazab kalian di dunia di samping azab dan pembalasan yang Kami simpan buat kalian di akhirat nanti. Karena itulah dalam firman selanjutnya Allah Swt. menyebutkan:
...dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.
Yaitu tempat menetap, penjara, dan sekapan bagi mereka yang tiada jalan menyelamatkan diri bagi mereka darinya. Ibnu Abbas mengatakan bahwa hasiran artinya penjara.
Mujahid mengatakan bahwa mereka dipenjarakan di dalamnya. Hal yang sama telah dikatakan oleh yang lainnya.
Al-Hasan mengatakan, yang dimaksud dengan hasiran ialah hamparan dan lantai.
Qatadah mengatakan bahwa memang setelah itu Bani Israil kembali melakukan pengrusakan. Maka Allah menguasakan mereka kepada golongan ini —yakni Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya — yang memungut jizyah dari mereka, sedangkan mereka dalam keadaan terhina.
4 Tafsir Al-Jalalain
Dan Kami katakan di dalam kitab (Mudah-mudahan Rabb kalian akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian) sesudah kali yang kedua ini jika kalian bertobat (dan sekiranya kalian kembali) melakukan kejahatan (niscaya Kami kembali) mengazab kalian. Dan memang mereka kembali melakukan kejahatan lagi, yaitu mendustakan Nabi saw., maka Allah swt. membinasakan mereka dengan terbunuhnya orang-orang Bani Quraizhah dan Bani Nadhir serta mereka dikenakan membayar jizyah. (Dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang-orang kafir") sebagai tempat tahanan dan penjara bagi mereka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mudah-mudahan Tuhan kalian melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian setelah kali yang kedua, jika kalian bertobat. Tetapi jika kalian kembali berbuat kerusakan, Kami akan kembali memberikan hukuman. Kami jadikan neraka jahanam penjara dan tahanan bagi orang-orang kafir.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat), dan Kami jadikan Kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Isra`il (dengan Fir-man), 'Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku. (Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.' Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Isra`il dalam Kitab itu, 'Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesom-bongan yang besar.' Apabila datang saat hukuman bagi (kejaha-tan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, maka Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepada-mu giliran untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami memban-tumu dengan harta kekayaan dan anak-anak, dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat ja-hat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (maka Kami datang-kan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu, dan agar mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasa-kan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudah-an Rabbmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekira-nya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu), dan Kami jadikan Neraka Jahanam penjara bagi orang-orang kafir." (Al-Isra`: 2-8).
(2) Seringkali Allah Yang Maha Pencipta menghubungkan antara kenabian Muhammad dengan kenabian Musa, kitab dan syariat mereka berdua. Karena kitab keduanya adalah sebaik-baik kitab, syariat mereka merupakan syariat yang paling sempurna, dan kenabian mereka adalah (tingkat) kenabian yang tertinggi serta para pengikut mereka adalah bagian terbesar kaum Mukminin. Oleh karenanya, Allah berfirman, ﴾ وَءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ ﴿ "Dan Kami berikan kepada Musa Kitab," yaitu Taurat. ﴾ وَجَعَلۡنَٰهُ هُدٗى لِّبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "Dan Kami jadi-kan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Isra`il," yang bisa mereka jadi-kan petunjuk dari dalam kegelapan kebodohan menuju keilmuan tentang kebenaran (dengan berfirman), ﴾ أَلَّا تَتَّخِذُواْ مِن دُونِي وَكِيلٗا ﴿ "Jangan-lah kamu mengambil penolong selain Aku," maksudnya Kami telah katakan hal itu kepada mereka. Dan untuk tujuan itu pula, Kami telah menurunkan al-Kitab (Taurat). (Yaitu) supaya mereka ber-ibadah hanya kepada Allah, kembali kepadaNya, menjadikanNya sebagai satu-satunya Penolong dan Pengatur, baik dalam urusan agama ataupun perkara duniawi mereka, serta tidak bergantung kepada selainNya dari makhluk yang tidak memiliki sesuatu pun (kekuasaan) dan tidak bisa memberi manfaat sedikit pun bagi mereka.
(3) ﴾ ذُرِّيَّةَ مَنۡ حَمَلۡنَا مَعَ نُوحٍۚ ﴿ "(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh," maksudnya "Wahai anak cucu dari orang-orang yang telah Kami beri anugerah dan Kami angkut ber-sama Nuh." ﴾ إِنَّهُۥ كَانَ عَبۡدٗا شَكُورٗا ﴿ "Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur," pada ayat ini terkandung keterangan pemu-liaan terhadap Nabi Nuh عليه السلام yang berbentuk pujian, lantaran be-liau telah menjalankan kewajibannya untuk bersyukur kepada Allah dan telah menyandang sifat tersebut. (Di dalamnya juga terkandung) anjuran bagi keturunannya untuk menapaki jalan hidup dengan mengaca kepada beliau dalam bersyukur (kepada Allah), serta (pe-rintah) supaya mereka selalu mengingat nikmat-nikmat Allah bagi mereka tatkala Allah menjadikan mereka tetap survive dan menem-patkan mereka di bumi sebagai khalifah serta menenggelamkan selain mereka, (kaum yang tidak beriman).
(4) ﴾ وَقَضَيۡنَآ إِلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Isra`il," maksudnya sudah berlalu (ketetapan) Kami, telah Kami pe-rintahkan mereka, dan Kami beritahukan dalam kitab mereka, bah-wasanya pasti timbul pada mereka tindakan pengrusakan di bumi dua kali dengan perbuatan maksiat, pengingkaran nikmat, tinggi hati dan arogan di bumi, bahwa bila telah berlangsung salah satu dari kedua kerusakan itu, maka Allah akan menjadikan musuh berkuasa atas mereka dan menyiksa mereka. Ini merupakan peringat-an dan ancaman supaya mereka kembali dan ingat kepada Allah.
(5) ﴾ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ أُولَىٰهُمَا ﴿ "Maka apabila datang saat hukuman bagi (ke-jahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu," kerusakan pertama dari dua kerusakan yang akan mereka perbuat. Maksudnya, jika telah terjadi kerusakan (pertama) dari mereka, maka ﴾ بَعَثۡنَا عَلَيۡكُمۡ ﴿ "Kami datangkan kepadamu," kedatangan ketetapan takdir, dan Kami akan menguasakan (musuh-musuh) atas kalian yang merupakan ketetapan kauni dan sebagai pembalasan, ﴾ عِبَادٗا لَّنَآ أُوْلِي بَأۡسٖ شَدِيدٖ ﴿ "hamba-hamba Ka-mi yang mempunyai kekuatan besar," yaitu orang-orang yang memiliki keberanian, jumlah personel yang banyak dan kekuatan (yang penuh). Lalu Allah akan memenangkan mereka atas kalian. Mereka akan membunuhi kalian, menawan anak-anak kalian, dan merampasi kekayaan-kekayaan kalian serta merajalela ﴾ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِۚ ﴿ "di kampung-kampung," menerjang kampung-kampung. Mereka juga akan mene-robos ke Masjidil Haram dan merusaknya. ﴾ وَكَانَ وَعۡدٗا مَّفۡعُولٗا ﴿ "Dan itu-lah ketetapan yang pasti terlaksana," yang pasti akan terjadi karena adanya faktor penyebab dari mereka.
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang penentuan siapakah mereka yang diberi kekuasaan (mengalahkan Bani Isra`il). Hanya saja, para ulama itu bersepakat bahwasanya mereka adalah kaum kuffar, bisa jadi dari penduduk Irak, Jazirah Arab atau selain mereka. Allah akan memberikan kekuasaan pada kaum itu atas Bani Isra`il, di kala telah merebak kemaksiatan di tengah-tengah Bani Isra`il dan meninggalkan banyak aturan syariat Allah dan melampaui batas di atas bumi.
(6) ﴾ ثُمَّ رَدَدۡنَا لَكُمُ ٱلۡكَرَّةَ عَلَيۡهِمۡ ﴿ "Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali," yaitu atas orang-orang yang telah diberi keleluasaan untuk menguasai kalian. Kemudian kalian sanggup mengusir mereka dari kampung-kampung halaman. ﴾ وَأَمۡدَدۡنَٰكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ ﴿ "Dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak," maksudnya Kami memperbanyak kucuran rizki dan jumlah kalian, serta Kami besarkan kekuatan kalian (untuk menga-lahkan) mereka, ﴾ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ أَكۡثَرَ نَفِيرًا ﴿ "dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar," daripada mereka dengan sebab perbuatan baik dan ketundukan kalian kepada Allah تعالى.
(7) ﴾ إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡۖ ﴿ "Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri," karena manfaat dari perbuatan baik kalian kembali kepada kalian sendiri (bukan kepada orang lain), bahkan saat kalian masih berada di dunia, seperti yang telah kalian saksikan, berupa kemenangan kalian terhadap musuh-musuh kalian ﴾ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَاۚ ﴿ "dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi diri-mu sendiri," kepada diri kalian sendirilah bahaya itu berbalik arah, sebagaimana yang telah Allah perlihatkan kepada kalian berupa penguasaan musuh atas kalian ﴾ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ ٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua," yaitu kejadian berikutnya yang kalian kembali berbuat kerusakan di muka bumi pada waktu tersebut, maka Allah akan memberikan kekuasaan musuh-musuh atas kalian juga. ﴾ لِيَسُـُٔواْ وُجُوهَكُمۡ ﴿ "(Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu," melalui kemenangan mereka atas kalian dan keberhasilan menawan kalian.
﴾ وَلِيَدۡخُلُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٖ ﴿ "Supaya mereka masuk ke dalam Masjidil Haram sebagaimana mereka dahulu pernah masuk untuk yang pertama kalinya," masjid yang dimaksudkan dalam ayat adalah mas-jid Baitul Maqdis ﴾ وَلِيُتَبِّرُواْ ﴿ "dan untuk membinasakan," meruntuhkan dan menghancurkan ﴾ مَا عَلَوۡاْ ﴿ "apa saja yang mereka kuasai," atas ke-kuasaan yang mereka pegangi ﴾ ت َ ت ْ ب ِ ي ْ ر ً ا ﴿ "sehabis-habisnya," maka mereka akan menghacurkan rumah-rumah, masjid-masjid serta ladang-ladang kalian.
(8) ﴾ عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يَرۡحَمَكُمۡۚ ﴿ "Mudah-mudahan Rabbmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu," kemudian Allah membalikkan kemenangan bagi kalian terhadap mereka.
Lantas Allah merahmati mereka dan memberikan negeri bagi mereka disertai ancaman terhadap mereka bila berbuat maksiat-maksiat, seraya berfirman, ﴾ وَإِنۡ عُدتُّمۡ ﴿ "Dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan)," mengulang berbuat kerusakan di muka bumi, ﴾ عُدۡنَاۚ ﴿ "niscaya Kami kembali," mengazab kalian. Ternyata mereka kembali melakukan kerusakan di muka bumi, maka Allah (meng-hukum mereka dengan) menjadikan RasulNya, Muhammad ber-kuasa atas mereka. Allah membalas mereka lewat beliau. Ini adalah balasan mereka di dunia. Adapun siksa Allah bagi mereka di akhi-rat lebih dahsyat dan menghinakan. Oleh karena itu, Allah berfirman selanjutnya, ﴾ وَجَعَلۡنَا جَهَنَّمَ لِلۡكَٰفِرِينَ حَصِيرًا ﴿ "Dan Kami jadikan Neraka Jahanam penjara bagi orang-orang kafir," mereka akan masuk dan menghuni-nya, tidak akan pernah keluar dari tempat itu selama-lamanya.
Dalam ayat-ayat ini terdapat peringatan bagi umat Islam dari perbuatan maksiat, supaya mereka tidak tertimpa oleh siksaan yang telah menimpa Bani Isra`il. Ketetapan Allah hanyalah satu, dan tidak akan dirubah-rubah atau direvisi. Orang yang mau mencermati penguasaan kaum kuffar dan tindak kesewenangan mereka terhadap kaum Muslimin, tentu akan mengetahui (kesimpulan) bahwasanya itu semua sebagai hukuman bagi mereka disebabkan dosa-dosa kaum Muslimin itu sendiri. Apabila kaum Muslimin kembali me-laksanakan Kitabullah dan Sunnah RasulNya, niscaya Allah akan menjadikan mereka pengendali kekuasaan di muka bumi, dan Dia akan memberikan pertolongan kepada mereka terhadap musuh-musuhnya.