Taha Ayat 73
اِنَّآ اٰمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطٰيٰنَا وَمَآ اَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِۗ وَاللّٰهُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى ( طه: ٧٣ )
'Innā 'Āmannā Birabbinā Liyaghfira Lanā Khaţāyānā Wa Mā 'Akrahtanā `Alayhi Mina As-Siĥri Wa Allāhu Khayrun Wa 'Abqaá. (Ṭāʾ Hāʾ 20:73)
Artinya:
Kami benar-benar telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).” (QS. [20] Taha : 73)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Wahai Fir‘aun, kami benar-benar telah beriman dan akan memegang teguh kepercayaan kami kepada Tuhan Pencipta kami yang selama ini kami durhakai dan ingkari. Kami beriman dengan harapan agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami yang telah mempersekutukan-Nya dan mengampuni dosa kami karena telah mempelajari dan mempraktikkan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. Dan Allah lebih baik pahala-Nya kepada orang yang taat daripada balasanmu kepada kami, dan Dia lebih kekal kekuasaan serta azab-Nya bagi pendurhaka dibanding siksamu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ahli-ahli sihir Firaun telah bertekad bulat untuk beriman kepada Allah. Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang telah banyak berbuat baik kepada mereka selama hidupnya. Apapun yang akan terjadi, apapun yang akan menimpa diri mereka, mereka berharap mudah-mudahan Allah mengampuni segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya, terutama dosa sihir yang telah diperintahkan oleh Firaun melakukannya. Ayat ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi pahala kepada orang-orang yang taat kepada perintah-Nya, dan lebih pedih serta kekal azab-Nya kepada orang yang berbuat maksiat, melanggar perintah-Nya, dan sekaligus sebagai jawaban dari ucapan Firaun yaitu, "Sesungguhnya akan kamu ketahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya."
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).
Yakni lebih baik bagi kami daripada kamu, karena pahala-Nya lebih kekal daripada apa yang engkau janjikan kepada kami. Pendapat ini berdasarkan riwayat Ibnu Ishaq.
Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan Allah lebih baik (pahala-Nya).
Yaitu bagi kami daripada kamu jika perintah-Nya ditaati. Dan lebih kekal (azab-Nya). (Thaahaa:73) daripada kamu jika perintah-Nya dilanggar.
Telah diriwayatkan pula hal yang semisal, juga dari Ibnu Ishaq.
Makna lahiriahnya menunjukkan bahwa Fir'aun la'natullah telah bertekad untuk menghukum para ahli sihirnya dan dia menjatuhkan hukumannya kepada mereka, padahal kenyataannya hal itu merupakan rahmat dari Allah untuk mereka. Karena itulah Ibnu Abbas dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf mengatakan, "Jadilah kalian di pagi hari sebagai tukang sihir, dan jadilah kalian di petang harinya sebagai syuhada."
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami) dari kemusyrikan dan dosa-dosa lainnya yang pernah kami lakukan (dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya) mulai dari belajar sampai dengan mempraktekkannya untuk melawan Nabi Musa. (Dan Allah lebih baik) pahala-Nya daripada kamu, jika Dia ditaati (dan lebih kekal") azab-Nya daripada kamu, jika didurhakai.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kami akan tetap teguh beriman kepada Tuhan kami Yang Mahabenar, agar Dia berkenan menebus kesalahan-kesalahan kami yang lalu. Juga agar Dia berkenan mengampuni perbuatan sihir yang telah kami lakukan karena paksaanmu supaya kami mempelajarinya. Balasan Tuhan kami lebih baik daripada balasanmu, jika Dia ditaati. Dan kekuasaan serta kemampuan-Nya lebih abadi daripada kamu!"
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sesungguhnya Kami telah memperlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya, maka dia men-dustakan dan enggan (menerima kebenaran). Fir'aun berkata, 'Ada-kah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu, maka tentu-kanlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, (yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak pula kamu) di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).' Musa berkata, 'Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendak-lah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik.' Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. Musa berkata kepada mereka, 'Celakalah kamu, janganlah kamu mengadakan kedustaan ter-hadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa.' Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedusta-an. Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka, dan mereka merahasiakan percakapan (mereka). Mereka berkata, 'Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusirmu dari negerimu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukanmu yang utama. Maka him-punlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris, dan sesungguhnya beruntunglah orang yang me-nang pada hari ini.' (Setelah mereka berkumpul) mereka berkata, 'Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?' Musa berkata, 'Bahkan silakan kamu sekalian melemparkan.' Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa, seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. Musa me-rasa takut dalam hatinya. Kami berkata, 'Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lem-parkanlah sesuatu yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan sesuatu yang mereka buat. Sesungguhnya sesuatu yang mereka buat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.' Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya ber-kata, 'Kami telah percaya kepada Rabb Harun dan Musa.' Fir'aun berkata, 'Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku beri izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemim-pinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesung-guhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma, dan sesung-guhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.' Mereka berkata, 'Kami sekali-kali tidak mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Rabb yang menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melaku-kannya. Dan Allah lebih baik (pahalaNya) dan lebih kekal (azab-Nya)'." (Thaha: 56-73).
(56) Allah تعالى memberitahukan bahwa Dia telah memper-tontonkan kepada Fir'aun seluruh jenis ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran Allah) dan pelajaran-pelajaran serta petunjuk-petunjuk yang sangat akurat yang bersifat jasmani, rohani, dan astrologis, (tapi) dia tidak memperbaiki diri dan tidak jera, justru mendusta-kan dan berpaling. Mendustakan berita wahyu dan memalingkan diri dari perintah dan larangan Allah, menyulap kebenaran men-jadi kebatilan dan kebatilan menjadi kebenaran, melancarkan per-debatan untuk menyesatkan umat manusia.
(57) Dia berkata, ﴾ أَجِئۡتَنَا لِتُخۡرِجَنَا مِنۡ أَرۡضِنَا بِسِحۡرِكَ ﴿ "Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu," dia mengklaim bahwa tanda-tanda kebesaran Allah (muk-jizat-mukjizat itu) yang diperlihatkan Musa kepadanya merupakan bentuk sihir dan kepalsuan belaka, yang ditujukan untuk mengusir mereka dari tanah mereka dan menguasai (tanah)nya, agar perkata-annya menorehkan pengaruh di hati orang-orang. Sesungguhnya tabiat manusia condong menyukai tanah kelahirannya, sulit untuk keluar dan meninggalkannya. Lalu Fir'aun memberitahukan kepada mereka bahwa Musa hendak mewujudkannya, agar mereka mem-benci Musa dan menyiapkan usaha untuk melawannya.
(58) ﴾ فَلَنَأۡتِيَنَّكَ بِسِحۡرٖ ﴿ "Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu," serupa dengan sihirmu. Berilah kami kesempatan dan tentukanlah untukku,﴾ مَوۡعِدٗا لَّا نُخۡلِفُهُۥ نَحۡنُ وَلَآ أَنتَ مَكَانٗا سُوٗى 58 ﴿ "suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak pula kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya)," tempat yang netral, pengetahuan kami dan pengetahuanmu sama tentangnya. Atau tempat yang datar lagi rata, supaya kita dapat menyaksikan apa saja yang ada di sana.
(59) Musa berkata, ﴾ مَوۡعِدُكُمۡ يَوۡمُ ٱلزِّينَةِ ﴿ "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya," hari perayaan mereka yang mereka sedang kosong tanpa pekerjaan dan menghentikan kesibukan-kesibukan mereka padanya ﴾ وَأَن يُحۡشَرَ ٱلنَّاسُ ضُحٗى 59 ﴿ "dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalahan naik," maksudnya mereka semua dihimpun jadi satu di waktu dhuha. Musa memilih hari raya dan waktu pagi hari, karena banyak-nya kerumunan orang dan penglihatan terhadap segala sesuatu sesuai dengan aslinya, yang tidak terpenuhi pada waktu lainnya."
(60) ﴾ فَتَوَلَّىٰ فِرۡعَوۡنُ فَجَمَعَ كَيۡدَهُۥ ﴿ "Maka Fir'aun meninggalkan (tem-pat itu), lalu mengatur tipu dayanya," maksudnya seluruh upaya yang dapat dia tempuh untuk memperdayai Musa dengannya. Maka dia mengutus orang di seluruh kota untuk mengumpulkan tukang-tukang sihir yang piawai dalam keahlian sihirnya. Pada waktu itu, praktik sihir begitu merata, dan pendalamannya sangat diminati. Ia pun berhasil mendatangkan tukang sihir dalam jumlah besar. Kemudian masing-masing dari mereka datang pada waktu yang sudah ditentukan. Pertemuan itu begitu padat, dihadiri oleh kaum lelaki dan wanita, para petinggi, orang-orang bangsawan, rakyat awam, anak-anak kecil dan orang-orang tua. Mereka menghimbau orang-orang untuk ikut serta berkumpul. Dan mereka berkata,
﴾ وَقِيلَ لِلنَّاسِ هَلۡ أَنتُم مُّجۡتَمِعُونَ 39 لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ ٱلسَّحَرَةَ إِن كَانُواْ هُمُ ٱلۡغَٰلِبِينَ 40 ﴿
"Dan dikatakan kepada orang banyak, 'Berkumpullah kamu seka-lian. Semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang'." (Asy-Syu'ara`: 39-40).
(61) Setelah tukang-tukang sihir berkumpul dari segenap wilayah, Musa عليه السلام menyampaikan nasihat kepada mereka dan menegakkan hujah di hadapan mereka. Beliau mengatakan, ﴾ وَيۡلَكُمۡ لَا تَفۡتَرُواْ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبٗا فَيُسۡحِتَكُم بِعَذَابٖۖ ﴿ "Celakalah kamu, janganlah kamu meng-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa," maksudnya janganlah kalian dukung kebatilan (yang kalian pegangi) dengan praktik sihir kalian dan berencana mempecun-dangi kebenaran, membuat kedustaan atas nama Allah. Akibatnya Allah akan menghabisi kalian sampai tak tersisa dengan siksa dari sisiNya, dan menggagalkan usaha dan kedustaan kalian. Akhirnya, kalian tidak dapat menggapai sesuatu yang kalian kehendaki berupa kemenangan dan jabatan di sisi Fir'aun dan para pembesar-nya, serta kalian tidak lolos dari siksa Allah.
(62) Perkataan yang benar pasti memiliki pengaruh pada hati. Tak ayal lagi, timbullah keributan dan pertentangan di tengah tukang-tukang sihir, manakala mereka mendengarkan perkataan Musa dan terjadilah kegaduhan. Boleh jadi, muara pertentangan (pada mereka) adalah rancunya jati diri Musa, apakah ia berada di atas (rel) kebenaran atau tidak? Akan tetapi, sampai di sini, polemik mereka belum menemui titik terang. Agar Allah menentukan per-kara yang mesti dilaksanakan, yaitu agar binasalah orang yang binasa dengan keterangan yang nyata dan agar hiduplah orang yang hidup dengan keterangan yang nyata. Saat itulah, mereka saling berbisik-bisik di antara mereka dan bahwa mereka telah menyepakati sebuah pernyataan agar mereka selamat dalam ucapan dan tindakan mereka serta agar orang-orang memegangi doktrin Fir'aun dan orang-orangnya.
(63) Perbincangan yang mereka rahasiakan, dijelaskan oleh Firman Allah, ﴾ قَالُوٓاْ إِنۡ هَٰذَٰنِ لَسَٰحِرَٰنِ يُرِيدَانِ أَن يُخۡرِجَاكُم مِّنۡ أَرۡضِكُم بِسِحۡرِهِمَا ﴿ "Sesung-guhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya," persis seperti pernyataan Fir'aun sebelumnya, baik ini terjadi secara kebetulan atas pernya-taan ini dari para tukang sihir dan Fir'aun tanpa kesengajaan atau-pun merupakan pendiktean dari Fir'aun kepada mereka yang telah direncanakan dan dipersaksikan oleh Fir'aun di hadapan orang-orang. Para tukang sihir itu mengimbuhi lontaran Fir'aun dengan ungkapan, ﴾ وَيَذۡهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ ٱلۡمُثۡلَىٰ 63 ﴿ "Dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama," yaitu praktik sihir. Ia iri dengki terhadap kalian atas (kedudukan) itu dan berminat untuk mengungguli kalian, agar dia dapat menggenggam kebanggaan, ketenaran, dan popularitas. Itulah sasaran Musa dengan ilmu (sihir) ini, yang mana kalian telah menghabiskan waktu-waktu kalian untuknya dan melenyapkan mata pencaharian kalian yang mana kalian makan darinya dan menghilangkan hal-hal yang mengikutinya berupa jabatan-jabatan.
(64) Ini adalah himbauan dari sebagian mereka kepada kelompoknya untuk berusaha keras dalam menumbangkan Musa. Oleh karena itu, mereka berkata, ﴾ فَأَجۡمِعُواْ كَيۡدَكُمۡ ﴿ "Maka himpunlah segala daya (sihir) kamu sekalian," maksudnya, tunjukkanlah (kemam-puan kalian) sekaligus dengan cara bahu-membahu, saling men-dukung, dan menolong dalam keadaan perkataan dan hati kalian bersatu. ﴾ ثُمَّ ٱئۡتُواْ صَفّٗاۚ ﴿ "Kemudian datanglah dengan berbaris," agar kalian lebih leluasa menjalankan pekerjaan kalian dan lebih disegani dalam hati. Dan supaya sebagian kalian tidak menyisihkan kemam-puannya. Ketahuilah, siapa saja yang beruntung hari ini, sukses dan berhasil mengalahkan yang lain, maka sesungguhnya dia menjadi seorang yang beruntung lagi menang. Inilah hari keberuntungan baginya, tiada hari setelah ini. Alangkah teguhnya mereka dalam kebatilan dan betapa dahsyatnya mereka berada di dalamnya! Pasalnya, mereka mengusahakan setiap cara, piranti, dan tipu daya untuk melancarkan makar kepada al-Haq.
(65) Dan Allah enggan kecuali (hanya) hendak menyem-purnakan cahayaNya dan mengunggulkan al-Haq di atas kebatilan. Setelah tipu daya mereka komplit, dan motivasi mereka telah me-ngerucut, serta tidak ada yang tertinggal melainkan pelaksanaan-nya saja ﴾ قَالُواْ ﴿ "mereka berkata," kepada Musa ﴾ إِمَّآ أَن تُلۡقِيَ ﴿ "(pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu)," tongkatmu ﴾ وَإِمَّآ أَن نَّكُونَ أَوَّلَ مَنۡ أَلۡقَىٰ 65 ﴿ "atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?" Mereka mengajukan alternatif pilihan disertai dengan prasangka bahwa mereka pasti akan menang melawan Musa dalam kondisi apa pun.
(66) Musa berkata kepada mereka, ﴾ بَلۡ أَلۡقُواْۖ ﴿ "Bahkan silakan kamu sekalian melemparkan," mereka pun melemparkan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka ﴾ فَإِذَا حِبَالُهُمۡ وَعِصِيُّهُمۡ يُخَيَّلُ إِلَيۡهِ ﴿ "maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepadanya," yaitu kepada Musa ﴾ مِن سِحۡرِهِمۡ ﴿ "lantaran sihir mereka," yang klimaks ﴾ أَنَّهَا تَسۡعَىٰ 66 ﴿ "seakan-akan ia merayap cepat," [ular-ular yang datang dengan segera].
(67) Ketika pemandangan itu terbayang pada pandangan Musa, beliau merasakan ketakutan, sebagaimana rasa takut yang manusiawi. Kalau tidak demikian, maka beliau teguh pendirian dengan janji Allah dan pertolonganNya.
(68) ﴾ قُلۡنَا ﴿ "Kami berkata," untuk meneguhkan dan mene-nangkan hati, ﴾ لَا تَخَفۡ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡأَعۡلَىٰ 68 ﴿ "Janganlah kamu takut, sesung-guhnya kamulah yang paling unggul (menang)," atas mereka. Maksud-nya engkau akan mengungguli mereka dan mengalahkan mereka hingga mereka patuh dan tunduk di hadapanmu.
(69) ﴾ وَأَلۡقِ مَا فِي يَمِينِكَ ﴿ "Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu," yaitu tongkatmu ﴾ تَلۡقَفۡ مَا صَنَعُوٓاْۖ إِنَّمَا صَنَعُواْ كَيۡدُ سَٰحِرٖۖ وَلَا يُفۡلِحُ ٱلسَّاحِرُ حَيۡثُ أَتَىٰ ﴿ "niscaya ia akan menelan sesuatu yang mereka buat. Sesungguhnya se-suatu yang mereka buat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang," maksud-nya tipu daya dan makar mereka tidak membuahkan hasil bagi diri mereka, lagi tidak sukses. Ia sekedar tipu daya dari para tukang sihir yang mengelabui (pandangan) khalayak dan mengaburkan (potret) kebatilan serta mengopinikan bahwa mereka berada di atas kebenaran.
(70) Lalu, Musa melemparkan tongkatnya, maka ia menelan segala sesuatu (ular jelmaan) yang mereka buat dan memangsanya. Sementara itu, orang-orang memperhatikan kejadian tersebut. Para tukang sihir pun sadar dengan yakin bahwa itu bukanlah sihir, akan tetapi dari Allah. Maka mereka pun bersegera untuk beriman. ﴾ فَأُلۡقِيَ ٱلسَّحَرَةُ ﴿ "Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur," dengan bersujud,
﴾ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا بِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ 121 رَبِّ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ 122 ﴿
"Seraya berkata, 'Kami telah beriman kepada Rabb semesta alam, yaitu Rabb Musa dan Harun'," (Al-A'raf: 121-122),
kebenaran pun terkuak, nampak dan mencuat. Sedangkan praktik sihir, tipu daya, dan makar (mereka) tertolak pada tempat perkum-pulan yang ramai itu. Jadilah momentum itu sebagai bukti nyata dan rahmat bagi kaum Mukminin serta menjadi hujjah atas orang-orang yang menentang.
(71) Fir'aun berkata kepada para tukang sihir, ﴾ ءَامَنتُمۡ لَهُۥ قَبۡلَ أَنۡ ءَاذَنَ لَكُمۡۖ ﴿ "Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian," maksudnya, bagaimana bisa kalian lancang beriman tanpa konsultasi dan izin denganku. Fir'aun begitu terheran-heran mengapa sikap ini muncul dari mereka lan-taran tata krama mereka kepada dirinya, sikap menghinakan diri dan ketundukan mereka kepadanya pada setiap urusan mereka. Dia ingin agar masalah keimanan para tukang sihir ini termasuk dari bagian perilaku mereka sebelumnya (untuk selalu taat kepada-nya). Kemudian Fir'aun semakin membabi-buta dalam kekufuran dan sikapnya melampaui batas setelah adanya petunjuk kebenaran ini. Dia mengolok-olok kaumnya melalui perkataannya dan menam-pakkan kepada mereka bahwa keunggulan Musa atas para tukang sihir itu, bukan karena syariat yang dibawanya merupakan kebe-naran. Justru (yang terjadi) dia telah menjalin kerja sama dengan para tukang sihir, menyusun tipu daya dan mengatur skenario untuk mengusir Fir'aun dan kaumnya dari negeri mereka. Kaum-nya pun mengiyakan rekayasa jahat ini darinya dan menyangkanya sebagai kebenaran.
﴾ فَٱسۡتَخَفَّ قَوۡمَهُۥ فَأَطَاعُوهُۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمٗا فَٰسِقِينَ 54 ﴿
"Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasik." (Az-Zukhruf: 54),
padahal pernyataan yang dilontarkan oleh Fir'aun ini tidak bisa menembus akal orang yang mempunyai kecerdasan dan pengeta-huan tentang fakta dalam level terendah sekalipun. Karena Musa datang dari Madyan seorang diri. Saat tiba, dia tidak berinteraksi dengan salah satu dari para tukang sihir atau siapapun selain me-reka. Bahkan yang beliau tempuh, langsung menyerukan dakwah kepada Fir'aun dan kaumnya. Beliau memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah kepada mereka. Kemudian Fir'aun ingin melawan misi yang dibawa oleh Musa. Dia pun berusaha semaksimal mungkin. Mengutus seseorang di seluruh pelosok negeri untuk mendatangkan setiap tukang sihir yang piawai. Mereka pun ber-datangan kepadanya. Fir'aun menjanjikan upah dan kedudukan manakala kemenangan berhasil direngkuh. Para tukang sihir itu begitu antusias dan menyusun tipu daya yang jitu untuk menang atas Musa. Setelah itu, terjadilah pada mereka, peristiwa keimanan kepada Musa. Apakah (dengan fakta-fakta ini semua), mungkin dibayangkan bahwa para tukang sihir itu dan Musa telah mengatur kondisi dan menjalin kesepakatan atas peristiwa yang muncul? Ini termasuk kejadian yang paling mustahil.
Selanjutnya, Fir'aun menebar ancaman kepada para tukang sihir dengan berkata, ﴾ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيۡدِيَكُمۡ وَأَرۡجُلَكُم مِّنۡ خِلَٰفٖ ﴿ "Maka sungguh aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik." Sebagaimana hukuman yang diperlakukan bagi pemberontak yang selalu menimbulkan kerusakan, tangan kanan dan kaki kirinya dipotong. ﴾ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمۡ فِي جُذُوعِ ٱلنَّخۡلِ ﴿ "Dan sungguh aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma," agar kalian dapat disaksikan orang banyak dan merasakan kehinaan. ﴾ وَلَتَعۡلَمُنَّ أَيُّنَآ أَشَدُّ عَذَابٗا وَأَبۡقَىٰ 71 ﴿ "Dan sungguh kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya," tentu atas dasar persang-kaannya dan persangkaan pengikutnya bahwa dia adalah orang yang paling dahsyat siksanya daripada Allah dan lebih kekal, untuk memutarbalikkan fakta dan mengintimidasi orang yang mudah dibodohi.
(72) Oleh sebab itu, tatkala para tukang sihir itu mengetahui kebenaran yang nyata, dan Allah telah mencurahkan kemampuan berpikir pada mereka untuk dapat melacak fakta-fakta sesungguh-nya, mereka pun merespon (ancaman Fir'aun) dengan berkata, ﴾ لَن نُّؤۡثِرَكَ عَلَىٰ مَا جَآءَنَا مِنَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ ﴿ "Kami sekali-kali tidak mengutamakan kamu dari-pada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami," [maksudnya kami tidak akan mengutamakan engkau dan apa yang engkau janjikan kepada kami berupa upah dan kedekatan posisi denganmu daripada apa yang telah Allah perlihatkan kepada kami yang berupa ayat-ayat yang jelas]: yang menunjukkan bahwa Allah-lah Rabb yang patut disembah, satu-satunya, yang diagungkan dan dihormati, dan bahwa selain Allah merupakan kebatilan, dan kami (tidak akan) mengutamakan dirimu daripada Dzat yang telah menciptakan kami dan mengadakan kami, ini tidak akan terjadi.
﴾ فَٱقۡضِ مَآ أَنتَ قَاضٍۖ ﴿ "Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putus-kan," dari sesuatu yang telah engkau ancamkan kepada kami, be-rupa potong tangan dan kaki, penyaliban jasad kami dan siksaan. ﴾ إِنَّمَا تَقۡضِي هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَآ 72 ﴿ "Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memu-tuskan pada kehidupan di dunia ini saja," maksudnya apa yang kamu ancamkan kepada kami, paling maksimal hanya terjadi di kehidupan dunia ini saja, nanti akan selesai, hilang, dan tidak membahayakan kami (di akhirat kelak). Berbeda halnya dengan azab Allah bagi orang yang tetap berada di atas kekufuran, azab itu kontinyu, lagi dahsyat. Sepertinya inilah jawaban dari mereka terhadap perkataan Fir'aun, ﴾ وَلَتَعۡلَمُنَّ أَيُّنَآ أَشَدُّ عَذَابٗا وَأَبۡقَىٰ 71 ﴿ "Dan sungguh kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya." (Thaha: 71). Dalam pembicaraan para tukang sihir ini terdapat petunjuk bahwa seorang yang berakal hendaklah menimbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat dengan azab dunia dan akhirat.
(73) ﴾ إِنَّآ ءَامَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغۡفِرَ لَنَا خَطَٰيَٰنَا ﴿ "Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami," yaitu kekufuran dan maksiat-maksiat kami. Sesungguhnya keiman-an menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan taubat menutup dosa silam. Perkataan mereka, ﴾ وَمَآ أَكۡرَهۡتَنَا عَلَيۡهِ مِنَ ٱلسِّحۡرِۗ ﴿ "Dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami untuk melakukannya," yang kami gunakan untuk melawan kebenaran. Ini merupakan dalil bahwa mereka tidak berkehendak sendiri dalam perbuatan mereka tadi. Fir'aun-lah yang memaksa mereka dengan sekuat tenaga. Secara eksplisit nampak -wallahu a'lam– bahwasanya ketika Musa menyampaikan nasihat kepada mereka sebagaimana tertuang pada Firman Allah, ﴾ وَيۡلَكُمۡ لَا تَفۡتَرُواْ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبٗا فَيُسۡحِتَكُم بِعَذَابٖۖ ﴿ "Celakalah kamu, janganlah kamu mengadakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa." (Thaha: 61), ternyata telah mempengaruhi mereka dan membekas pada diri mereka dengan kuat. Oleh karena itu, mereka saling berbantahan usai mendengarkan perkataan dan nasihat Musa. Kemudian Fir'aun menuntut dan memaksa mereka untuk melakukan makar yang telah mereka perbuat. Karena itu, para tukang sihir itu mengemukakan pernyataan Fir'aun tadi sebe-lum dia mendatangi mereka, di mana mereka mengatakan, ﴾ إِنۡ هَٰذَٰنِ لَسَٰحِرَٰنِ يُرِيدَانِ أَن يُخۡرِجَاكُم مِّنۡ أَرۡضِكُم بِسِحۡرِهِمَا ﴿ "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya," (Thaha: 63), jadi mereka berbuat sesuai dengan cara yang sudah digariskan Fir'aun dan dipaksakannya. Boleh jadi goresan yang mengendap di hati-hati mereka ini adalah disebabkan kebencian mereka untuk melawan kebenaran dengan kebatilan, dan tindakan-tindakan yang telah mereka kerjakan dengan menu-tup mata. Itulah yang berpengaruh positif pada mereka, dan Allah merahmati mereka dengan itu dan mencurahkan taufik kepada mereka untuk beriman dan bertaubat.
﴾ وَٱللَّهُ خَيۡرٞ ﴿ "Dan Allah lebih baik (pahalaNya)," dari apa yang engkau janjikan berupa upah, kedudukan, dan jabatan ﴾ وَأَبۡقَىٰٓ 73 ﴿ "dan lebih kekal," ganjaran dan kebaikanNya, tidak seperti yang di-omongkan oleh Fir'aun, ﴾ وَلَتَعۡلَمُنَّ أَيُّنَآ أَشَدُّ عَذَابٗا وَأَبۡقَىٰ 71 ﴿ "dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya." (Thaha: 71), dia bermaksud bahwa dirinya lebih pedih dan kekal siksaannya.
Seluruh yang dikemukakan tentang kisah Musa dan Fir'aun telah disebutkan oleh Allah di dalamnya, yaitu apabila datang berdasarkan kisah para tukang sihir bahwasanya Fir'aun telah mengancam mereka dengan hukuman potong anggota badan dan penyaliban. Namun Allah tidak menyebutkan tentang pelaksana-annya. Begitu pula tidak ada hadits shahih yang menyinggungnya. Kepastian terjadi atau tidaknya tergantung pada keberadaan dalil. Allah-lah Yang Mahatahu tentang kejadian itu dan kejadian lainnya. [Akan tetapi, ancaman Fir'aun kepada para tukang sihir dengan hukuman itu bersamaan dengan kemampuannya untuk melaku-kannya adalah menjadi bukti peristiwa itu terjadi. Pasalnya, bila tidak berlangsung, sudah pasti Allah menyebutkannya dan para ulama yang menyampaikan ilmu pun tentu akan menyepakatinya].