Skip to main content

قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوْا بِهٖ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِّنْ اَثَرِ الرَّسُوْلِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذٰلِكَ سَوَّلَتْ لِيْ نَفْسِيْ   ( طه: ٩٦ )

qāla
قَالَ
(Samiri) berkata
baṣur'tu
بَصُرْتُ
aku melihat
bimā
بِمَا
dengan apa
lam
لَمْ
yang tidak
yabṣurū
يَبْصُرُوا۟
mereka melihat
bihi
بِهِۦ
dengannya
faqabaḍtu
فَقَبَضْتُ
maka aku menggenggam/mengambil
qabḍatan
قَبْضَةً
segenggam
min
مِّنْ
dari
athari
أَثَرِ
bekas jejak
l-rasūli
ٱلرَّسُولِ
rasul
fanabadhtuhā
فَنَبَذْتُهَا
lalu aku melemparkannya
wakadhālika
وَكَذَٰلِكَ
dan demikianlah
sawwalat
سَوَّلَتْ
menggoda/membujuk
لِى
bagiku/kepadaku
nafsī
نَفْسِى
diriku/nafsuku

Qāla Başurtu Bimā Lam Yabşurū Bihi Faqabađtu Qabđatan Min 'Athari Ar-Rasūli Fanabadhtuhā Wa Kadhalika Sawwalat Lī Nafsī. (Ṭāʾ Hāʾ 20:96)

Artinya:

Dia (Samiri) menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui, jadi aku ambil segenggam (tanah dari) jejak rasul lalu aku melemparkannya (ke dalam api itu), demikianlah nafsuku membujukku.” (QS. [20] Taha : 96)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Mendapat pertanyaan dari Nabi Musa, dia menjawab, “Aku melihat dan mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui. Aku melihat Jibril menunggang kuda ketika Bani Israil keluar dari laut dan Fir‘aun tenggelam. Jadi, aku ambil segenggam tanah dari jejak tapal kuda rasul itu, lalu aku melemparkannya ke arah perhiasan-perhiasan yang aku jadikan bahan membuat patung anak sapi itu hingga patung itu mampu mengeluarkan suara. Aku tahu mereka pernah memintamu untuk membuat Tuhan yang berjasad untuk mereka sembah, maka demikianlah nafsuku membujukku untuk menciptakan patung anak sapi ini sebagai tuhan mereka.”