Al-Anbiya' Ayat 82
وَمِنَ الشَّيٰطِيْنِ مَنْ يَّغُوْصُوْنَ لَهٗ وَيَعْمَلُوْنَ عَمَلًا دُوْنَ ذٰلِكَۚ وَكُنَّا لَهُمْ حٰفِظِيْنَ ۙ ( الأنبياء: ٨٢ )
Wa Mina Ash-Shayāţīni Man Yaghūşūna Lahu Wa Ya`malūna `Amalāan Dūna Dhālika Wa Kunnā Lahum Ĥāfižīna. (al-ʾAnbiyāʾ 21:82)
Artinya:
Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu; dan Kami yang memelihara mereka itu. (QS. [21] Al-Anbiya' : 82)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan Kami tundukkan untuk Sulaiman sebagai anugerah dan fasilitas, angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya dengan hembusan yang keras dan kencang atau pun lunak dan lambat ke negeri yang Kami beri berkah padanya sebagai moda transportasi Sulaiman dari kota yang satu ke kota lainnya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun tersembunyi. Dan Kami tundukkan pula kepada Sulaiman segolongan setan-setan yang menyelam ke dasar laut untuk mengambil sesuatu yang diperlukan-nya. Dan mereka, setan-setan yang menjadi pelayan Nabi Sulaiman itu mengerjakan pekerjaan selain itu seperti mendirikan bangunan dan membuat kolam raksasa; dan Kami yang memelihara mereka agar setan-setan itu tidak merusak dan tidak bermain-main dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menjelaskan rahmat Allah yang lain yang dikarunia-kan-Nya khusus kepada Nabi Sulaiman a.s., yaitu bahwa Allah juga menundukkan segolongan setan yang patuh melakukan apa yang diperintahkan Sulaiman a.s. kepada mereka, misalnya: menyelam ke dalam laut untuk mengambil segala sesuatu yang diperlukannya, atau melakukan hal-hal untuk keperluan Sulaiman a.s. seperti mengerjakan bangunan dan sebagainya.
Pada ayat ini Allah menegaskan pula bahwa Dia senantiasa menjaganya sehingga setan tersebut tidak merusak dan tidak bermain-main dalam melakukan tugasnya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya.
Yakni setan-setan itu bertugas menyelam ke dalam laut untuk mengambil mutiara-mutiara dan berbagai macam perhiasan lainnya.
...dan mengerjakan pekerjaan selain dari itu.
Maksudnya, setan-setan itu dapat diperintahkan olehnya untuk mengerjakan pekerjaan selain menyelam ke dalam laut. Seperti yang disebutkan oleh Allah dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu. (Shaad:37-38)
Firman Allah Swt.:
...dan adalah Kami memelihara mereka itu.
Yakni Allah menjaga Sulaiman bila ada seseorang dari setan-setan itu hendak berbuat jahat terhadapnya, bahkan semua setan berada dalam genggaman kekuasaan-Nya dan tunduk di bawah keperkasaan Allah. Tiada seorang pun dari mereka yang berani mendekati Sulaiman, bahkan Sulaiman berkuasa penuh atas mereka. Jika dia menghendaki, dapat saja ia menahan seseorang dari mereka yang dikehendakinya, dapat pula melepaskan siapa pun dari mereka yang dikehendakinya. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
dan setan yang lain terikat dalam belenggu. (Shaad:38)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan) telah Kami tundukkan pula kepadanya (segolongan setan-setan yang menyelam untuknya) mereka menyelam ke dalam laut, lalu mereka mengeluarkan batu-batu permata dari dalamnya untuk Nabi Sulaiman (dan mereka mengerjakan pekerjaan selain daripada itu) selain menyelam, yaitu seperti membangun bangunan dan pekerjaan-pekerjaan berat lainnya (dan adalah Kami memelihara mereka) supaya mereka jangan merusak lagi pekerjaan-pekerjaan yang telah mereka perbuat. Karena watak setan itu bilamana selesai dari suatu pekerjaan sebelum malam tiba, mereka merusaknya kembali, jika mereka tidak disuruh mengerjakan pekerjaan yang lain.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kami juga menundukkan sebagian setan kepadanya. Dengan perintahnya, setan-setan itu menyelam ke dasar laut untuk mencari mutiara dan merjan, dan mengerjakan tugas-tugas lain seperti membangun benteng dan istana. Kami selalu mengawasi setan-setan itu hingga tidak menyebabkan suatu keburukan kepada siapa pun serta tidak membangkang kepada Sulaymân.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, di waktu kedua-nya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami tundukkan gunung-gu-nung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kami-lah yang melakukannya. Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperangan. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan Kami Maha Menge-tahui segala sesuatu. Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain dari itu; dan Kami memelihara mereka itu." (Al-Anbiya`: 78-82).
(78) Maksudnya, ingatlah dua nabi [yang mulia] ini, Dawud dan Sulaiman untuk menyanjung dan menghormati keduanya; saat Allah menganugerahkan kepada mereka berdua ilmu yang luas, kemampuan menetapkan hukum di tengah manusia, dengan dasar FirmanNya, ﴾ إِذۡ يَحۡكُمَانِ فِي ٱلۡحَرۡثِ إِذۡ نَفَشَتۡ فِيهِ غَنَمُ ٱلۡقَوۡمِ ﴿ "Di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya," maksudnya, ketika ada seorang pemilik tanaman meminta kepastian hukum kepada mereka berdua, mengenai seekor kambing milik seseorang yang memasuki kebun orang lain. Yakni, berkeliaran di malam hari dan memakan segala yang ada di pohon-pohonnya dan merusak tanamannya. Maka Dawud menetapkan keputusan agar kambing tersebut menjadi milik pemilik kebun, karena mempertimbangkan keteledoran pemilik kambing itu. Sehingga dihukum dengan hu-kuman ini. Sementara Sulaiman menetapkan sebuah hukum yang sesuai dengan benar. Yaitu, supaya para pemilik kambing menye-rahkan hewan-hewan mereka kepada pemilik kebun agar dapat memanfaatkan air susu dan bulunya. Sementara para pemilik kambing itu, mengelola ladang yang dimiliki oleh pemilik kebun sampai keadaannya kembali seperti semula. Jika sudah kembali seperti semula, maka kedua belah pihak saling mengembalikan milik orang lain dan masing-masing menerima hartanya kembali. Hasil keputusan ini (cerminan) kesempurnaan daya tangkap dan kecerdasan beliau عليه السلام.
(79) Oleh karenanya, Allah berfirman ﴾ فَفَهَّمۡنَٰهَا سُلَيۡمَٰنَۚ ﴿ "Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat)," maksudnya Kami menjadikannya memahami problematika tersebut. Bukan berarti Allah tidak memahamkan Dawud dalam masalah lainnya. Sebab itu, Allah menyebutkan masalah ini secara khusus. Dalilnya adalah Firman Allah, ﴾ وَكُلًّا ﴿ "Dan kepada masing-masing mereka," yaitu Dawud dan Sulaiman, Kami telah menganugerahkan kepada keduanya ﴾ حُكۡمٗا وَعِلۡمٗاۚ ﴿ "hikmah dan ilmu." Hal ini menjadi dalil bahwa hakim terkadang keputusan-nya benar dan tepat, dan kadang-kadang mengalami kesalahan. Tetapi, dia tidak tercela saat bersikap salah dalam mengambil keputusan jika telah mengerahkan segala daya dan upaya yang dimilikinya.
Berikutnya, Allah menyebutkan sisi yang menjadi keistime-waan masing-masing dari mereka berdua. Allah berfirman, ﴾ وَسَخَّرۡنَا مَعَ دَاوُۥدَ ٱلۡجِبَالَ يُسَبِّحۡنَ وَٱلطَّيۡرَۚ ﴿ "Dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud." Demikian ini, lantaran beliau termasuk orang yang paling tekun beribadah dan paling sering dalam berdzikir, bertasbih dan mengagungkan Allah. Allah telah memberinya karunia berupa suara yang bagus, lembut dan merdu yang tidak dikaruniakan kepada siapa pun. Dahulu, apabila beliau melantunkan tasbih dan pujian terhadap Allah, niscaya gunung-gunung yang bisu dan burung-burung yang tidak dapat berbicara ikut meresponnya. Ini termasuk bagian dari karunia Allah dan kebaikanNya yang tercurah kepada Dawud. Karenanya, Allah berfirman ﴾ وَكُنَّا فَٰعِلِينَ 79 ﴿ "Dan Kami-lah yang melakukannya."
(80) ﴾ وَعَلَّمۡنَٰهُ صَنۡعَةَ لَبُوسٖ لَّكُمۡ ﴿ "Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kamu," maksudnya Allah mengajari Dawud عليه السلام cara membuat baju besi. Beliaulah orang pertama yang menciptakan dan mengetahuinya. Hasil karyanya menyebar ke generasi selanjutnya. Allah melunakkan besi bagi beliau dan me-ngajari bagaimana cara membentuknya. Manfaatnya besar. Yaitu ﴾ لِتُحۡصِنَكُم مِّنۢ بَأۡسِكُمۡۖ ﴿ "guna memelihara kamu dalam peperangan," mak-sudnya baju-baju besi itu berfungsi sebagai pelindung di medan peperangan dan di saat pertarungan sengit. ﴾ فَهَلۡ أَنتُمۡ شَٰكِرُونَ 80 ﴿ "Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)," atas nikmat Allah yang tercurahkan kepada kalian yang Allah praktikkan melalui tangan hambaNya, Dawud! Sebagaimana Firman Allah,
﴾ وَجَعَلَ لَكُمۡ سَرَٰبِيلَ تَقِيكُمُ ٱلۡحَرَّ وَسَرَٰبِيلَ تَقِيكُم بَأۡسَكُمۡۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَيۡكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡلِمُونَ 81 ﴿
"Dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dari peperangan. Demikian-lah Allah menyempurnakan nikmatNya atasmu agar kamu berserah diri (kepadaNya)." (An-Nahl: 81).
Mengandung kemungkinan makna bahwa Allah mengajari beliau cara pembuatan baju besi dan proses pelunakannya meru-pakan perkara yang di luar kebiasaan. Dan masuk dalam kategori yang disampaikan para ulama tafsir, "Sesungguhnya Allah melu-nakkan besi baginya sehingga dia dapat memprosesnya layaknya adonan dan tanah liat tanpa harus dilebur terlebih dahulu di atas api."
Mengandung kemungkinan makna bahwa pengajaran cara pembuatannya berjalan sewajarnya. Dan proses melunakkan besi dilakukan melalui mekanisme yang diajarkan Allah, berupa cara-cara yang sekarang diketahui untuk meleburnya. Inilah keterangan yang lebih kuat kebenarannya. Pasalnya, Allah menyebut-nyebut [kemampuan untuk melakukannya] sebagai karunia dariNya ke-pada para hambaNya dan memerintahkan mereka untuk mensyu-kurinya. Seandainya masalah pembuatan baju besi tidak termasuk perkara yang dijadikan Allah agar dapat dikerjakan oleh manusia, niscaya Dia tidak akan menyebut-nyebutnya sebagai kenikmatan atas mereka dan tidak akan mengemukakan kegunaannya. Sebab baju-baju besi yang dibuat oleh Dawud عليه السلام, menjadi perkara mus-tahil (bisa dibuat) bila yang dimaksud adalah dzatnya. Anugerah yang diinginkan di sini ialah jenisnya secara umum. Keterangan yang disampaikan oleh para ahli tafsir tidak mempunyai dasarnya sama sekali, kecuali Firman Allah,
﴾ وَأَلَنَّا لَهُ ٱلۡحَدِيدَ 10 ﴿
"Dan Kami telah melunakkan besi untuknya." (Saba`: 10).
Dalam ayat ini tidak ada petunjuk bahwa pelunakan besi ter-jadi tanpa usaha. Wallahu a'lam.
(81) ﴾ وَلِسُلَيۡمَٰنَ ٱلرِّيحَ ﴿ "Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin," maksudnya Kami menundukkannya ﴾ عَاصِفَةٗ ﴿ "yang sangat kencang tiupannya," yang begitu cepat lajunya, ﴾ تَجۡرِي بِأَمۡرِهِۦٓ ﴿ "yang ber-hembus dengan perintahNya." Di mana dia bergerak melaju untuk menaati perintahNya. Jarak perjalanan yang ditempuh di pagi hari sejauh satu bulan perjalanan (dengan unta) dan jarak perjalanan yang ditempuh di sore hari sejauh satu bulan perjalanan (dengan unta), ﴾ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ ٱلَّتِي بَٰرَكۡنَا فِيهَاۚ ﴿ "ke negeri yang Kami telah memberkatinya," yaitu negeri Syam yang menjadi tempat tinggalnya. Beliau menum-pangi angin menuju arah Barat dan Timur. Tempat menetap dan kembalinya adalah ke bumi yang diberkahi (Syam).﴾ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيۡءٍ عَٰلِمِينَ 81 ﴿ "Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu." Pengetahuan Kami meliputi segala sesuatu, dan Kami mengetahui pada diri Dawud dan Sulaiman tingkat kehebatan yang mana Kami telah mengantarkan mereka berdua sampai tingkatan yang telah Kami ceritakan.
(82) ﴾ وَمِنَ ٱلشَّيَٰطِينِ مَن يَغُوصُونَ لَهُۥ وَيَعۡمَلُونَ عَمَلٗا دُونَ ذَٰلِكَۖ ﴿ "Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain dari pada itu." Kejadian ini juga termasuk keistimewaan Sulaiman عليه السلام. Allah menundukkan setan-setan dan jin-jin ifrit dan menjadi-kan Sulaiman berkuasa atas mereka untuk melaksanakan banyak pekerjaan yang mana golongan lain tidak berkutik menjalankannya. Di antara mereka, ada yang menyelami lautan bagi beliau untuk mengeksploitasi berlian dan permata serta batu-batu mulia lainnya. Di antara mereka ada yang mengerjakan,
﴾ مَّحَٰرِيبَ وَتَمَٰثِيلَ وَجِفَانٖ كَٱلۡجَوَابِ وَقُدُورٖ رَّاسِيَٰتٍۚ ﴿
"Gedung-gedung yang tinggi, patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tung-kunya)," (Saba`: 13), bagi beliau.
Beliau juga memerintahkan sebagian mereka untuk mem-bangun Baitul Maqdis. Sampai beliau meninggal dalam keadaan mereka masih berkutat dalam pekerjaan itu. Mereka tetap men-jalankannya selama setahun lamanya sepeninggal beliau. Hingga akhirnya mereka mengetahui kematiannya, yang akan dijelaskan nanti insya Allah تعالى. ﴾ وَكُنَّا لَهُمۡ حَٰفِظِينَ 82 ﴿ "Dan Kami memelihara mereka itu," maksudnya mereka tidak berdaya untuk menolak dan menampik beliau. Bahkan Allah-lah yang menjaga pengawasan ter-hadap mereka dengan kekuatan, keperkasaan, dan kekuasaanNya.