Asy-Syu'ara' Ayat 191
وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ ࣖ ( الشعراء: ١٩١ )
Wa 'Inna Rabbaka Lahuwa Al-`Azīzu Ar-Raĥīmu. (aš-Šuʿarāʾ 26:191)
Artinya:
Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah yang Mahaperkasa, Maha Penyayang. (QS. [26] Asy-Syu'ara' : 191)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah yang Maha Perkasa. Tidak ada yang bisa mengalahkan-Nya dan tidak terkurangi sedikit pun kekuasaan-Nya dengan banyaknya orang yang kafir kepada-Nya. Dia juga Maha Penyayang.yang masih memberikan kesempatan bagi orang yang berdosa untuk bertobat kepada-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan yang menunjukkan manusia kepada jalan yang benar, yang dapat mengangkat manusia ke tempat yang mulia dan terpuji, adalah Tuhan Yang Mahaadil, Mahakeras tuntutan-Nya, dan Mahakekal rahmat-Nya terhadap orang-orang yang beriman.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 190-191)
Yakni Mahaperkasa dalam pembalasan-Nya terhadap orang-orang kafir, lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sesungguhnya Tuhanmu Mahaesa dalam kekuatan dan kemenangan. Dan Dia Maha Pengasih kepada orang-orang yang beriman.
6 Tafsir as-Saadi
"Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul; ketika Syu'aib berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepada-ku; dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Sem-purnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat keru-sakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.' Mereka berkata, 'Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang terkena sihir, dan tidaklah kamu melainkan seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta. Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.' Syu'aib berkata, 'Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Kemudian mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang." (Asy-Syu'ara`: 176-191).
(176-180) Para penduduk Aikah adalah (penduduk) negeri yang penuh dengan kebun-kebun yang lebat dengan pepohonan. Mereka adalah penduduk negeri Madyan. Mereka mendustakan nabi mereka, yaitu Syu'aib yang datang dengan membawa ajaran yang dibawa oleh para rasul, ﴾ إِذۡ قَالَ لَهُمۡ شُعَيۡبٌ أَلَا تَتَّقُونَ ﴿ "Ketika Syu'aib berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa'," kepada Allah سبحانه وتعالى, lalu meninggalkan segala apa yang dapat membuatNya murka dan benci, seperti kekafiran dan kemaksiatan, ﴾ إِنِّي لَكُمۡ رَسُولٌ أَمِينٞ ﴿ "Se-sungguhnya aku adalah seorang rasul untuk kalian, yang terpercaya," yang semua itu berkonsekuensi agar kalian bertakwa kepada Allah dan taat kepadaku.
(181-184) Beserta kesyirikan yang mereka lakukan, mereka juga mencurangi takaran dan timbangan. Oleh karena itu, Syu'aib berkata kepada mereka, ﴾ أَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ ﴿ "Tunaikanlah takaran," maksudnya, sempurnakan dan lengkapilah ia, ﴾ وَلَا تَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُخۡسِرِينَ ﴿ "dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan," yaitu orang-orang yang mengurangi harta orang lain dan merampasnya dengan mencu-rangi takaran dan timbangan. ﴾ وَزِنُواْ بِٱلۡقِسۡطَاسِ ٱلۡمُسۡتَقِيمِ ﴿ "Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus." Maksudnya, dengan timbangan yang adil, tidak miring. ﴾ وَٱتَّقُواْ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلۡجِبِلَّةَ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu." Mak-sudnya, manusia-manusia terdahulu. Sebagaimana Dia bersen-dirian menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian, tanpa ada sekutu bagiNya dalam hal ini, maka dari itu esakanlah Dia dengan ibadah dan tauhid. Sebagaimana Dia telah memberi kalian karunia berupa menciptakan kalian dan membekali kalian dengan berbagai nikmat, maka balaslah nikmat itu dengan bersyukur kepadaNya.
(185-187) Mereka berkata kepadanya dengan sikap men-dustakan dan menolak perkataannya, ﴾ إِنَّمَآ أَنتَ مِنَ ٱلۡمُسَحَّرِينَ ﴿ "Sesung-guhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang terkena sihir." Sesungguhnya engkau berbicara dengan pembicaraan orang-orang yang terkena sihir yang intinya pembicaraanmu tidak perlu digubris, ﴾ وَمَآ أَنتَ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُنَا ﴿ "dan tidaklah kamu melainkan seorang manusia seperti kami." Jadi, kamu sama sekali tidak punya kelebihan yang spesial (khusus) mengungguli kami, sehingga (mau-maunya) kamu meng-ajak kami untuk mengikutimu. Ini sama seperti perkataan kaum sebelum dan sesudah mereka yang menentang para rasul dengan syubhat tersebut, yang selalu mereka kemukakan, lakukan dan se-pakati, karena kesamaan mereka dalam kekafiran dan keserupaan hati mereka! Para rasul itu menjawab mereka dengan ungkapan,
﴾ إِن نَّحۡنُ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ ﴿
"Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberikan karunia kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya." (Ibrahim: 11).
﴾ وَإِن نَّظُنُّكَ لَمِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya kami meyakinimu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta." Ini adalah sikap lancang, kezhaliman dan perkataan dusta mereka. Mereka sudah sepakat untuk melawan Nabi. Karena sesungguhnya tidak seorang rasul pun yang menghadapi kaumnya, mengajak mereka, berdialog dan berdebat dengan mereka melainkan pasti Allah سبحانه وتعالى telah memper-lihatkan bukti-bukti (mukjizat) melaluinya yang dapat mereka gunakan untuk meyakini kejujurannya, keamanahannya, terutama nabi Syu'aib عليه السلام yang dijuluki orator (singa podium) para nabi, karena sangat baiknya dia dalam menghadapi kaumnya dan men-debat mereka dengan cara yang terbaik. Kaumnya pun sudah me-yakini kejujurannya dan meyakini bahwa yang diajarkannya itu haq (benar), akan tetapi pemberitaan yang mereka lakukan tentang kedustaan Syu'aib adalah kedustaan dari mereka sendiri.
﴾ فَأَسۡقِطۡ عَلَيۡنَا كِسَفٗا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ﴿ "Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit," maksudnya, sepotong azab yang dapat menghabisi kami, ﴾ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿ "jika kamu termasuk orang-orang yang benar." Ini juga sama dengan perkataan orang-orang yang sejalan dengan mereka,
﴾ وَإِذۡ قَالُواْ ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا حِجَارَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٖ 32 ﴿
"Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, 'Ya Allah, jika betul (al-Qur`an) ini benar dari sisiMu, maka hujanilah kami batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih'." (Al-Anfal: 32),
atau mereka (memang) meminta sebagian bukti-bukti yang mereka usulkan yang mana apa yang mereka minta itu tidak harus dipenuhi.
(188) ﴾ قَالَ رَبِّيٓ أَعۡلَمُ بِمَا تَعۡمَلُونَ ﴿ "Syu'aib عليه السلام berkata, 'Rabbku lebih mengetahui apa yang kalian kerjakan'." Maksudnya, turunnya azab dan terjadinya bukti-bukti yang diusulkan itu bukan aku yang mendatangkannya atau menimpakannya kepada kalian, kewa-jibanku tidak lain hanyalah menyampaikan kepada kalian dan menasihati kalian, dan sungguh aku pun telah melakukannya. Dan yang berwenang mendatangkannya adalah Rabbku Yang Maha Mengetahui perbuatan dan keadaan kalian, yang akan memberikan balasan dan akan menghisab (perhitungan amal) kalian.
(189-191) ﴾ فَكَذَّبُوهُ ﴿ "Kemudian mereka mendustakannya." Mak-sudnya, pendustaan telah menjadi karakter mereka, dan kekafiran telah menjadi kebiasaan bagi mereka, hingga bukti-bukti apa pun sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka dan tidak ada lagi jalan yang terbaik bagi mereka selain turunnya azab. ﴾ فَأَخَذَهُمۡ عَذَابُ يَوۡمِ ٱلظُّلَّةِۚ ﴿ "Lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan." Mereka dinaungi oleh segumpal awan, dan mereka berkumpul di bawah-nya sambil menikmati naungannya yang sesungguhnya bukan pemberi naungan. Lalu kilat itu membakar mereka dengan azab, maka mereka akhirnya mati dan meninggalkan kampung halaman-nya, dan mereka menempati negeri kesengsaran dan azab.﴾ إِنَّهُۥ كَانَ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٍ ﴿ "Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar." Tidak ada pengembalian lagi bagi mereka ke dunia sehingga mereka bisa memperbarui amal mereka, sedangkan azab tidak pernah dihenti-kan sesaat pun dari mereka, dan tidak pula mereka ditangguhkan.
﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗۖ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda," yang membuktikan kejujuran Syu'aib dan kebenaran ajaran yang diserukannya, serta kebatilan penolakan kaumnya ter-hadapnya, ﴾ وَمَا كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّؤۡمِنِينَ ﴿ "tetapi kebanyakan mereka tidak beriman," sekalipun mereka sudah melihat bukti-bukti kebenaran, sebab me-reka sama sekali tidak memiliki kesucian dan tidak pula kebaikan.
﴾ وَمَآ أَكۡثَرُ ٱلنَّاسِ وَلَوۡ حَرَصۡتَ بِمُؤۡمِنِينَ 103 ﴿
"Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya." (Yusuf: 103).
﴾ وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar Dia-lah Yang Mahaperkasa, yang dengan kekuatanNya, Dia dapat ter-hindar dari jangkauan siapa pun dan dari tindasan setiap makhluk. ﴾ ٱلرَّحِيمُ ﴿ "Lagi Maha Penyayang," yang rahmat (kasih sayang) adalah sifatNya, yang di antara pengaruhnya adalah seluruh kebaikan yang ada di dunia dan akhirat semenjak Allah menciptakan alam ini hingga tidak ada batasnya; dan di antara keperkasaanNya ada-lah Dia telah membinasakan musuh-musuhNya saat mereka men-dustakan para rasulNya; sedangkan yang termasuk rahmatNya adalah Dia menyelamatkan para wali (kekasih)Nya dan orang-orang Mukmin yang mengikutinya.