"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpegang-lah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (pada masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu –karena nikmat Allah– orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah ber-ada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada-mu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih, sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat." (Ali Imran: 102-105).
(102-105) Ayat-ayat ini mengandung anjuran Allah kepada hamba-hambaNya, kaum Mukminin agar mendirikan syukur atas nikmat-nikmatNya yang besar yaitu dengan bertakwa kepadaNya dengan sebenar-benar takwa, dan agar mereka menaatiNya dan meninggalkan kemaksiatan terhadapNya secara tulus ikhlas untuk-Nya, dan agar mereka menegakkan agama mereka dan berpegang teguh kepada tali Allah yang telah Dia hantarkan kepada mereka. Dan Dia menjadikan tali itu –yaitu agama dan kitabNya– sebagai sebab antara mereka denganNya, serta bersatu dengan berpedoman pada agama dan kitabNya dan tidak saling bercerai berai, dan agar mereka selalu konsisten atas hal itu hingga mereka meninggal.
Lalu Allah menyebutkan kondisi mereka yang dahulu sebe-lum adanya nikmat tersebut, yaitu bahwasanya mereka dahulu saling bermusuhan dan bercerai berai. Kemudian Allah menyatu-kan mereka dengan agama ini dan merekatkan hati-hati mereka, serta menjadikan mereka sebagai saudara. Padahal mereka dahulu berada di pinggir jurang api neraka, lalu Allah menyelamatkan mereka dari kesengsaraan, dan memberikan jalan kebahagiaan bagi mereka. ﴾ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ﴿ "Demikianlah Allah menerang-kan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk" untuk ber-syukur kepada Allah dan berpegang teguh kepada tali agamaNya. Dan Allah memerintahkan mereka untuk menyempurnakan kondisi seperti ini, dan sebab terkuat yang membantu mereka menegakkan agama mereka adalah keberadaan sekelompok dari mereka yang bergerak dengan jumlah yang cukup, ﴾ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ ﴿ "yang menyeru kepada kebajikan", yaitu berupa pokok-pokok agama, cabang-cabang, dan syariat-syariatnya, ﴾ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ ﴿ "menyuruh kepada yang ma'ruf," yaitu sesuatu yang diketahui nilai baiknya, baik secara syariat maupun akal, ﴾ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ ﴿ "dan mencegah dari yang mungkar," yaitu sesuatu yang diketahui nilai buruknya secara syariat maupun akal, ﴾ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ﴿ "dan merekalah orang-orang yang beruntung," orang-orang yang mendapatkan segala yang diinginkan dan sela-mat dari segala yang dikhawatirkan.
Termasuk dalam kelompok tersebut adalah para ulama dan para pendidik, orang-orang yang bergerak dengan berkhutbah, berceramah, dan memberikan nasihat kepada manusia secara umum maupun khusus serta orang-orang yang mengingatkan orang lain, yang bertugas mengontrol manusia dalam pelaksanaan shalat lima waktu, penunaian zakat dan penegakan syariat-syariat agama, serta melarang mereka dari segala kemungkaran.
Oleh karena itu, setiap orang yang menyeru manusia kepada kebaikan secara umum atau secara khusus, atau dia memberikan nasihat kepada masyarakat umum atau kelompok khusus, maka dia termasuk dalam ayat yang mulia tersebut.
Kemudian Allah melarang mereka dari menempuh jalan orang-orang yang bercerai berai yang mana agama dan keterangan-keterangan yang jelas telah mendatangi mereka yang mengharus-kan mereka untuk melaksanakannya dan bersatu karenanya, namun mereka bercerai berai dan berselisih, hingga mereka men-jadi berkelompok-kelompok, dan itu tidaklah muncul akibat dari kebodohan maupun kesesatan, akan tetapi muncul dari pengeta-huan dan tujuan yang buruk, serta kesewenang-wenangan sebagian mereka atas sebagian yang lain.
Karena itulah Allah berfirman, ﴾ وَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ ﴿ "Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat."