Al-Ahzab Ayat 27
وَاَوْرَثَكُمْ اَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ وَاَرْضًا لَّمْ تَطَـُٔوْهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرًا ࣖ ( الأحزاب: ٢٧ )
Wa 'Awrathakum 'Arđahum Wa Diyārahum Wa 'Amwālahum Wa 'Arđāan Lam Taţa'ūhā Wa Kāna Allāhu `Alaá Kulli Shay'in Qadīrāan. (al-ʾAḥzāb 33:27)
Artinya:
Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu. (QS. [33] Al-Ahzab : 27)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Berkat pertolongan Allah pada Perang Khandak itu Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah, dan harta benda mereka, dan begitu pula tanah yang belum kamu injak, yaitu tanah-tanah baru yang akan dimasuki oleh tentara mukmin. Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa harta benda Bani Quraidhah yang dijatuhi hukuman mati itu telah diberikan Allah kepada kaum Muslimin, termasuk segala kebun, rumah, dan binatang ternak yang mereka miliki. Bahkan dalam ayat ini, Allah menjanjikan kepada kaum Muslimin bahwa Dia akan mewariskan tanah-tanah yang lain, yang waktu itu belum dimasuki oleh tentara Islam, tetapi pasti akan mereka masuki dan mereka taklukkan.
Pada akhir ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia berkuasa memberikan semuanya kepada kaum Muslimin untuk menolong mereka dalam melaksanakan agama-Nya dan untuk memperluas Islam itu sendiri. Hal itu adalah ketentuan yang pasti terlaksana.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah, dan harta benda mereka. (Al Ahzab:27)
Yakni Dia menjadikannya untuk kalian setelah kalian menghukum mati mereka.
dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. (Al Ahzab:27)
Menurut suatu pendapat, tanah tersebut adalah Khaibar. Pendapat yang lain mengatakan Mekah, menurut apa yang telah diriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam. Menurut pendapat yang lainnya lagi adalah negeri Peris dan Romawi. Ibnu Jarir mengatakan bahwa dapat pula kesemuanya itu termasuk ke dalam takwil ayat ini.
Dan adalah Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu. (Al Ahzab:27)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari ayahnya, dari kakeknya Alqamah ibnu Waqqas yang mengatakan bahwa Siti Aisyah pernah menceritakan kepadanya hadis berikut: Pada hari Perang Khandaq aku keluar mengikuti jejak pasukan kaum muslim, dan aku mendengar suara derap langkah di belakangku. Ternyata suara itu berasal dari Sa'd ibnu Mu'az r.a. bersama anak saudaranya yang bernama Al-Haris ibnu Aus yang membawa tameng. Lalu aku duduk di tanah, dan Sa'd melewatiku. Dia mengenakan baju besi yang kelihatannya agak pendek sehingga bagian lengannya terbuka, dan aku mengkhawatirkan bagian lengannya yang terbuka itu. Sa'd adalah seorang yang memiliki perawakan besar lagi tinggi, dia maju dengan mendendangkan syair berikut:
Andaikata sedikit unta yang dipakai dalam perang ini, alangkah baiknya kematian itu (sekarang) bila ajal telah tiba.
Maka aku bangkit dan memasuki sebuah kebun. Ternyata di dalam kebun itu terdapat sejumlah pasukan kaum muslim, antara lain Umar ibnul Khattab r.a. dan seorang lelaki yang memakai topi besi. Umar bertanya, "Mengapa engkau datang kemari. Demi usiaku, demi Allah, sesungguhnya engkau benar-benar wanita pemberani? Lalu apakah yang dapat menjamin keselamatanmu bila terjadi kekalahan atau terpukul mundur?" Umar r.a. terus mencelaku sehingga aku berharap seandainya saja bumi ini terbelah saat itu, lalu aku terjerumus ke dalamnya. Maka lelaki yang bertopi besi itu membuka topi besinya, ternyata dia adalah Talhah ibnu Ubaidillah r.a. LaluTalhah berkata, "Hai Umar, celakalah engkau, sesungguhnya engkau sejak tadi banyak mencela, ke mana lagikah lari itu selain kepada Allah?"
Kemudian Sa'd terkena anak panah yang dilemparkan oleh seorang lelaki dari kaum Quraisy yang dikenal dengan nama Ibnul Arqah. Panah itu dibidikkan oleh Ibnul Arqah kepada Sa'd seraya berkata, "Terimalah ini, aku adalah Ibnul Arqah," dan anak panah itu mengenai urat nadi lengannya hingga putus. Lalu Sa'd berdoa kepada Allah Swt., "Ya Allah, janganlah Engkau matikan aku sebelum hatiku puas dengan melakukan pembalasan terhadap Bani Quraizah." Orang-orang Bani Quraizah adalah teman sepakta dan sekutu Sa'd di masa Jahiliah. Maka luka Sa'd kering dan darah tidak mengucur lagi. Allah mengirimkan angin kepada kaum musyrik dan menghindarkan kaum mukmin dari peperangan, dan adalah Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.
Abu Sufyan bersama para pengikutnya kabur ke Tihamah, dan Uyaynah ibnu Badr beserta para pengikutnya kabur ke Najd, sedangkan Bani Quraizah kembali ke benteng mereka dan berlindung di baliknya.
Rasulullah Saw. kembali ke Madinah dan memerintahkan agar dibuatkan kemah kecil dari kulit di masjid buat merawat Sa'd yang terluka.
Jibril a.s. datang menemui Rasulullah Saw. dan wajah Jibril masih dipenuhi dengan debu, lalu ia berkata, "Apakah engkau letakkan senjatamu? Tidak, demi Allah, para malaikat masih belum meletakkan senjatanya. Sekarang keluarlah kamu menuju tempat Bani Quraizah dan perangilah mereka.
Maka Rasulullah Saw. segera memakai baju besinya, lalu menyerukan kepada kaum muslim untuk berangkat menuju ke Bani Quraizah. Beliau melewati tempat Bani Tamim yang letaknya bersebelahan dengan masjid, lalu beliau Saw. bertanya, "Siapakah yang tadi lewat kepada kalian?" Mereka menjawab, "Yang barusan lewat kepada kami adalah Dihyah Al-Kalbi." Dihyah Al-Kalbi memiliki jenggot, dan wajahnya mirip dengan jelmaan Malaikat Jibril a.s. bila menyerupai manusia.
Rasulullah Saw. datang ke tempat Bani Quraizah dan mengepung benteng mereka selama dua puluh lima hari. Setelah pengepungan berlangsung cukup lama, Bani Quraizah mengalami kesulitan yang berat. Lalu diserukan kepada mereka, "Turunlah kalian dan menyerahlah di bawah keputusan hukum Rasulullah Saw."
Bani Quraizah meminta saran kepada Abu Lubabah ibnu Abdul Munzir, lalu Abu Lubabah menjawab mereka dengan isyarat yang menunjukkan arti potong leher. Akhirnya Bani Quraizah berkata, "Kami mau turun dengan syarat menyerah di bawah hukum Sa'd ibnu Mu'az."
Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Turunlah kalian di bawah keputusan hukum Sa'd ibnu Mu'az!" Lalu mereka turun dari bentengnya dan Rasulullah Saw. mengirimkan utusan untuk memanggil Sa'd ibnu Mu'az r.a.
Sa'd r.a. yang dalam keadaan terluka didatangkan dengan mengendarai keledai yang ada pelananya dibuatkan penopang untuk sandarannya. Lalu kaum Sa'd mengelilinginya seraya berkata, "Hai Abu Amr, mereka adalah teman sepaktamu, mawalimu, serta kaum Ahli Kitab, dan terdiri dari orang-orang yang telah kamu kenal."
Sa'd tidak menjawab sepatah kata pun kepada mereka dan tidak menoleh kepada mereka. Setelah berada di dekat benteng Bani Quraizah barulah ia menoleh ke arah kaumnya dan berkata, "Kini telah tiba masanya bagiku untuk tidak mengindahkan celaan orang yang mencela demi membela agama Allah."
Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa Abu Sa'id mengatakan bahwa setelah Sa'd muncul Rasulullah Saw. bersabda:
Berdirilah kalian untuk menghormati pemimpin kalian dan turunkanlah dia.
Umar r.a. memprotes, "Pemimpin kami adalah Allah." Rasulullah Saw. bersabda, "Turunkanlah dia!" Lalu mereka menurunkannya, dan Rasulullah Saw. bersabda, "Putuskanlah mereka dengan hukummu."
Sa'd berkata, "Sesungguhnya aku menghukum mereka dengan suatu keputusan bahwa hendaknya engkau bunuh para prajuritnya, engkau tawan kaum wanitanya, dan engkau jarah semua harta bendanya." Maka Rasulullah Saw.menjawab:
Sesungguhnya engkau telah menghukumi mereka dengan hukum Allah dan hukum Rasul-Nya.
Kemudian Sa'd r.a. berdoa, "Ya Allah, jika Engkau masih menyisakan suatu peperangan buat Nabi-Mu dengan orang-orang Quraisy, maka biarkanlah aku tetap hidup untuk menghadapinya. Dan jika Engkau telah menghentikan peperangan antara Rasulullah Saw. dan mereka, maka cabutlah nyawaku untuk menghadap kepada-Mu."
Abu Sa'id melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu luka Sa'd kembali mengalami perdarahan, padahal sebelumnya telah sembuh, kecuali hanya sebagian kecil darinya sebesar bisul. Lalu Sa'd dikembalikan ke kemah perawatannya yang khusus dibuat oleh Rasulullah Saw. untuknya.
Rasulullah Saw., Abu Bakar, dan Umar datang menjenguknya yang sedang menghadapi ajalnya. Siti Aisyah r.a. mengatakan, "Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya aku benar-benar dapat membedakan antara tangisan Abu Bakar dan tangisan Umar r.a. yang pada saat itu aku berada di dalam kamarku. Mereka (para sahabat) saling mengasihi di antara sesamanya sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
kasih sayang di antara sesama mereka. (Al-Fat-h: 29)
Alqamah bertanya, "Wahai ibu (maksudnya Siti Aisyah Ummul Mu-minin), apakah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. saat itu?" Siti Aisyah r.a. menjawab, "Rasulullah Saw. tidak pernah menangis karena kematian seseorang. Tetapi apabila beliau merasa sedih, sesungguhnya yang beliau lakukan hanyalah memegang jenggotnya."
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkannya melalui hadis Abdullah Ibnu Namir, dari Hisyam ibnu Urwah, dari ayahnya, dari Siti Aisyah r.a. dengan lafaz yang semisal, tetapi lebih ringkas daripada hadis di atas, di dalam riwayat ini disebutkan bahwa Sa'd berdoa.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan Dia mewariskan kepada kalian tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka dan demikian pula tanah yang belum kalian injak) sebelumnya, yaitu tanah Khaibar, yang direbut sesudah Quraizhah. (Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kemudian Allah mewariskan untuk kalian hak milik mereka berupa tanah, perumahan, dan kekayaan lain berikut tanah-tanah yang belum pernah terjamah kaki. Allah Swt. Mahakuasa untuk mewujudkan segala yang dikehendaki.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan ketika segolongan dari mereka berkata, 'Hai penduduk Yatsrib, tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu.' Dan sebagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, 'Sesungguhnya rumah-rumah kami ter-buka.' Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari. Kalau (Yatsrib) diserang dari segala penjuru, kemudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya; dan mereka tiada akan menunda untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat. Dan sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah, 'Mereka tidak akan berbalik ke belakang.' Dan perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggungan jawabnya. Katakanlah, 'Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika demikian (kamu terhin-dar dari kematian), tentu kamu tidak juga akan mengecap kese-nangan kecuali sebentar saja.' Katakanlah, 'Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki ben-cana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?' Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, 'Marilah kepada kami.' Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan, kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi; dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badui, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu, dan sekiranya mereka berada bersama kamu, mereka tidak akan ber-perang, melainkan sebentar saja. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dan tatkala orang-orang Mukmin melihat go-longan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, 'Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita.' Dan benarlah Allah dan RasulNya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka jan-jikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendakiNya, atau mene-rima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, lagi mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang Mukmin dari peperangan. Dan Allah Mahakuat lagi Maha-perkasa. Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh dan sebagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan begitu pula tanah yang belum kamu injak. Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu." (Al-Ahzab: 13-27).
(13) ﴾ وَإِذۡ قَالَت طَّآئِفَةٞ ﴿ "Dan ketika berkata segolongan" dari kaum munafik setelah berkeluh kesah dan kesabaran mereka telah me-mudar sehingga mereka juga menjadi orang-orang yang melemah-kan semangat. Mereka tidak sabar dengan diri mereka sendiri dan juga tidak melepaskan manusia dari kejahatan mereka. Golongan ini mengatakan, ﴾ يَٰٓأَهۡلَ يَثۡرِبَ ﴿ "Hai penduduk Yatsrib." Yang mereka maksud adalah, wahai penduduk Madinah! Mereka menyeru para penduduk Madinah dengan nama negeri (yang menunjukkan tentang asal usul penamaannya), sebagai isyarat bahwa agama dan ukhuwwah imaniyah sama sekali tidak mempunyai nilai dalam hati mereka, dan bahwa yang mendorong mereka untuk melakukan hal itu hanyalah seruan biasa. ﴾ يَٰٓأَهۡلَ يَثۡرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمۡ ﴿ "Wahai penduduk Yatsrib, tidak ada tempat bagimu," maksudnya, pada tempat kalian yang kalian tuju di luar Madinah. Pada saat itu mereka bermarkas di balik parit (Khandaq) dan di luar Madinah. ﴾ فَٱرۡجِعُواْۚ ﴿ "Maka kem-balilah kamu," ke Madinah. Golongan ini melemahkan semangat jihad dan menjelaskan bahwa mereka sama sekali tidak mempu-nyai kekuatan untuk memerangi musuh mereka, dan mereka mengajak untuk meninggalkan peperangan. Golongan ini meru-pakan golongan yang terburuk dan paling berbahaya. Dan ada golongan lain di bawah mereka, yaitu golongan yang diliputi oleh jiwa pengecut dan rasa takut, dan mereka lebih suka kalau terpisah dari barisan. Maka mereka pun mulai mengemukakan berbagai alasan palsu. Mereka adalah orang yang dikatakan oleh Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَيَسۡتَـٔۡذِنُ فَرِيقٞ مِّنۡهُمُ ٱلنَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوۡرَةٞ ﴿ "Dan sebagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, 'Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka'," maksudnya, terancam bahaya, dan kami khawatir kalau ia diserang oleh musuh sedangkan kami tidak ada di sana. Maka izinkanlah kami, agar kami pulang dan menjaganya. Mereka adalah para pendusta dalam hal ini. ﴾ وَمَا هِيَ بِعَوۡرَةٍۖ إِن يُرِيدُونَ ﴿ "Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak," maksudnya, tujuan mereka tidak lain, ﴾ إِلَّا فِرَارٗا ﴿ "kecuali lari," namun mereka menjadikan ucapan tadi sebagai cara dan alasan bagi mereka. Mereka adalah orang-orang yang imannya sangat tipis, sama sekali tidak bisa bertahan di dalam menghadapi dahsyat-nya cobaan.
(14) ﴾ وَلَوۡ دُخِلَتۡ عَلَيۡهِم ﴿ "Kalau diserang," maksudnya, Madinah diserang, ﴾ مِّنۡ أَقۡطَارِهَا ﴿ "dari segala penjuru" maksudnya, kalau seandai-nya orang-orang kafir memasuki Madinah dari segala penjurunya dan mereka menguasainya; dan hal ini tidak terjadi; lalu mereka diminta untuk ﴾ ٱلۡفِتۡنَةَ ﴿ "fitnah," maksudnya, berpaling dari agama mereka (murtad) dan kembali kepada agama orang-orang yang menguasai (Madinah) dan memenangkan (peperangan), ﴾ لَأٓتَوۡهَا ﴿ "niscaya mereka mengerjakannya," maksudnya, tentu mereka menger-jakannya dengan segera, ﴾ وَمَا تَلَبَّثُواْ بِهَآ إِلَّا يَسِيرٗا ﴿ "dan mereka tiada akan menunda untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat," mak-sudnya, mereka tidak mempunyai sikap menolak dan tidak pula sikap berpegang teguh kepada agama. Bahkan dengan hanya ka-rena musuh dapat menguasai, mereka pun rela memberikan apa yang diminta, dan setuju dengan kekafiran mereka.
(15) Ini adalah kondisi mereka. Padahal mereka sebenar-nya sudah ﴾ عَٰهَدُواْ ٱللَّهَ مِن قَبۡلُ لَا يُوَلُّونَ ٱلۡأَدۡبَٰرَۚ وَكَانَ عَهۡدُ ٱللَّهِ مَسۡـُٔولٗا ﴿ "berjanji kepada Allah sebelum itu, 'Mereka tidak akan berbalik ke belakang.' Dan perjan-jian dengan Allah akan diminta pertanggungan jawabnya." Dia akan meminta pertanggungan jawabnya atas janji itu. Namun ternyata mereka telah merusaknya. Lalu apa perkiraan mereka kalau ber-sikap begitu dengan Rabb mereka?
(16) ﴾ قُل ﴿ "Katakanlah," kepada mereka dengan nada men-cela atas pelarian mereka, dan seraya menyampaikan kepada mereka bahwa hal itu sama sekali tidak berguna sedikit pun bagi mereka, ﴾ لَّن يَنفَعَكُمُ ٱلۡفِرَارُ إِن فَرَرۡتُم مِّنَ ٱلۡمَوۡتِ أَوِ ٱلۡقَتۡلِ ﴿ "Lari itu sekali-kali tidak-lah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembu-nuhan." Sekiranya kalian berada di rumah-rumah kalian, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar juga ke tempat mereka terbunuh. Segala upaya itu hanya akan bisa berguna jika tidak berlawanan dengan takdir. Namun, kalau takdir sudah tiba, semua upaya menjadi tidak ada artinya, dan segala cara yang diduga oleh manusia akan bisa menyelamatkan dirinya menjadi batal (tidak berfungsi), ﴾ وَإِذٗا ﴿ "dan jika demikian," ketika kalian lari untuk menyelamatkan diri dari kematian dan pembunuhan, tentu kalian akan bersenang-senang di dunia ini. Sesungguhnya kalian ﴾ لَّا تُمَتَّعُونَ إِلَّا قَلِيلٗا ﴿ "tidak juga akan mengecap ke-senangan kecuali sebentar saja," suatu kesenangan yang (kadar nilai-nya) tidak sebanding dengan pelarian dan pengabaian kalian terhadap perintah Allah, serta penyia-nyiaan kalian terhadap diri kalian untuk bisa menikmati kesenangan abadi di dalam kenik-matan abadi.
(17) Kemudian Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya semua sebab dan upaya, sama sekali tidak berguna bagi seseorang apabila Allah menghendaki keburukan terhadap dirinya, seraya berfirman, ﴾ قُلۡ مَن ذَا ٱلَّذِي يَعۡصِمُكُم ﴿ "Katakanlah, 'Siapakah yang dapat me-lindungi kamu'," maksudnya, mencegah kalian dari ﴾ ٱللَّهِ إِنۡ أَرَادَ بِكُمۡ سُوٓءًا ﴿ "(takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu," maksudnya, keburukan, ﴾ أَوۡ أَرَادَ بِكُمۡ رَحۡمَةٗۚ ﴿ "atau menghendaki rahmat untuk dirimu," karena sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pemberi dan Maha Pen-cegah, Yang Maha Menimpakan bahaya lagi Maha Pemberi man-faat, yang tidak akan dapat mendatangkan kebaikan kecuali Dia, dan tidak pula mencegah keburukan kecuali Dia, ﴾ وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٗا ﴿ "dan mereka tidak memperoleh pelindung bagi mereka selain Allah," yang bisa melindungi mereka, lalu memberikan berbagai manfaat kepada mereka, ﴾ وَلَا نَصِيرٗا ﴿ "dan tidak pula penolong," yang dapat menolong mereka, sehingga mencegah segala marabahaya dari mereka. Maka hendaklah mereka mematuhi ketaatan kepada Dzat Yang Esa yang mengendalikan segala perkara, yang kehendakNya pasti berlaku, takdirNya pasti terjadi, dan tidak akan berguna seorang pelindung ataupun seorang penolong bila meninggalkan perlindungan dan pertolonganNya.
(18) Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengancam orang-orang yang me-lemahkan semangat jihad dan merintangi, dan Dia mengultima-tum mereka, seraya berfirman, ﴾ قَدۡ يَعۡلَمُ ٱللَّهُ ٱلۡمُعَوِّقِينَ مِنكُمۡ ﴿ "Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi dari kamu," untuk keluar (berperang) bagi orang-orang yang belum keluar, ﴾ وَٱلۡقَآئِلِينَ لِإِخۡوَٰنِهِمۡ ﴿ "dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudara-nya" yaitu mereka yang telah keluar, ﴾ هَلُمَّ إِلَيۡنَاۖ ﴿ "Marilah kepada kami," maksudnya, kembalilah! Sama seperti perkataan mereka dahulu, ﴾ يَٰٓأَهۡلَ يَثۡرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمۡ فَٱرۡجِعُواْۚ ﴿" Wahai penduduk Yatsrib, tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu." Dan mereka, sekalipun menghalang-halangi dan melemahkan semangat jihad, ﴾ ل َ ا يَأۡتُونَ ٱلۡبَأۡسَ ﴿ "mereka tidak mendatangi peperangan," maksudnya, pertempuran dan jihad dengan jiwa mereka ﴾ إِلَّا قَلِيلًا ﴿ "melainkan sebentar." Jadi, mereka adalah orang yang paling berminat untuk kembali pulang, karena tidak mempunyai motivasi iman dan sifat sabar untuk hal yang demi-kian, dan karena [adanya] faktor yang menuntut kepada sikap pengecut mereka, yaitu kemunafikan dan tidak adanya iman.
(19) ﴾ أَشِحَّةً عَلَيۡكُمۡۖ ﴿ "Mereka bakhil terhadapmu" dengan raga mereka di kala peperangan, dan dengan harta mereka di kala (di-seru. Pent.) berinfak untuk peperangan. Mereka tidak berjihad dengan harta dan jiwa raga mereka. ﴾ فَإِذَا جَآءَ ٱلۡخَوۡفُ رَأَيۡتَهُمۡ يَنظُرُونَ إِلَيۡكَ ﴿ "Apa-bila datang ketakutan, kamu lihat mereka itu memandang kepadamu," sebagaimana melihatnya orang yang akan pingsan, ﴾ عَلَيۡهِ مِنَ ٱلۡمَوۡتِۖ ﴿ "karena akan mati," karena sikap pengecut yang mengoyak hati me-reka dan karena kegelisahan yang menakutkan, dan karena mereka sangat khawatir kalau mereka dipaksa melakukan sesuatu yang sangat tidak mereka suka, yaitu berperang.
﴾ فَإِذَا ذَهَبَ ٱلۡخَوۡفُ ﴿ "Dan apabila ketakutan telah hilang," dan mereka sudah berada dalam kondisi aman dan tenang, ﴾ سَلَقُوكُم بِأَلۡسِنَةٍ حِدَادٍ ﴿ "mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam," maksudnya, mereka berbicara kepada kalian dengan perkataan yang tajam dan klaim-klaim yang tidak benar; dan ketika engkau mendengar mereka, maka engkau menduga bahwa mereka adalah orang-orang pem-berani dan kestria, ﴾ أَشِحَّةً عَلَى ٱلۡخَيۡرِۚ ﴿ "sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan," yang diinginkan dari mereka. Ini adalah keburukan yang terburuk yang ada pada manusia, yaitu kalau dia menjadi kikir dengan apa yang diperintahkan kepadanya, kikir dengan hartanya untuk membelanjakannya pada jalan yang benar, kikir dengan raganya untuk berjihad memerangi musuh Allah, atau untuk ber-dakwah fi sabilillah, kikir dengan kedudukannya, kikir dengan ilmu, nasihat dan ide-idenya.
﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itu" orang-orang yang seperti itu kondisinya, ﴾ لَمۡ يُؤۡمِنُواْ ﴿ "tidak beriman," disebabkan karena ketiadaan iman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. ﴾ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٗا ﴿ "Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka telah dilindungi oleh Allah dari kekikiran diri mereka dan mereka dibimbing oleh Allah untuk mengorban-kan apa yang diperintahkan kepada mereka, seperti mengorbankan raga di dalam perang fi sabilillah dan meninggikan kalimatNya, serta mengorbankan harta mereka untuk berinfak dalam berbagai jalan kebaikan, dan mengorbankan kedudukan dan ilmu mereka.
(20) ﴾ يَحۡسَبُونَ ٱلۡأَحۡزَابَ لَمۡ يَذۡهَبُواْۖ ﴿ "Mereka mengira golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi," maksudnya, mereka menduga bahwa pasukan sekutu yang telah berkoalisi untuk memerangi Rasulullah a dan para sahabatnya itu tidak akan pergi sebelum menghabisi mereka. Namun, dugaan mereka sia-sia dan perkiraan mereka gagal.
﴾ وَإِن يَأۡتِ ٱلۡأَحۡزَابُ ﴿ "Dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang," sekali lagi, ﴾ يَوَدُّواْ لَوۡ أَنَّهُم بَادُونَ فِي ٱلۡأَعۡرَابِ يَسۡـَٔلُونَ عَنۡ أَنۢبَآئِكُمۡۖ ﴿ "niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badui, sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu," maksudnya, kalau seandainya pasukan sekutu itu datang untuk kedua kalinya seperti pada kali ini, maka orang-orang munafik itu ingin agar mereka tidak ada di Madinah dan tidak juga berada dekat dengannya, dan mereka ingin bersama orang-orang Arab Badui di dusun-dusun, sambil mencari informasi tentang berita kalian, dan mereka ber-tanya-tanya tentang kabar kalian, mengenai apa yang menimpa kalian. Sungguh mereka sangat celaka dan terkutuk. Mereka tidak termasuk orang yang bernilai kehadirannya. Dan kalaupun ﴾ كَانُواْ فِيكُم مَّا قَٰتَلُوٓاْ إِلَّا قَلِيلٗا ﴿ "mereka berada bersama kamu, niscaya mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja," maka kalian jangan meng-hiraukan mereka dan jangan berputus asa karena mereka.
(21) ﴾ لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ ﴿ "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu," di mana be-liau menghadiri peperangan dengan jiwanya yang mulia itu, dan terjun langsung di medan perang, sedangkan beliau adalah manusia yang mulia lagi sempurna, pahlawan nan pemberani, lalu bagai-mana bisa kalian kikir dengan diri kalian untuk melakukan suatu perkara yang mana Rasulullah a sendiri langsung terjun pada-nya? Maka teladanilah beliau dalam perkara ini dan perkara yang lainnya.
Para ulama ushuliyyun (ahli ushul al-fiqh) berargumen dengan ayat ini atas kehujjahan perbuatan Rasulullah a. (Baca: Perbuatan Rasulullah a itu adalah dalil hukum syar'i. Pent.). Dan bahwa hukum asalnya, umat Islam itu bersuri teladan kepadanya di dalam semua hukum, kecuali ada dalil syar'i yang mengecualikan kekhu-susan beliau. Keteladanan itu ada dua macam: Keteladanan yang baik dan keteladanan yang buruk. Keteladanan yang baik ada pada Rasulullah a. Orang yang meneladani beliau berarti menelusuri jalan yang dapat mengantarkannya kepada kemuliaan Allah, yaitu jalan yang lurus. Sedangkan bersuri teladan kepada selain beliau, –apabila menyalahi beliau–, maka itulah teladan yang buruk. Se-perti perkataan kaum musyrikin saat mereka diseru oleh para Rasul untuk meneladani mereka,
﴾ بَلۡ قَالُوٓاْ إِنَّا وَجَدۡنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٖ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّهۡتَدُونَ 22 ﴿
"Bahkan mereka berkata, 'Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka'." (Az-Zukh-ruf: 22).
Suri teladan yang baik ini hanya akan ditelurusi dan diikuti oleh orang yang menginginkan Allah dan Hari Akhir. Hal itu terjadi karena iman yang dimilikinya, rasa takut kepada Allah dan mengharapkan pahala kepadaNya, takut akan siksaNya yang se-muanya mendorongnya untuk meneladani Rasulullah a.
(22) Setelah Allah menjelaskan keadaan orang-orang mu-nafik dalam keadaan takut, maka berikutnya Allah menjelaskan keadaan kaum Mukminin, seraya berfirman, ﴾ وَلَمَّا رَءَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡأَحۡزَابَ ﴿ "Dan tatkala orang-orang Mukmin melihat golongan-golongan yang ber-sekutu," yang telah berkoalisi dan telah menempati tempat-tempat-nya, dan rasa takut pun telah hilang ﴾ قَالُواْ هَٰذَا مَا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ ﴿ "mereka berkata, 'Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita'," yaitu dalam FirmanNya,
﴾ أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ 214 ﴿
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terda-hulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkata-lah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Bilakah datangnya pertolongan Allah.' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Al-Baqarah: 214).
﴾ وَصَدَقَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥۚ ﴿ "Dan benarlah Allah dan RasulNya," sebab kami telah melihat apa yang telah diberitakanNya kepada kami. ﴾ وَمَا زَادَهُمۡ ﴿ "Dan tidaklah menambah kepada mereka," perkara itu, ﴾ إِلَّآ إِيمَٰنٗا ﴿ "kecuali iman," di dalam hati mereka ﴾ وَتَسۡلِيمٗا ﴿ "dan ketundukan," dalam se-luruh anggota tubuh mereka, dan mereka bertambah patuh kepada perintah Allah.
(23) Dan ketika Allah menyebutkan bahwasanya orang-orang munafik telah berjanji kepada Allah untuk tidak berpaling (melarikan diri) dan mereka telah membatalkan janji tersebut, maka Allah menyebutkan sikap tepat janji kaum Mukminin, seraya ber-firman, ﴾ مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ رِجَالٞ صَدَقُواْ مَا عَٰهَدُواْ ٱللَّهَ عَلَيۡهِۖ ﴿ "Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah," maksudnya, mereka menunaikannya, melaksanakan dan menyempurnakannya. Mereka pun mengorbankan jiwa raga me-reka di dalam keridhaanNya dan mereka mendermakan jiwa me-reka di dalam ketaatan kepadaNya. ﴾ فَمِنۡهُم مَّن قَضَىٰ نَحۡبَهُۥ ﴿ "Maka di antara mereka ada yang gugur," maksudnya, menuntaskan keinginan dan harapannya serta hak yang menjadi tanggungannya. Lalu dia ter-bunuh fi sabilillah atau meninggal dalam keadaan sudah melaksana-kan kewajibannya, tanpa mengurangi sedikitpun, ﴾ وَمِنۡهُم مَّن يَنتَظِرُۖ ﴿ "dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu," penyempurnaan kewajibannya. Ia sedang menunaikan apa yang menjadi kewa-jibannya dan sedang memenuhi keinginannya, namun dia belum menuntaskannya; sedangkan ia berharap bisa menyempurnakan-nya, berupaya dan bersungguh-sungguh untuk hal itu.
﴾ وَمَا بَدَّلُواْ تَبۡدِيلٗا ﴿ "Dan mereka sedikitpun tidak merubah," seperti kelompok yang lain (kaum munafikin) telah merubahnya. Malah mereka tetap berpegang pada janji, mereka tidak berpaling dan tidak pula merubah. Mereka itulah sosok orang-orang besar yang sejati, sedangkan orang-orang selain mereka, raganya adalah raga manusia jantan, sedangkan sifat-sifat mereka sungguh sangat jauh dari sifat-sifat orang-orang besar.
(24) ﴾ لِّيَجۡزِيَ ٱللَّهُ ٱلصَّٰدِقِينَ بِصِدۡقِهِمۡ ﴿ "Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya" maksudnya, disebabkan kejujuran mereka dalam perkataan, berbagai kondisi dan muamalah mereka bersama Allah سبحانه وتعالى serta kesamaan lahir de-ngan batin mereka. Allah سبحانه وتعالى berfirman,
﴾ قَالَ ٱللَّهُ هَٰذَا يَوۡمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدۡقُهُمۡۚ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ ﴿
"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Mereka mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya." (Al-Ma`idah: 119). Maksudnya, Kami telah menetapkan berbagai cobaan, ujian dan goncangan ini adalah agar orang yang jujur bisa dibedakan dari orang yang dusta, sehingga orang-orang yang jujur diberi balasan disebabkan kejujuran mereka.
﴾ وَيُعَذِّبَ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ ﴿ "Dan menyiksa orang-orang munafik," yang hati dan amal perbuatan mereka berubah saat terjadinya cobaan, dan mereka tidak menunaikan apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. ﴾ إِن شَآءَ ﴿ "Jika dikehendakiNya" menyiksa mereka, yaitu dengan cara tidak menghendaki mereka mendapat petunjuk. Bahkan Allah سبحانه وتعالى sudah mengetahui bahwa mereka sama sekali tidak mengan-dung kebaikan, maka Allah tidak memberi mereka taufikNya,﴾ أَوۡ يَتُوبَ عَلَيۡهِمۡۚ ﴿ "atau menerima taubat mereka," dengan cara membimbing mereka bertaubat dan berinabah. Dan inilah yang sering terjadi bagi kemurahan dari Dzat Yang Maha Pemurah. Maka dari itu ayat ini ditutup dengan dua nama(Nya) yang mengandung makna magh-firah, karunia dan ihsan (kebaikan), seraya berfirman, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورٗا ﴿ "Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun," mengampuni dosa-dosa orang-orang yang telah terlanjur melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, sekalipun mereka telah banyak melakukan kemaksiatan, selama mereka datang dengan bertaubat, ﴾ رَّحِيمٗا ﴿ "lagi Maha Penyayang," terhadap mereka, yang mana Dia telah membim-bing mereka kepada taubat, lalu menerima taubat dan menghapus dosa-dosa yang telah mereka lakukan.
(25) ﴾ وَرَدَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِغَيۡظِهِمۡ لَمۡ يَنَالُواْ خَيۡرٗاۚ ﴿ "Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, lagi mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun," maksudnya, Allah mengembalikan mereka dalam kegagalan, mereka sama sekali tidak memperoleh target yang selama ini sangat mereka inginkan, dengan penuh rasa jengkel, karena merasa mampu menguasai, dan berkeyakinan bahwa kemenangan ada di pihak mereka. Mereka telah terpedaya dengan jumlah mereka yang sangat besar dan me-rasa bangga dengan koalisi yang mereka bangun dan sangat senang dengan persiapan dan jumlah mereka. Lalu Allah meniupkan angin topan besar, yaitu angin puyuh yang memporak-porandakan markas pertahanan mereka dan mengombrak-abrik kemah-kemah, mereka menumpahkan panci-panci besar mereka, serta membuat mereka kebingungan, dan Allah pun menimpakan rasa takut ke-pada mereka. Akhirnya mereka pun pulang dengan rasa jengkel. Ini bagian dari pertolongan Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman. ﴾ وَكَفَى ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلۡقِتَالَۚ ﴿ "Dan Allah menghindarkan orang-orang Mukmin dari peperangan," dengan cara yang Dia lakukan terhadap mereka, seperti faktor-faktor alamiah dan yang bersifat taqdiri.
﴾ وَكَانَ ٱللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزٗا ﴿ "Dan Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa." Ti-daklah seseorang berupaya mengalahkanNya melainkan ia pasti kalah, dan tidaklah seseorang meminta pertolongan kepadaNya, melainkan pasti dia menang, tidak ada suatu penghalang pun yang dapat menghalangi kehendakNya, dan tidak berguna kekuatan dan keperkasaan orang-orang yang memiliki kekuatan dan keper-kasaan jika Dia tidak menolong mereka dengan kekuatan dan keperkasaanNya.
(26) ﴾ وَأَنزَلَ ٱلَّذِينَ ظَٰهَرُوهُم ﴿ "Dan Dia menurunkan orang-orang yang membantu mereka," maksudnya, menolong mereka, ﴾ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "dari Ahli Kitab" maksudnya, dari kaum Yahudi, ﴾ مِن صَيَاصِيهِمۡ ﴿ "dari benteng-benteng mereka," maksudnya, Dia menurunkan mereka dari benteng-benteng pertahanan mereka dalam keadaan terkalahkan lagi menjadi di bawah kekuasaan Islam, ﴾ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلرُّعۡبَ ﴿ "dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka," sehingga mereka tidak berani berperang, bahkan mereka menyerah, tunduk dan hina. ﴾ فَرِيقٗا تَقۡتُلُونَ ﴿ "Sebagian mereka kamu bunuh," yaitu kaum laki-laki dewasa yang memerangi, ﴾ وَتَأۡسِرُونَ فَرِيقٗا ﴿ "dan sebagian yang lain kamu tawan," yaitu kaum wanita dan anak-anak.
(27) ﴾ وَأَوۡرَثَكُمۡ ﴿ "Dan Dia mewariskan kepada kamu" maksud-nya, menjadikan kalian merampas ghanimah ﴾ أَرۡضَهُمۡ وَدِيَٰرَهُمۡ وَأَمۡوَٰلَهُمۡ وَأَرۡضٗا لَّمۡ تَطَـُٔوهَاۚ ﴿ "tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan begitu pula tanah yang belum kamu injak." Maksudnya, tanah yang sebelum-nya, –karena kemuliaan dan kehormatannya bagi pemiliknya–, kalian tidak dapat menginjaknya. Lalu sekarang Allah memberikan kekuasaan kepada kalian dan menjadikan mereka hina, kalian ambil harta benda mereka sebagai ghanimah, kalian bunuh mereka dan kalian tawan sebagian mereka. ﴾ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٗا ﴿ "Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu," tidak ada apa pun yang dapat membuatNya lemah. Dan di antara kekuasaanNya adalah Dia telah menetapkan takdir yang telah ditetapkanNya untuk kalian.
Sekelompok manusia dari Ahli Kitab ini adalah Bani Qurai-zhah dari kaum Yahudi yang tinggal di suatu perkampungan tidak jauh di luar Madinah. Dan pada waktu Nabi a berhijrah ke Madinah, beliau mengadakan perdamaian dan genjatan senjata dengan mereka. Maka beliau pun tidak memerangi mereka dan mereka pun tidak memeranginya, dalam keadaan mereka tetap menganut agama mereka, dan Nabi tidak merubah apa pun dari ajaran mereka. Namun, tatkala mereka melihat pasukan koalisi yang telah berkoalisi untuk memerangi Rasulullah dan banyaknya jum-lah mereka serta mereka melihat kecilnya jumlah kaum Muslimin pada peristiwa perang Khandaq, dan mereka merasa yakin bahwa pasukan koalisi akan menghabisi Rasulullah dan kaum Muslimin, dan hal itu didukung dengan provokasi sebagian pemimpin me-reka, maka mereka (Bani Quraizhah) membatalkan perjanjian yang ada antara mereka dengan Rasulullah a, dan membantu kaum musyrikin (pasukan sekutu) untuk memerangi beliau.
Tatkala Allah سبحانه وتعالى memporak-porandakan kaum musyrikin, maka Rasulullah a berkonsentrasi untuk memerangi kaum Yahudi itu. Beliau pun mengepung mereka yang bertahan dalam benteng. Kemudian mereka menerima ketentuan (keputusan) Sa'ad bin Mu'adz رضي الله عنه. Sa'ad bin Mu'adz memutuskan terhadap mereka agar kaum laki-laki yang memerangi dibunuh, kaum wanita dan anak-anak mereka ditawan, sedangkan harta benda mereka dijadikan rampasan perang.
Dengan demikian Allah telah menyempurnakan karuniaNya kepada RasulNya dan kaum Mukminin, melimpahkan nikmatNya kepada mereka dan menjadikan jiwa mereka lega dengan membina-sakan orang-orang yang binasa dari kalangan musuh-musuhnya, dan dibunuhlah orang-orang yang harus dibunuh dan ditawanlah orang-orang yang mesti ditawan. Kelembutan Allah سبحانه وتعالى terhadap hamba-hambaNya yang beriman senantiasa tetap berlanjut.