Sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (QS. [39] Az-Zumar : 4)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, sebagaimana anggapan orang-orang musyrik, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya, bukan menuruti apa yang menjadi anggapan orang musyrik. Mahasuci Dia dari segala yang menyerupai-Nya. Dialah Allah Yang Maha Esa tanpa sekutu, Mahaperkasa dalam menciptakan alam raya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menjelaskan dengan lebih rinci perbuatan yang menyebabkan mereka terjerumus ke dalam kesesatan. Allah mengemukakan bahwa sekiranya Dia berkeinginan untuk mengambil anak, tentulah Dia tidak akan mengambil anak seperti yang mereka katakan. Sudah tentu Allah berkuasa memilih anak menurut kehendak-Nya, dan yang dipilih itu tentunya anak lelaki. Akan tetapi, mengapa orang-orang kafir Mekah itu mengatakan bahwa Allah mempunyai anak perempuan, padahal mereka sendiri enggan mempunyai anak perempuan? Allah berfirman:
Ataukah (pantas) untuk Dia anak-anak perempuan sedangkan untuk kamu anak-anak laki-laki? (ath-thur/52: 39) Dan firman-Nya:
Apakah (pantas) untuk kamu yang laki-laki dan untuk-Nya yang perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (an-Najm/53: 21-22)
Anggapan bahwa Allah mempunyai anak bagaimana pun juga bentuknya, adalah termasuk mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain. Hal ini berarti memecah-belah kekuasaan Tuhan. Bagaimana pun juga anak itu tentunya mewarisi kekuasaan dari ayah, dan apabila kekuasaan itu terbagi, maka hilanglah kemahakuasaan Allah. Hal ini tidak bisa terjadi karena Allah yang menciptakan langit dan bumi serta isinya, tentu mempunyai kekuasaan tidak terbatas, sehingga kekuasaan-Nya pun tidak mungkin terbagi-bagi. Itulah sebabnya maka Allah menandaskan bahwa Mahasuci Dia dari sifat-sifat yang dikemukakan oleh orang-orang musyrik itu. Sebaliknya Allah menandaskan bahwa Dia Maha Esa, tidak beranak dan tidak berbapak. Dia tidak memerlukan sesuatu apa pun, bahkan Dia Maha Mengalahkan. Dia berkuasa menundukkan apa saja yang ada di langit dan di bumi serta seluruh isinya, dan memaksanya tunduk takluk di bawah kekuasaan-Nya dan patuh menurut kehendak-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Yakni tentulah kejadiannya berbeda dengan apa yang diduga oleh mereka. Hal ini semata-mata syarat yang tidak mengharuskan kejadiannya dan tidak pula membolehkannya, bahkan merupakan suatu hal yang mustahil. Dan sesungguhnya tujuan utama dari ungkapan ini hanyalah semata-mata menggambarkan tentang kebodohan mereka dalam dakwaan dan perkiraannya, seperti yang diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah kami telah melakukannya). (Al-Anbiya: 17)
Dan firman Allah Swt.:
Katakanlah, "Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).” (Az-Zukhruf: 81)
Semua ini termasuk ke dalam ungkapan syarat, dan diperbolehkan menggantungkan syarat dengan hal yang mustahil karena tujuan tertentu dari si pembicara.
Firman Allah Swt.:
Mahasuci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Az-Zumar: 4)
Yakni Mahatinggi lagi Mahasuci bila dikatakan Allah mempunyai anak, karena sesungguhnya Dia Maha Esa, Tuhan Yang Satu lagi Tunggal, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, segala sesuatu merupakan hambaNya dan berhajat kepada-Nya, sedangkan Dia Mahakaya dari yang lainNya. Segala sesuatu kalah, tunduk, dan hina di hadapan-Nya serta patuh kepada-Nya. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang zalim lagi ingkar dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak) seperti apa yang mereka katakan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak..." (Q.S. Al-Anbiya, 26) (tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang diciptakan-Nya) untuk dijadikan-Nya anak; bukan seperti apa yang telah mereka katakan, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, Uzair itu putra Allah dan juga Al-Masih adalah putra Allah (Maha Suci Allah) kalimat ini memahasucikan-Nya dari mengambil anak (Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) semua makhluk-Nya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Seandainya Allah berkehendak mempunyai anak--seperti dikatakan orang-orang Nasrani tentang 'Isâ al-Masîh dan orang-orang musyrik tentang malaikat--tentu Dia mengambil siapa saja di antara makhluk ciptaan-Nya sebagai anak yang Dia kehendaki, dan bukan yang kalian kehendaki. Allah Mahasuci untuk mempunyai anak. Dia adalah Allah yang tidak diserupai oleh apa pun dan Dia Maha Penakluk.
6 Tafsir as-Saadi
"Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendakiNya di antara ciptaanNya. Mahasuci Dia dari itu. Dia-lah Allah, Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." (Az-Zumar: 4). (4) ﮋ لَّوۡ أَرَادَ ٱللَّهُ أَن يَتَّخِذَ وَلَدٗا ﮊ "Kalau sekiranya Allah hendak meng-ambil "anak," sebagaimana diyakini oleh makhluk-makhluk yang dungu, ﮋ لَّٱصۡطَفَىٰ مِمَّا يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ ﮊ "tentu Dia akan memilih apa yang di-kehendakiNya di antara ciptaanNya." Maksudnya, niscaya Dia memilih salah satu ciptaanNya yang Dia kehendaki dan Dia istimewakan untuk diriNya dan menjadikannya seperti anak dan tidak perlu mengambil istri. ﮋ سُبۡحَٰنَهُۥۖ ﮊ "Mahasuci Dia" dari apa-apa yang didugakan oleh orang-orang kafir atau dari apa-apa yang dinisbatkan kepadaNya oleh orang-orang yang mulhid. ﴾ هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ ﴿ "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." Yakni, Yang Esa dalam DzatNya, dalam nama-nama dan sifat-sifatNya serta dalam perbuatanNya, maka tidak ada yang serupa sedikitpun denganNya dalam hal itu dan tidak ada pula yang semisal denganNya. Maka kalau ia mempunyai anak, niscaya ia harus serupa denganNya dalam keesaanNnya, karena anak adalah merupakan sebagian dariNya dan bagian dariNya. Yang Maha Mengalahkan seluruh alam atas (langit) dan alam bawah (bumi). Kalau seandainya Dia punya anak, maka anak itu tidak akan dikalahkan dan sudah tentu ia sangat dimanjakan oleh bapak-nya. Padahal keesaan Allah سبحانه وتعالى dan kemahatidakterkalahkanNya itu adalah satu kesatuan. Jadi, yang Esa itu tidak mungkin ada kecuali Maha Mengalahkan; dan yang Maha Mengalahkan itu tidak mung-kin ada kecuali pasti Esa. Yang demikian ini menafikan persekutuan bagiNya dari segala sisinya.
القرآن الكريم - الزمر٣٩ :٤ Az-Zumar 39:4 Al-Ghuraf