Az-Zumar Ayat 70
وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ اَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُوْنَ ࣖ ( الزمر: ٧٠ )
Wa Wuffiyat Kullu Nafsin Mā `Amilat Wa Huwa 'A`lamu Bimā Yaf`alūna. (az-Zumar 39:70)
Artinya:
Dan kepada setiap jiwa diberi balasan dengan sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. [39] Az-Zumar : 70)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sebagai bukti atas keadilan putusan itu, kepada setiap jiwa diberi balasan yang setimpal dengan sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya, dan Dia Allah Hakim Yang Maha Adil lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Sesudah melalui timbangan yang menimbang dengan seadil-adilnya, barulah diberikan balasan terhadap amal masing-masing dengan sempurna, yang baik dibalas dengan berlipat-ganda dan yang jahat dengan yang setimpal. Tak ada seorang pun yang memprotes putusan dan balasan itu. Bergembiralah orang yang beriman dan banyak mengerjakan amal saleh dan celaka serta menyesallah orang-orang kafir yang selama hidupnya di dunia selalu bersikap sombong dan takabur dan banyak melakukan perbuatan dosa dan durhaka.
Sebenarnya tidaklah perlu ada prosedur yang amat teliti dan cermat serta saksi-saksi yang tak dapat ditolak, karena semua amal perbuatan hamba Allah telah ada dalam ilmu Allah Yang Mahaluas dan Dialah yang berkuasa mutlak pada hari itu. Dia dapat memperlakukan hamba-Nya dengan kehendak-Nya tanpa ada pembuktian atas kesalahan seseorang, tetapi Allah Yang Mahabijaksana menghendaki supaya semua putusan yang ditetapkan-Nya dapat dilihat oleh hamba-Nya pada waktu itu semuanya berdasarkan bukti-bukti yang tak dapat dibantah lagi.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya. (Az-Zumar: 70)
Yaitu amalan baik dan amalan buruknya.
dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Az-Zumar: 70)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa apa yang telah dikerjakannya) yakni balasannya (dan Dia lebih mengetahui) (apa yang mereka kerjakan) maka Dia tidak membutuhkan saksi lagi.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Masing-masing jiwa pun menerima balasan perbuatannya. Allah Mahatahu apa yang telah mereka perbuat.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di la-ngit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya Rabb-nya; dan diberikanlah buku dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan haq (adil), sedang mereka tidak dizhalimi (dirugikan). Dan dipenuhi bagi tiap-tiap jiwa apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan." (Az-Zumar: 68-70).
(68) Setelah Allah سبحانه وتعالى mempertakuti mereka dengan keagung-anNya, maka di sini Dia mempertakuti mereka dengan keadaan Hari Kiamat, Dia memberi mereka semangat dan (sekaligus) mem-beri mereka ancaman, seraya berfirman, ﴾ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ ﴿ "Dan ditiup-lah sangkakala." Ia adalah (tanduk) terompet raksasa yang tidak bisa diketahui kebesarannya selain oleh sang Pencipta yang telah menciptakannya dan orang yang telah diberi kesempatan oleh Allah untuk mengetahuinya di antara makhlukNya. Maka Israfil, salah seorang malaikat yang memiliki tugas penting dan merupa-kan salah satu malaikat yang memikul Arasy, meniup sangkakala itu, ﴾ فَصَعِقَ ﴿ "maka matilah," maksudnya, pingsanlah, atau matilah (demikian maknanya menurut dua pendapat yang berbeda)﴾ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "siapa yang di langit dan di bumi." Maksudnya, semua mereka ketika mendengar tiupan terompet itu, mereka ter-sentak karena kedahsyatan dan amat sangat kerasnya, sedangkan mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah awal dari datangnya Hari Kiamat, ﴾ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُۖ ﴿ "kecuali siapa yang dikehendaki Allah" arti-nya di antara mereka ada yang diberi keteguhan oleh Allah saat ditiupnya sangkakala itu, mereka tidak pingsan atau mati. (Mereka adalah) seperti para syuhada atau sebagian di antara mereka atau lainnya.
Ini adalah tiupan yang pertama, yaitu tiupan untuk kematian dan ketakutan, ﴾ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخۡرَىٰ ﴿ "kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi," untuk kedua kalinya, yaitu tiupan kebangkitan, ﴾ فَإِذَا هُمۡ قِيَامٞ يَنظُرُونَ ﴿ "maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu," maksudnya, mereka berdiri dari dalam kubur untuk kebangkitan dan hisab (perhitungan amal), mereka melihat bahwa penciptaan jasad dan ruh mereka kembali telah selesai dan mata mereka memandang dengan tajam, ﴾ يَنظُرُونَ ﴿ "mereka menunggu" apa yang akan dilakukan Allah سبحانه وتعالى terhadap mereka.
(69) ﴾ وَأَشۡرَقَتِ ٱلۡأَرۡضُ بِنُورِ رَبِّهَا ﴿ "Dan terang benderanglah bumi de-ngan cahaya Rabbnya." Dapat diketahui di sini bahwa cahaya-cahaya yang ada akan lenyap di Hari Kiamat dan sirna, dan memang demi-kian, sebab Allah سبحانه وتعالى telah menginformasikan bahwa matahari akan digulung dan bulan menjadi gerhana, bintang-bintang berjatuhan dan manusia benar-benar berada dalam kegelapan. Maka pada saat itu bumi menjadi terang benderang karena cahaya Rabbnya ketika Dia menampakkan DiriNya dan turun untuk memberikan keputusan di antara mereka.
Pada hari itu Allah memberikan kekuatan kepada manusia, Dia menghidupkan mereka dengan kehidupan di mana mereka menjadi kuat tidak terbakar oleh cahayaNya dan mereka juga mampu melihatNya. Kalau tidak, maka sesungguhnya nur (cahaya) Allah سبحانه وتعالى itu sangat luar biasa besarnya, kalau saja Dia menyingkap-nya, niscaya pancaran sinar WajahNya akan membakar sejauh pandanganNya dari makhlukNya,[79] ﴾ وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ ﴿ "dan diberikanlah buku," maksudnya, buku catatan amal-amal perbuatan dan doku-mennya, ia diletakkan dan dibagi-bagikan untuk dibaca apa-apa yang ada di dalamnya dari amal-amal kebajikan dan amal-amal buruk, sebagaimana difirmankan oleh Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا 49 ﴿
"Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata, 'Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya,' dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada tertulis. Dan Rabb-mu tidak menganiaya seorang jua pun." (Al-Kahfi: 49).
Dan dikatakan kepada pelaku, sebagai tanda kesempurnaan keadilan,
﴾ ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا 14 ﴿
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (Al-Isra`: 14).
﴾ وَجِاْيٓءَ بِٱلنَّبِيِّـۧنَ ﴿ "Dan didatangkanlah para nabi" untuk ditanya tentang tabligh (penyampaian risalah) dan tentang umat-umatnya dan supaya mereka memberikan kesaksian terhadap mereka, ﴾ وَٱلشُّهَدَآءِ ﴿ "dan saksi-saksi" dari golongan malaikat, anggota-anggota tubuh, dan bumi. ﴾ وَقُضِيَ بَيۡنَهُم بِٱلۡحَقِّ ﴿ "Dan diberi keputusan di antara mereka dengan haq (adil)," maksudnya, dengan keadilan yang sem-purna, keadilan yang agung, sebab ia adalah hisab (perhitungan amal) yang bersumber dari Tuhan yang tidak melakukan kezha-liman seberat biji sawi pun jua dan dari Tuhan yang Maha Meliputi segala sesuatu, dan kitabNya, yaitu al-Lauhul Mahfuzh mencakup segala sesuatu yang pernah mereka lakukan, dan para malaikat yang mulia yang bertugas mencatat amal perbuatan manusia tidak pernah mendurhakai Rabbnya, mereka telah mencatat apa saja yang telah dilakukan oleh manusia, dan saksi yang paling adil pun telah memberikan kesaksian atas keputusan itu. Maka Tuhan yang mengetahui kadar-kadar amal-amal perbuatan dan kadar-kadar keberhakannya untuk mendapat pahala dan siksa memberikan keputusan berdasarkan itu semua, sehingga terjadilah suatu kepu-tusan yang diakui oleh semua makhluk dan mereka mengakui bahwa segala puji dan keadilan hanya milik Allah, dan mereka mengakuinya dari keagungan, ilmu, hikmah dan rahmatNya yang belum pernah terlintas di dalam hati manusia dan tidak bisa diung-kapkan oleh lisan mereka.
(70) Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ وَوُفِّيَتۡ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا عَمِلَتۡ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِمَا يَفۡعَلُونَ ﴿ "Dan dipenuhi bagi tiap-tiap jiwa apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan."