An-Nisa' Ayat 132
وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا ( النساء: ١٣٢ )
Wa Lillahi Mā Fī As-Samāwāti Wa Mā Fī Al-'Arđi Wa Kafaá Billāhi Wa Kīlāan. (an-Nisāʾ 4:132)
Artinya:
Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya. (QS. [4] An-Nisa' : 132)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan Allah menegaskan kembali pada ayat ini apa yang telah dinyatakan-Nya pada ayat sebelumnya bahwa milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya, yaitu memelihara amal hamba-hamba-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kemudian dalam ayat ini dipertegas bahwa kepunyaan Allah-lah apa saja yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia berkuasa untuk mengatur secara mutlak dan berkuasa mewujudkan atau melenyapkan, berkuasa untuk menghidupkan dan mematikan menurut kehendak-Nya. Karena itu cukuplah Allah menjadi pemelihara dan Dialah yang mengurus dan menentukan urusan hamba-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
Allah-lah yang mengatur tiap-tiap diri dalam semua apa yang diupayakannya, dan Dialah yang mengawasi dan yang menyaksikan atas segala sesuatu.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan kepunyaan Allahlah apa yang terdapat di langit dan apa yang terdapat di bumi) diulangi-Nya di sini untuk memperkuat kewajiban manusia supaya bertakwa. (Dan cukuplah Allah sebagai saksi) yang menjadi saksi bahwa semua itu memang milik-Nya semata.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Hanya Allahlah yang mengatur semua yang ada di langit dan di bumi. Dialah Penguasa, Penggerak dan Pengatur segalanya. Cukuplah Allah sebagai penguasa alam semesta agar dapat berjalan dengan tertib, dan penguasa manusia agar mereka menyembah, bertakwa dan menyerahkan semua urusan kepada-Nya.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu; bertakwa-lah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara." (An-Nisa`: 131-132).
(131-132) Allah سبحانه وتعالى memberitakan tentang luasnya kerajaan-Nya yang agung yang menuntut untuk dikelola dengan berbagai bentuk pengelolaan, dan diurusi dengan berbagai macam aturan, baik secara takdir maupun syariat. Pengelolaan Allah menurut syariat yaitu Dia mewasiatkan kepada orang-orang terdahulu dan orang-orang terakhir, Ahli Kitab terdahulu dan yang akan datang untuk bertakwa, yang mengandung perintah, larangan, dan penga-daan hukum-hukum syariat, dan balasan orang yang menegakkan wasiat tersebut dengan pahala dan hukuman bagi orang yang melalaikannya dan menyia-nyiakannya dengan pedihnya siksa neraka, karena itulah Allah berfirman, ﴾ وَإِن تَكۡفُرُواْ ﴿ "Tetapi jika kamu kafir" dengan meninggalkan takwa kepada Allah dan kalian syirik kepada Allah di mana Allah tidaklah menurunkan suatu keterangan pun akan hal tersebut, sesungguhnya perbuatan kalian itu tidaklah memudharatkan kecuali bagi diri kalian sendiri, dan tidaklah kalian memudharatkan Allah sedikit pun, dan tidak pula kalian mengu-rangi kerajaanNya, Dia memiliki hamba-hamba yang lain dan lebih baik dari kalian, lebih agung dan lebih banyak, yang tunduk dan taat kepadaNya serta patuh terhadap perintahNya, karena itulah Allah menyiapkan balasan akan hal itu dalam FirmanNya,
﴾ وَإِن تَكۡفُرُواْ فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدٗا ﴿ "Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji," Dia memiliki kedermawanan yang sempurna, karunia yang menyeluruh yang bersumber dari perbendaharaan rahmat-Nya yang tidak akan berkurang dengan infak dan tidak pula berkurang dengan nafkah. KaruniaNya mengalir terus siang dan malam, dan sekiranya penduduk langit dan penduduk bumi dari orang-orang terdahulu dan orang-orang yang akan datang ber-kumpul lalu setiap orang dari mereka memohon seluruh hal yang diangan-angankan olehnya, (maka hal itu) tidaklah akan mengu-rangi sedikit pun dari kerajaanNya, yang demikian itu karena Allah Mahamulia, Maha Pemberi lagi Mahaagung, pemberianNya adalah FirmanNya, siksaNya adalah FirmanNya, sesungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berfirman kepadanya, "Jadilah" maka jadilah ia, dan merupakan kesempurna-an KekayaanNya bahwa Dia memiliki sifat yang sempurna, karena bila ada kekurangan sedikit pun dalam sisi apa pun juga, maka masih ada semacam kebutuhan kepada kesempurnaan tersebut, akan tetapi Allah memiliki seluruh sifat kesempurnaan, dan di antara sifat-sifat itu adalah kesempurnaan sifat-sifatNya.
Dan di antara kesempurnaan kekayaanNya bahwa Dia tidak-lah memiliki istri, tidak pula anak, tidak pula sekutu dalam kera-jaanNya, tidak pula penolong, tidak pula pembela untukNya pada perkara apa pun dalam pengelolaan kerajaanNya, dan merupakan kesempurnaan kekayaanNya juga adalah kebutuhan seluruh alam langit maupun bumi dalam segala kondisi dan keadaan mereka kepadaNya, permohonan mereka kepadaNya akan seluruh kebu-tuhan mereka yang tersembunyi maupun yang nampak, lalu Allah menunaikan seluruh kebutuhan-kebutuhan mereka dan permo-honan-permohonan tersebut, Allah mencukupkan mereka dan memberikan kepuasan buat mereka serta memberikan karuniaNya atas mereka dan memberi petunjuk kepada mereka dengan kasih sayangNya.
Sedangkan Yang Maha Terpuji, merupakan salah satu nama Allah di antara nama-namaNya yang mulia, yang menunjukkan bahwa Dia berhak atas segala pujian, kecintaan, sanjungan, dan penghormatan, yang demikian itu adalah saat Allah menyifati DiriNya dengan sifat terpuji yang merupakan sifat yang indah lagi mulia, dan saat Allah سبحانه وتعالى memberi karuniaNya atas makhlukNya berupa kenikmatan-kenikmatan yang banyak, maka Dia adalah Dzat yang (berhak) dipuji dalam segala kondisi.
Dan betapa sesuainya kedua nama yang mulia ini disatukan, Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji, sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji, Allah memiliki kesempurnaan dalam kekayaan-Nya, kesempurnaan dalam PujianNya dan kesempurnaan dalam kondisi bersatunya setiap dari kedua nama Allah tersebut dengan yang lainnya, kemudian Allah mengulangi penyebutan keluasan kerajaanNya pada apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan bahwa Allah adalah Maha Pemelihara atas segala sesuatu, artinya Maha Mengetahui lagi Mengelola segala sesuatu menurut hikmahNya, karena sesungguhnya hal itu menjadi kesempurnaan pemeliharaan, dan pemeliharaan itu menuntut adanya ilmu ter-hadap perkara yang dipelihara, kekuatan dan kemampuan atas pelaksanaan dan pengelolaannya, dan pengelolaan tersebut me-nurut hikmahNya dan menurut kemaslahatan, lalu apa pun yang kurang dari hal itu, maka berpulang kepada kekurangan pemeli-hara, sedang Allah سبحانه وتعالى terlepas dari segala kekurangan.