Fussilat Ayat 54
اَلَآ اِنَّهُمْ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْ لِّقَاۤءِ رَبِّهِمْ ۗ اَلَآ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍ مُّحِيْطٌ ࣖ ( فصلت: ٥٤ )
'Alā 'Innahum Fī Miryatin Min Liqā'i Rabbihim 'Alā 'Innahu Bikulli Shay'in Muĥīţun (Fuṣṣilat 41:54)
Artinya:
Ingatlah, sesungguhnya mereka dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. (QS. [41] Fussilat : 54)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah lalu mengingatkan Nabi Muhammad dengan menyatakan, “Ingatlah, sesungguhnya mereka dalam keraguan, yakni tidak meyakini tentang pertemuan dengan Tuhan mereka kelak di hari Kiamat. Ingatlah pula, sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu dengan ilmu dan kekuasaan-Nya.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan keragu-raguan mereka tentang adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan, karena menurut mereka, mustahil orang yang telah mati dapat hidup kembali dan mustahil pula tubuh-tubuh yang telah hancur-luluh bersama tanah itu dapat dikumpulkan, dikembalikan seperti semula dan dapat hidup kembali. Karena keragu-raguan itulah mereka menjadi tidak mampu memperhatikan kebenaran Al-Qur'an dan kerasulan Muhammad saw.
Pada akhir ayat ini Allah memperingatkan orang-orang musyrik dengan peringatan yang keras bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesautu. Tidak ada satu pun yang luput dari pengetahuan-Nya. Karena itu Dia akan memberikan balasan dengan seadil-adilnya kepada hamba-hamba-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. (Fushshilat: 54)
Maksudnya, dalam kebimbangan tentang terjadinya hari kiamat. Karena itu, mereka tidak memikirkannya dan tidak mengetahuinya serta tidak bersikap waspada terhadapnya. Bahkan masalah hari kiamat tidak terlintas sekali dalam pikiran mereka, dan mereka sama sekali tidak mempedulikannya; padahal hari kiamat pasti terjadi, tiada keraguan padanya.
Ibnu Abud Dunia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnu Tamim, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Sa'id Al-Ansari yang mengatakan bahwa sesungguhnya Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz r.a. menaiki mimbarnya, lalu memuji dan menyanjung Allah Swt., kemudian mengatakan, "Amma Ba'du. Hai manusia, sesungguhnya aku mengumpulkan kalian di majelis ini bukan karena suatu peristiwa yang akan kuceritakan kepadamu. Tetapi aku sedang merenungkan urusan ini (hari kiamat) yang kelak akan menjadi tempat kembali kalian. Maka aku menyimpulkan bahwa orang yang membenarkan urusan ini di mulutnya saja adalah orang yang dungu, dan orang yang mendustakannya adalah orang yang binasa." Setelah itu Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz turun dari mimbarnya.
Yang dimaksud dengan ucapan orang yang membenarkannya adalah 'orang yang dungu' ialah karena orang yang bersangkutan tidak mau beramal untuk menyambut kedatangannya, tidak bersikap mawas diri, serta tidak merasa takut dengan kengerian dan kedahsyatan peristiwa yang terjadi padanya. Ironisnya dengan sikap yang demikian dia membenarkannya dan meyakini akan kejadiannya. Tetapi dalam waktu yang sama dia tenggelam di dalam permainan, kelalaian, nafsu syahwat, dan dosa-dosanya; hal ini menunjukkan bahwa dia adalah orang yang dungu. Menurut terminologi bahasa, ahmaq artinya lemah akal. Adapun yang dimaksud dengan ucapan bahwa orang yang mendustakannya akan binasa, sudah jelas pengertiannya. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Dalam firman selanjutnya Allah Swt. menetapkan bahwa Dia Mahakuasa atas segala sesuatu dan Maha Meliputi segalanya. Untuk menjadikan hari kiamat bagi Allah Swt. merupakan urusan yang teramat mudah.
Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. (Fushshilat: 54)
Yakni semua makhluk berada di bawah pengaturan dan genggaman kekuasaan-Nya serta berada di bawah liputan pengetahuan-Nya. Dialah yang mengatur kesemuanya dengan keputusan-Nya. Maka apa yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tiada. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan) yakni keragu-raguan (tentang pertemuan dengan Rabb mereka) karena mereka ingkar kepada adanya hari berbangkit. (Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia) yakni Allah swt. (Maha Meliputi segala sesuatu) yaitu ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu, maka dari itu Dia akan membalas mereka disebabkan kekafiran mereka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Ketahuilah, bahwa orang-orang kafir itu benar-benar meragukan pertemuan dengan Tuhan karena menganggap kecil kemungkinan terjadinya kebangkitan. Tetapi, ketahuilah, Allah meliputi segala sesuatu dengan ilmu dan kekuasaan-Nya.
6 Tafsir as-Saadi
"Katakanlah, 'Bagaimana pendapatmu jika ia datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?' Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa ia itu benar. Dan apakah Rabbmu tidak cukup bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? Ingatlah, bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Rabb mereka. Ingatlah, bahwa sesung-guhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu." (Fushshilat: 52-54).
(52) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka yang mendustakan al-Qur`an, yang berlomba memilih kekafiran, ﴾ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كَانَ ﴿ "Ba-gaimana pendapatmu jika ia" maksudnya, al-Qur`an ini, ﴾ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ ﴿ "datang dari sisi Allah," tanpa keraguan dan kebimbangan, ﴾ ثُمَّ كَفَرۡتُم بِهِۦ مَنۡ أَضَلُّ مِمَّنۡ هُوَ فِي شِقَاقِۭ بَعِيدٖ ﴿ "kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?" Yakni, menentang Allah dan RasulNya. Sebab sudah tampak jelas bagi kalian kebenaran dan yang benar, lalu kalian berpaling darinya, bukan kepada yang benar, melainkan kepada kebatilan dan kebodohan. Maka dengan demikian kalian menjadi manusia yang paling sesat dan paling zhalim.
(53) Jika kalian mengatakan atau kalian ragu terhadap ke-benaran dan hakikatnya, maka Allah akan menegakkan terhadap kalian dan akan memperlihatkan kepada kalian tanda-tandaNya di ufuq, seperti tanda-tanda (ayat-ayat)Nya yang ada di langit dan di bumi dan apa-apa yang Allah سبحانه وتعالى timbulkan dari berbagai keja-dian luar biasa yang menunjukkan kepada kebenaran bagi orang yang mencari tahu, ﴾ وَفِيٓ أَنفُسِهِمۡ ﴿ "dan pada diri mereka sendiri," dari apa-apa yang diliputi oleh raga mereka berupa keindahan ciptaan (tanda-tanda kekuasan) Allah dan betapa luar biasanya kekuasaan-Nya, dan pada berbagai azab dan bencana yang menimpa orang-orang yang mendustakan, serta pada kemenangan orang-orang yang beriman, ﴾ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ ﴿ "sehingga jelaslah bagi mereka" dari tanda-tanda itu dengan penjelasan yang tidak ada keraguannya, ﴾ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ ﴿ "bahwa ia benar" dan apa yang dikandungnya pun benar.
Allah سبحانه وتعالى telah melakukan hal itu, dan Allah telah memperli-hatkan kepada hamba-hambaNya sebagian dari ayat-ayat (tanda-tanda) yang dengannya menjadi terbukti bahwa al-Qur`an itu benar. Akan tetapi Allah-lah yang memberikan bimbingan dan taufikNya kepada siapa saja yang Dia kehendaki untuk beriman, dan yang menelantarkan siapa saja yang Dia kehendaki.
﴾ أَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ ﴿ "Dan apakah Rabbmu tidak cukup bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" Maksudnya, apakah tidak cukup kesaksian Allah سبحانه وتعالى bagi mereka untuk mem-buktikan bahwa al-Qur`an ini adalah benar dan orang yang mem-bawanya adalah seorang yang jujur, yaitu kesaksian Allah سبحانه وتعالى yang telah mempersaksikan kebenarannya, dan Dia adalah sebenar-benar saksi, dan Dia juga telah mendukungnya dan memberikannya per-tolongan yang mengandung makna kesaksianNya bagi siapa saja yang meragukannya.
(54) ﴾ أَلَآ إِنَّهُمۡ فِي مِرۡيَةٖ مِّن لِّقَآءِ رَبِّهِمۡۗ ﴿ "Ingatlah, bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Rabb mereka," maksudnya, berada dalam kebimbangan atas kebenaran kebang-kitan dan Hari Kiamat dan mereka tidak mempunyai negeri lain selain dunia, maka dari itu mereka tidak beramal untuk akhirat dan tidak menghiraukannya. ﴾ أَلَآ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَيۡءٖ مُّحِيطُۢ ﴿ "Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu," dari segi ilmu pe-ngetahuan, kekuasaan dan keperkasaan.
Selesailah tafsir surat Fushshilat (Ha Mim as-Sajdah) berkat karunia Allah سبحانه وتعالى.