Skip to main content

وَاِذَا بُشِّرَ اَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهٗ مُسْوَدًّا وَّهُوَ كَظِيْمٌ   ( الزخرف: ١٧ )

wa-idhā
وَإِذَا
dan apabila
bushira
بُشِّرَ
diberi kabar gembira
aḥaduhum
أَحَدُهُم
salah seorang di antara mereka
bimā
بِمَا
dengan apa
ḍaraba
ضَرَبَ
menjadikan
lilrraḥmāni
لِلرَّحْمَٰنِ
bagi Yang Maha Pengasih
mathalan
مَثَلًا
perumpamaan
ẓalla
ظَلَّ
jadilah
wajhuhu
وَجْهُهُۥ
mukanya
mus'waddan
مُسْوَدًّا
hitam pekat
wahuwa
وَهُوَ
dan dia
kaẓīmun
كَظِيمٌ
menahan marah

Wa 'Idhā Bushshira 'Aĥaduhum Bimā Đaraba Lilrraĥmani Mathalāan Žalla Wajhuhu Muswaddāan Wa Huwa Kažīmun. (az-Zukhruf 43:17)

Artinya:

Dan apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi (Allah) Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat, karena menahan sedih (dan marah). (QS. [43] Az-Zukhruf : 17)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Allah menegaskan apa yang di kecam-Nya di dalam ayat sebelumnya dengan mengatakan bahwa apabila salah seorang di antara mereka, yaitu kaum musyrik Mekah yang berkeyakinan seperti itu, diberi kabar gembira dengan kelahiran apa, yaitu anak perempuan, yang di jadikan sebagai perumpamaan bagi Al-Rahman, Allah Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat karena kejengkelan dan kemarahan menerima kehadiran anak perempuan itu, sedang ia sendiri ketika menerima berita itu amat menahan sedih dan marah. Kalau demikian halnya, mengapa mereka menyatakan bahwa Allah memiliki anak perempuan?