Maka ketika dia, yakni Nabi Musa, datang kepada mereka membawa mukjizat-mukjizat Kami itu untuk memperkuat ke rasulannya, seperti tongkatnya yang berubah menjadi ular, seketika itu mereka mengejek dan menertawakannya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan sikap Fir'aun dan kaumnya terhadap seruan Nabi Musa. Mereka meminta Nabi Musa menyampaikan bukti-bukti kerasulannya, lalu Nabi Musa menyampaikan mukjizat-mukjizatnya, di antaranya tongkat menjadi ular, tangan bercahaya, dan lain-lain. Tetapi mereka menertawakannya dan mengejeknya. Nabi Muhammad pun diperlakukan demikian oleh kaum kafir Mekah. Mereka menuduhnya pesihir dan pembohong (shad/38: 4), dan menuduh Al-Qur'an itu mimpi, rekayasa, atau syair gubahan Nabi Muhammad saw. (al-Anbiya'/21: 5). Apa yang disampaikan dalam ayat ini meringankan tekanan batin yang diderita Nabi saw akibat penentangan yang keras dari kaum kafir Mekah. Dari isi ayat itu Nabi saw memperoleh pelajaran bahwa sudah menjadi kebiasaan seorang nabi ditentang oleh kaumnya, karena itu yang ditentang bukan hanya dia, tetapi seluruh nabi. Ia harus sabar dan tabah menghadapi segala tantangan, sebagaimana Nabi Musa sabar dan tabah menghadapi Fir'aun dan balatentaranya, sehingga ia memperoleh kemenangan. Begitu pula Nabi Muhammad saw, bila sabar dan tabah, maka ia juga akan memperoleh kemenangan atas kaum kafir Mekah di dunia ini juga, yang kemudian dibuktikan dengan hancurnya pasukan kafir Mekah pada Perang Badar.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal hamba dan rasul-Nya Musa a.s, bahwa Allah Swt. telah mengutusnya kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya yang terdiri dari para amir, para patih, para panglima prajuritnya, juga semua rakyat yang terdiri dari bangsa Egipt dan bangsa Bani Israil. Musa diperintahkan untuk menyeru mereka menyembah Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan melarang mereka menyembah selain-Nya. Dan Allah Swt. memberinya berbagai mukjizat yang luar biasa, seperti tangannya yang menjadi putih menyilaukan, tongkatnya, dan banjir, juga belalang, kutu, katak, dan darah. Selain itu juga mukjizat yang menjadikan mereka mengalami kekurangan pangan dan buah-buahan serta banyak jiwa yang mati. Sekalipun ada semua mukjizat tersebut, mereka menyombongkan dirinya dan tidak mau mengikutinya serta tidak mau tunduk kepadanya. Bahkan mereka mendustakannya, mengejeknya, dan menertawakan rasul yang mendatangkan mukjizat-mukjizat itu kepada mereka.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjirat-mukjizat Kami) yang menunjukkan kebenaran risalah-Nya (dengan serta merta mereka menertawakannya.)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dan ketika Mûsâ datang membawa mukjizat yang menguatkan misi kerasulannya, mereka segera menyambut kedatanganya dengan tertawa, sebagai cemoohan dan ejekan, bukan malah merenungkannya.