Az-Zukhruf Ayat 89
فَاصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلٰمٌۗ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ ࣖ ( الزخرف: ٨٩ )
Fāşfaĥ `Anhum Wa Qul Salāmun Fasawfa Ya`lamūna (az-Zukhruf 43:89)
Artinya:
Maka berpalinglah dari mereka dan katakanlah, “Salam (selamat tinggal).” Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk). (QS. [43] Az-Zukhruf : 89)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah menyambut pengaduan Nabi Muhammad dengan berfirman, “Maka berpalinglah dari mereka, wahai Nabi Muhammad, dan katakanlah kepada mereka, ‘Salam (selamat tinggal).’ Kelak di dunia ini atau di akhirat nanti, mereka akan mengetahui nasib mereka yang buruk, berupa azab yang amat pedih.1. Hà Mìm
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Setelah Allah mendengar ucapan Rasulullah saw itu, Dia berfirman, "Hai Muhammad, berpalinglah engkau dari mereka, janganlah engkau berputus asa karena keangkuhan mereka untuk beriman, janganlah engkau melayani perkataan-perkataan mereka yang buruk itu, dan tindakan-tindakan yang menghinakanmu dan pengikutmu, maafkanlah mereka, kelak mereka akan mengakui kesalahannya dan merasakan akibat kekafiran mereka."
Ayat ini merupakan janji Allah kepada kaum Muslimin, dan janji itu ditepati-Nya, dengan penaklukan kota Mekah. Peristiwa tersebut menyebabkan manusia masuk Islam secara berbondong-bondong. Maka tersebarlah agama Islam ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang singkat.
Allah berfirman:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat. (an-Nasr/110: 1-3)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka. (Az-Zukhruf: 89)
Maksudnya, dari orang-orang musyrik itu.
dan katakanlah, "Salam (selamat tinggal)." (Az-Zukhruf: 89)
Yakni janganlah engkau menjawab perkataan mereka yang ditujukan kepadamu, berupa ucapan yang buruk. Tetapi bujuklah mereka dan maafkanlah mereka melalui sikap dan ucapan.
Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk). (Az-Zukhruf: 89)
Ini merupakan ancaman dari Allah Swt. ditujukan kepada orang-orang musyrik itu. Karena itu, maka mereka ditimpa oleh azab-Nya yang tidak dapat ditolak lagi. Dan Allah meninggikan agama dan kalimah-Nya, juga memerintahkan sesudah itu (kepada Nabi-Nya) untuk berjihad dan berperang melawan mereka, hingga akhirnya manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah, dan Islam tersebar dibelahan timur dan belahan barat. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
Lalu Allah swt. berfirman: (Maka berpalinglah) artinya palingkanlah dirimu (dari mereka dan katakanlah, "Salam") selamat tinggal bagi kalian. Ayat ini diturunkan sebelum diperintah untuk memerangi mereka (Kelak mereka akan mengetahui) ayat ini mengandung ancaman buat mereka; dan dapat dibaca Ya'lamuuna atau Ta'lamuuna, kalau dibaca Ta'lamuuna artinya, kelak kalian akan mengetahui.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Oleh karena itu, berpaling dan tinggalkanlah mereka, hai Muhammad, karena mereka sangat keras kepala. Katakan kepada mereka, "Kami membiarkan kalian bebas dari kami dan kami pun terbenas dari kalian." Kelak mereka akan mengetahui bahwa mereka sangat merugi akibat sikap keras kepala itu."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan Dia-lah sesembahan di langit dan sesembahan di bumi dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Mahasuci (Rabb) Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisiNya-lah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembali-kan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang bersyahadat (bersaksi) yang haq (tauhid) dan mereka meyakini(nya). Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan mereka,' niscaya mereka menjawab, 'Allah,' maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah), dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad, 'Ya Rabbku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman.' Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah, 'Salam (selamat tinggal).' Kelak me-reka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk)." (Az-Zukhruf: 84-89).
(84) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa hanya Dia semata yang berhak dipertuhankan dan disembah di langit dan di bumi. Semua penghuni langit dan orang-orang beriman yang ada di bumi me-nyembah dan mengagungkanNya serta tunduk pada keagungan-Nya. Mereka memerlukanNya karena kesempurnaanNya,
﴾ تُسَبِّحُ لَهُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ ٱلسَّبۡعُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهِنَّۚ وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفۡقَهُونَ تَسۡبِيحَهُمۡۚ ﴿
"Bertasbih untukNya tujuh langit dan bumi serta apa pun yang ada padanya dan tidaklah segala sesuatu melainkan bertasbih dengan memujiNya." (Al-Isra`: 44).
﴾ وَلِلَّهِۤ يَسۡجُدُۤ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ طَوۡعٗا وَكَرۡهٗا ﴿
"Dan kepada Allah sujud semua yang ada di langit dan di bumi secara suka rela dan terpaksa." (Ar-Ra'd: 15).
Hanya Dia-lah Yang dipertuhankan dan disembah; yang di-sembah oleh seluruh makhluk secara suka rela dan terpaksa. Dan ini sebagaimana Firman Allah سبحانه وتعالى,,
﴾ وَهُوَ ٱللَّهُ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَفِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿
"Dan Dia-lah Allah di langit dan di bumi." (Al-An'am: 3).
Yakni, predikatnya sebagai yang disembah dan dicintai ada pada keduanya. Sedangkan Dia berada di atas ArasyNya, berbeda dengan makhlukNya, sendiri dengan keluhuran, terpuji dengan kesempurnaanNya.
﴾ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana," Yang Mahabijak-sana terhadap apa yang diciptakan dan Yang Maha Menyempur-nakan apa yang disyariatkan. Allah سبحانه وتعالى tidak menciptakan sesuatu pun melainkan karena suatu kebijaksanaan dan tidak mensyariat-kan sesuatu melainkan untuk suatu hikmah. ﴾ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui" segala sesuatu, Mengetahui yang rahasia dan tersem-bunyi, tidak ada sebesar biji atom pun yang luput dariNya, baik yang ada di alam atas maupun alam bawah, tidak pula yang lebih kecil atau lebih besar dari biji atom.
(85) ﴾ وَتَبَارَكَ ٱلَّذِي لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا ﴿ "Dan Mahasuci (Rabb) Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya." ﴾ وَتَبَارَكَ ﴿ "Mahasuci," yaitu Mahatinggi dan Agung, ba-nyak kebaikanNya, luas sifat-sifatNya, agung kerajaanNya, luas ilmuNya, Maha Mengetahui segala sesuatu, hingga Dia sendiri yang mengetahui keghaiban yang tidak satu pun dari makhlukNya tahu; tidak nabi yang diutus dan tidak pula malaikat yang dekat dengan Allah. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَعِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلسَّاعَةِ ﴿ "Dan di sisiNya-lah pengetahuan tentang Hari Kiamat." Zharf (kata kete-rangan tempat dan waktu) didahulukan untuk menunjukkan pem-batasan. Yaitu, hanya Dia yang mengetahui kapan tibanya Hari Kiamat. Di antara kesempurnaan kerajaanNya adalah Dia me-nguasai kerajaan dunia dan akhirat. Karena itu Dia berfirman, ﴾ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ﴿ "Dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan," yaitu di akhirat, Allah سبحانه وتعالى akan menghukumi secara adil di antara kalian.
(86) Di antara kesempurnaan kekuasaanNya adalah, tidak ada satu pun dari makhlukNya yang berkuasa atas sesuatu pun, tidak ada seorang pun yang dapat memberi syafa'at tanpa izinNya, ﴾ وَلَا يَمۡلِكُ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِ ٱلشَّفَٰعَةَ ﴿ "dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at," dengan kata lain, semua yang disembah selain Allah سبحانه وتعالى dari para nabi, malaikat, dan lainnya, tidak berkuasa atas syafa'at dan tidak bisa memberikan-nya tanpa izin dari Allah سبحانه وتعالى dan mereka pun tidak bisa memberi syafa'at kecuali bagi orang yang diridhai Allah سبحانه وتعالى. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ ﴿ "Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang bersyahadat (bersaksi) dengan yang haq (tauhid) dan mereka meyakini(nya)," yakni, mengucapkan dengan lisan, mengakui dengan hati dan mengetahui apa yang dipersaksi-kan tersebut. Disyaratkan persaksiannya harus benar, yaitu bersaksi untuk Allah سبحانه وتعالى dengan keesaan, bersaksi untuk para rasul dengan kenabian dan risalah dan membenarkan apa yang mereka bawa berupa asas dan cabang Agama, hakikat dan syariat Agama. Me-reka itulah orang-orang yang akan bisa mendapatkan faidah dari syafa'at orang-orang yang memberi syafa'at dan mereka adalah orang-orang yang selamat dari siksa Allah سبحانه وتعالى serta beruntung men-dapatkan pahalaNya.
(87) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَئِن سَأَلۡتَهُم مَّنۡ خَلَقَهُمۡ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُۖ ﴿ "Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang men-ciptakan mereka?' Niscaya mereka menjawab, 'Allah'." Maksudnya, jika kau bertanya pada orang-orang musyrik tentang tauhid rubu-biyah dan siapakah Pencipta itu, pasti mereka mengakui bahwa Dia-lah Allah سبحانه وتعالى, yang tidak ada sekutu bagiNya, ﴾ فَأَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ ﴿ "Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?" Artinya, bagaimanakah mereka bisa dipalingkan dari menyembah Allah سبحانه وتعالى dan ikhlas semata karenaNya? Pengakuan mereka akan tauhid rububiyah mengharuskan mereka bertauhid uluhiyah yang merupakan dalil terbesar atas batilnya kesyirikan.
(88) ﴾ وَقِيلِهِۦ يَٰرَبِّ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ قَوۡمٞ لَّا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad, 'Ya Rabbku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman'." Kalimat ini ma'thuf kepada Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَعِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلسَّاعَةِ ﴿ "Dan di sisiNya pengetahuan Hari Kiamat," yaitu, dan di sisiNya-lah pengetahuan tentang apa yang Muhammad a ucapkan seraya mengeluh pada Rabbnya akan kedustaan kaumya karena merasa sedih atas hal itu serta menyesali ketidakberimanan mereka. Allah سبحانه وتعالى mengetahui kondisi ini dan Mahakuasa untuk menyegerakan siksaan untuk mereka, tapi Allah سبحانه وتعالى Mahasabar yang menangguhkan para hamba, karena Allah سبحانه وتعالى mengetahui bahwa mereka akan bertaubat dan kembali (kepadaNya).
(89) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱصۡفَحۡ عَنۡهُمۡ وَقُلۡ سَلَٰمٞۚ ﴿ "Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah, 'Salam (sela-mat tinggal)'," yakni, berpalinglah dari gangguan mereka, baik gang-guan lisan maupun tindakan, serta maafkan mereka, jangan kau sahuti mereka kecuali dengan ucapan salam yang biasa diucapkan oleh orang-orang berakal dan memiliki mata hati untuk orang-orang bodoh, sebagaimana yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى tentang hamba-hambaNya yang shalih, ﴾ وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ ﴿ "Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka," yakni, sesuai dengan ucapan kebodohan mereka, ﴾ قَالُواْ سَلَٰمٗا ﴿ "mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." Rasulullah a melaksanakan perintah Rabbnya dan menghadapi gangguan dari kaumnya dan orang lain dengan memaafkan dan berpaling. Dia hanya menghadapinya dengan kebaikan dan tutur kata yang baik. Semoga kesejahteraan serta keselamatan Allah سبحانه وتعالى senantiasa terlimpah pada orang yang dikhususkan oleh Allah سبحانه وتعالى dengan akhlak yang agung, dengan akhlak itu Rasulullah a menjadi makhluk utama penghuni langit dan bumi. Dengan akhlak itu beliau terangkat tinggi melebihi bintang. Dan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ ﴿ "Kelak mereka akan me-ngetahui (nasib mereka yang buruk)," yakni akibat dosa dan kejahatan mereka.
Selesai Tafsir Surat az-Zukhruf. Segala puji dan karunia hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.