Ad-Dukhan Ayat 59
فَارْتَقِبْ اِنَّهُمْ مُّرْتَقِبُوْنَ ࣖࣖ ( الدخان: ٥٩ )
Fārtaqib 'Innahum Murtaqibūna (ad-Dukhān 44:59)
Artinya:
Maka tunggulah; sungguh, mereka itu (juga sedang) menunggu. (QS. [44] Ad-Dukhan : 59)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka tunggulah, wahai Muhammad, apa yang akan terjadi pada mereka dengan dosa-dosa mereka. Sesungguhnya, mereka itu juga sedang menunggu apa yang akan terjadi pada dirimu dan dakwahmu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Itulah sebabnya Allah membiarkan orang-orang musyrik Mekah sesat dalam kesyirikannya, membiarkan mereka menunggu ketentuan Allah pada saat yang telah ditentukan, dan mereka pasti akan menyaksikan sendiri siapakah yang benar nanti, mereka yang selalu menyekutukan Tuhan dan berbuat dosa ataukah orang-orang yang beriman yang mengikuti ajaran wahyu yang disampaikan Nabi Muhammad.
Seandainya mereka mau mengakui kebenaran Al-Qur'an, tentulah mereka akan yakin bahwa kemenangan itu pasti diperoleh oleh orang-orang yang mengikuti agama tauhid yang berjuang dan beramal untuk mencari keridaan Allah. Allah berfirman:
Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat), (yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk. (Gafir/40: 51-52)
Selama menunggu ketentuan dari Allah itu, terdapat perbedaan sikap dan keyakinan antara para pengikut rasul dengan orang-orang musyrik Mekah. Para pengikut rasul menunggu janji kemenangan dari Allah dengan bersabar dan tawakal. Mereka yakin bahwa Allah pasti menepati janji-Nya yaitu memenangkan Islam dan kaum Muslimin di dunia dan melimpahkan kenikmatan serta kebahagiaan abadi di akhirat nanti. Karena itu, mereka tidak pernah gentar dan takut, mati dan hidup bagi mereka sama saja karena semua yang ada pada mereka, jiwa maupun raga, harta dan nyawa mereka telah mereka serahkan kepada Allah. Sebaliknya, orang-orang musyrik menunggu dengan perasaan khawatir dan takut. Mereka sangat khawatir akan dihancurkan oleh kaum Muslimin. Setiap mereka melihat perkembangan, kemajuan, dan kemenangan kaum Muslimin atas mereka, semakin bertambah pula kekhawatiran pada diri mereka. Mereka sangat takut akan pembalasan dendam kaum Muslimin kepada mereka. Karena itu mereka berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segala yang ada pada mereka untuk mengatasi kemajuan dan kemenangan kaum Muslimin.
Hal ini terlihat pada usaha-usaha mereka itu sebagaimana yang telah mereka usahakan di Perang Ahzab, perjanjian Hudaibiyah dan sebagainya. Sebenarnya dalam hati mereka terbayang kebenaran sesungguhnya, namun karena kesombongan dan keangkuhan, mereka tetap menjauhkan diri dari kebenaran Al-Qur'an.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian setelah Al-Qur'an demikian jelas dan terangnya, ternyata masih ada sebagian manusia yang kafir dan menentang serta ingkar. Maka Allah Swt. menghibur hati Rasul-Nya seraya menjanjikan kepadanya akan diberi pertolongan oleh-Nya, dan mengancam orang-orang yang mendustakannya bahwa mereka akan kalah dan binasa. Untuk itu Allah Swt. berfirman dalam ayat berikutnya:
Maka tunggulah. (Ad-Dukhan: 59)
Maksudnya, nantikanlah.
sesungguhnya mereka itu menunggu (pula). (Ad-Dukhan: 59)
Yakni kelak mereka akan mengetahui siapakah yang akan mendapat pertolongan, kemenangan, dan kalimah yang tinggi di dunia dan akhirat. Sesungguhnya semuanya itu hanyalah bagimu, hai Muhammad, dan bagi saudara-saudaramu dari kalangan para nabi dan para rasul serta orang-orang yang mengikutimu dari kalangan kaum mukmin. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Kupasti menang.” (Al-Mujadilah: 21). hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (Al-Mu’min: 51-52)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka tunggulah) nantikanlah kebinasaan mereka (sesungguhnya mereka itu menunggu pula) kebinasaanmu. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah untuk berjihad melawan mereka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Maka tunggulah apa yang akan terjadi pada diri mereka. Sesungguhnya mereka pun menunggu apa yang akan terjadi pada dirimu dan dakwahmu.
6 Tafsir as-Saadi
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air, mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, sebagai karunia dari Rabbmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya Kami mudahkan al-Qur`an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula)." (Ad-Dukhan: 51-59).
(51-53) Inilah balasan orang-orang yang bertakwa kepada Allah سبحانه وتعالى. Orang-orang yang menjaga diri dari murka dan azab Allah سبحانه وتعالى dengan cara menjauhi segala kemaksiatan dan mengerjakan berbagai ketaatan. Kala murka dan azab tidak ada, yang ada bagi mereka adalah keridhaan dan pahala besar dari Allah سبحانه وتعالى dalam naungan teduh banyaknya pepohonan dan buah-buahan serta mata air yang mengalir, di bawah mereka sungai mengalir deras di dalam surga yang penuh kenikmatan. Allah سبحانه وتعالى menyandingkan surga pada kenikmatan, karena semua yang terdapat dalam surga adalah kenikmatan. Semuanya adalah kenikmatan dan kebahagiaan sempurna dari berbagai sisi. Tidak ada sesuatu pun yang kotor dan keruh secara mutlak. Pakaian mereka terbuat dari sutera hijau yang tebal dan tipis yang disukai jiwa, dan mereka ﴾ مُّتَقَٰبِلِينَ ﴿ "sa-ling berhadap-hadapan," di hati dan wajah mereka dalam sempurna-nya kenikmatan, kedamaian, cinta kasih, pergaulan, dan etika baik.
(54) ﴾ كَذَٰلِكَ ﴿ "Demikianlah," kenikmatan dan kebahagiaan sempurna, ﴾ وَزَوَّجۡنَٰهُم بِحُورٍ ﴿ "dan Kami berikan kepada mereka bidadari," wanita-wanita rupawan. Begitu rupawannya hingga membuat tatapan mata bimbang, akal tercengang karena kecantikan mereka dan hati terpanah karena kesempurnaan mereka. Dan kata ﴾ عِينٖ ﴿ yakni, mata mereka lebar dan indah.
(55) ﴾ يَدۡعُونَ فِيهَا ﴿ "Mereka meminta di dalamnya," yakni, di surga, ﴾ بِكُلِّ فَٰكِهَةٍ ﴿ "segala macam buah-buahan," yang sebagian namanya terdapat di dunia dan juga yang tidak ada padanannya di dunia. Kala penduduk surga menginginkan macam dan jenis buah-buahan apa pun, seketika itu juga buah yang diinginkannya datang tanpa bersusah payah dan mereka aman dari terputusnya buah yang diharapkan (selalu ada dan tidak musiman), aman dari bahaya, kotoran dan aman untuk tidak dikeluarkan dari surga serta terbebas dari kematian.
(56) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ لَا يَذُوقُونَ فِيهَا ٱلۡمَوۡتَ إِلَّا ٱلۡمَوۡتَةَ ٱلۡأُولَىٰۖ ﴿ "Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia," yakni, tidak ada kematian dalam surga secara keseluruhan. Andai di surga ada kematian yang dikecualikan, tentu kematian pertama yang ada di dunia tidak dikecualikan. Semua yang mereka damba dan harap ada secara sempurna.
﴾ وَوَقَىٰهُمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "Dan Allah memelihara mereka dari azab ne-raka."
(57) ﴾ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكَۚ ﴿ "Sebagai karunia dari Rabbmu," yakni, diraih-nya kenikmatan dan terhindarnya dari azab adalah berkat karunia dan kebaikan Allah سبحانه وتعالى pada mereka, karena Dia-lah yang menolong mereka untuk mengerjakan amal shalih yang dengan amal itu me-reka mendapatkan kebaikan akhirat. Mereka juga diberi sesuatu yang tidak digapai oleh amal mereka.
﴾ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴿ "Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar," dan keberuntungan apa lagi yang lebih besar dari mendapat-kan keridhaan Allah سبحانه وتعالى dan surgaNya serta selamat dari azab dan murkaNya?
(58) ﴾ فَإِنَّمَا يَسَّرۡنَٰهُ بِلِسَانِكَ ﴿ "Sesungguhnya Kami mudahkan al-Qur`an itu dengan bahasamu," yaitu Kami memudahkannya dengan bahasa-mu yang merupakan bahasa paling fasih dan mulia secara mutlak. Dengan bahasa itu, kata-kata dan makna al-Qur`an menjadi mudah, ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ ﴿ "supaya mereka mendapat pelajaran," manfaat yang terdapat di dalamnya sehingga mereka bisa melaksanakannya dan bahaya yang ada di dalamnya sehingga mereka bisa meninggal-kannya.
(59) ﴾ فَٱرۡتَقِبۡ ﴿ "Maka tunggulah," yakni, tunggulah kebaikan dan kemenangan yang dijanjikan Rabbmu padamu, ﴾ إِنَّهُم مُّرۡتَقِبُونَ ﴿ "sesungguhnya mereka itu menunggu (pula)" azab yang akan menimpa mereka. Perbedaan yang jauh antara kedua penantian. Rasulullah a dan para pengikutnya menantikan kebaikan dunia dan akhirat sedangkan penentang mereka menanti keburukan dunia dan akhirat.
Selesai Tafsir Surat ad-Dukhan. Segala puji dan karunia hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.