Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. (QS. [46] Al-Ahqaf : 30)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan pembacaan Kitab yang agung yaitu Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah setelah kitab Nabi Musa, yang membenarkan kitab-kitab yang datang sebelumnya, yang membimbing siapa yang mengikuti tuntunannya kepada kebenaran dan menunjukkan mereka kepada jalan yang lurus.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini diterangkan bahwa serombongan jin yang telah mendengar bacaan Al-Qur'an dari Nabi Muhammad saw menyeru kaumnya, "Wahai kaumku, sesungguhnya kami telah mendengar pembacaan ayat-ayat sebuah kitab yang telah diturunkan Allah setelah Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Kitab itu membenarkan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya, menunjukkan jalan yang paling baik ditempuh seseorang yang ingin mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat serta menerangkan jalan yang diridai dan jalan yang tidak diridai Allah." Jin juga makhluk yang harus memikul kewajiban beribadah. Firman Allah: . Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (adh-dzariyat/51: 56)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. menerangkan adanya peringatan jin terhadap kaumnya melalui firman-Nya:
Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa." (Al-Ahqaf: 30)
Mereka tidak menyebutkan Isa karena Isa a.s. diturunkan kepadanya kitab Injil yang isinya hanya mengandung nasihat-nasihat, hal-hal keutamaan, tetapi sedikit mengandung perkara halal dan haram. Pada hakikatnya merupakan syariat yang menyempurnakan kitab Taurat, dan hal ini berarti yang dipegang adalah kitab Taurat. Karena itulah jin mengatakan, "Yang diturunkan sesudah Musa."
Hal yang sama telah dikatakan oleh Waraqah ibnu Naufal ketika Nabi Saw. menceritakan kepadanya kisah turunnya Jibril a.s. pada yang pertama kali, lalu Waraqah ibnu Naufal berkata, "Beruntunglah, dia adalah An-Namus (malaikat) yang pernah datang kepada Musa. Aduhai, sekiranya diriku dapat hidup sampai di masa itu dan dalam keadaan kuat."
yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. (Al-Ahqaf: 30)
Yaitu kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya.
Firman Allah Swt. menyitir kata-kata jin:
lagi memimpin kepada kebenaran. (Al-Ahqaf: 30)
Yakni dalam hal akidah dan pemberitaan.
dan kepada jalan yang lurus. (Al-Ahqaf: 30)
dalam beramal. Karena sesungguhnya Al-Qur'an itu mengandung dua perkara, yaitu berita dan perintah. Beritanya benar dan perintahnya adil, seperti disebutkan dalam firman-Nya:
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil. (Al-An'am: 115)
dan Allah Swt. telah berfirman:
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar. (At-Taubah: 33)
Petunjuk adalah ilmu yang bermanfaat dan agama yang benar artinya amal yang saleh. Demikianlah kata jin yang disitir firman-Nya: lagi memimpin kepada kebenaran. (Al-Ahqaf: 30) dalam hal akidah (keyakinan). dan kepada jalan yang lurus. (Al-Ahqaf: 30) dalam hal amal perbuatan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan Kitab) yakni Alquran (yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya) seperti kitab Taurat (lagi memimpin kepada kebenaran) kepada agama Islam (dan kepada jalan yang lurus) yaitu tuntunan agama Islam.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Jin-jin yang hadir saat al-Qur'ân dibaca itu berkata, "Wahai kaum kami, kami telah mendengar sebuah kitab suci yang diturunkan setelah Mûsâ, membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya dan memberi petunjuk kepada keyakinan yang benar dan syariat yang lurus.