Al-Qamar Ayat 55
فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُّقْتَدِرٍ ࣖ ( القمر: ٥٥ )
Fī Maq`adi Şidqin `Inda Malīkin Muqtadirin. (al-Q̈amar 54:55)
Artinya:
di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa. (QS. [54] Al-Qamar : 55)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Mereka tinggal di tempat yang disenangi dan penuh kebahagiaan, di sisi Tuhan Yang Mahakuasa.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Bagi mereka yang bertakwa, Allah memberikan surgasurga sesuai tingkat ketakwaan mereka. Sebagaimana diketahui surga itu bertingkat-tingkat. Di dalam surga-surga mengalir sungaisungai yang menunjukkan bahwa surga adalah tempat yang menyejukkan, indah dan memberikan hasil yang banyak. Mereka menempati tempat yang benar yang tidak ada cacat atau kekurangannya dan mereka berada di bawah naungan Maharaja yang Mahakuasa, yang akan memberi mereka apa yang Ia kehendaki tanpa halangan siapa pun.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
di tempat yang disenangi. (Al-Qamar: 55)
Yaitu di rumah kemuliaan Allah dengan memperoleh rida, karunia, dan anugerah-Nya serta kebaj ikan-Nya yang amat berlimpah.
di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (Al-Qamar: 55)
Yakni di sisi Tuhan Yang Mahabesar Yang Menciptakan segala sesuatu dan Yang Menentukan ukuran-ukurannya. Dia Mahakuasa atas semua yang dikehendaki-Nya dari apa yang diinginkan dan yang diperlukan oleh makhluk-Nya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr ibnu Dinar, dari Amr ibnu Aus, dari Abdullah ibnu Amr yang menyampaikannya dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar-mimbar dari cahaya di sisi Kanan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan di hadapan-Nya merupakan sebelah kanan orang-orang yang adil dalam hukum mereka, keluarga mereka, dan apa yang dikuasakan kepada mereka.
Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini secara tunggal, juga Imam Nasai melalui Sufyan ibnu Uyaynah berikut dengan sanadnya dengan lafaz yang semisal
4 Tafsir Al-Jalalain
(Di tempat yang benar) di majelis yang benar, karena tidak ada perkataan yang tidak berguna dan tidak pula ada perkataan yang berdosa di dalamnya; pengertian Maq'ad di sini adalah ditinjau dari segi jenisnya. Menurut qiraat yang lain lafal Maq'ad dibaca dalam bentuk jamak yaitu Maqaa'id. Makna yang dimaksud ialah bahwa ahli surga itu berada di dalam majelis-majelis surga dalam keadaan bebas dari perkataan yang tidak ada gunanya dan bebas pula dari hal-hal yang berdosa, keadaan mereka berbeda dengan keadaan majelis-majelis di dunia. Karena sesungguhnya majelis-majelis di dunia itu jarang sekali bebas dari hal-hal tersebut. Lafal ayat ini berkedudukan sebagai Khabar yang kedua, dan lafal Shidqin menjadi Badal dari lafal Shaadiqin, yakni Badal Ba'dh atau lainnya (di sisi Yang Maha Raja) merupakan perumpamaan yang mengandung makna Mubalaghah, yakni Maha Raja Yang Maha Perkasa lagi Maha Luas (lagi Maha Berkuasa) tiada sesuatu pun yang melemahkan-Nya, Dia adalah Allah swt. Lafal 'Inda menunjukkan isyarat yang mengandung makna derajat dan kedudukan mereka yang dekat di sisi-Nya, sebagai anugerah dari Allah swt. kepada para penghuni surga.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Di tempat yang benar, tak ada main-main dan dosa, di sisi Tuhan Yang Mahakuasa.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sungguh telah datang kepada kaum Fir'aun ancaman-ancaman. Mereka mendustakan mukjizat-mukjizat Kami semua-nya, lalu Kami azab mereka sebagai azab dari Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Apakah orang-orang kafirmu (hai kaum musy-rikin) lebih baik dari mereka itu, atau apakah kamu telah mem-punyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam kitab-kitab yang dahulu? Atau apakah mereka mengatakan, 'Kami adalah satu go-longan yang bersatu yang pasti menang?' Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya Hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka), 'Rasakanlah sentuhan api neraka.' Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. Dan sungguh telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi (Rabb) Yang Maha Berkuasa." (Al-Qamar: 41-55).
(41-42) ﴾ وَلَقَدۡ جَآءَ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ ﴿ "Dan sungguh telah datang kepada kaum Fir'aun," yakni Fir'aun dan kaumnya, ﴾ ٱلنُّذُرُ ﴿ "ancaman-ancaman." Allah سبحانه وتعالى mengutus Nabi Musa عليه السلام, kalimullah, kepada mereka dan dikuatkan dengan berbagai tanda-tanda kebesaran, penjelasan-penjelasan, dan berbagai mukjizat nyata. Nabi Musa عليه السلام menun-jukkan berbagai pelajaran yang belum pernah ditunjukkan pada yang lain, namun mereka mendustakan seluruh tanda-tanda kebe-saran Allah سبحانه وتعالى sehingga mereka disiksa dengan siksaan Dzat Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa, Allah سبحانه وتعالى menenggelamkan Fir'aun dan kaumnya di lautan.
(43) Maksud dari pemaparan kisah-kisah ini adalah sebagai peringatan bagi manusia dan orang-orang yang mendustakan Nabi Muhammad a, dan karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَكُفَّارُكُمۡ خَيۡرٞ مِّنۡ أُوْلَٰٓئِكُمۡ ﴿ "Apakah orang-orang kafirmu (hai kaum musyrikin) lebih baik dari mereka itu," artinya, apakah mereka yang mendustakan Rasul terbaik lebih baik dari orang-orang yang mendustakan rasul-rasul sebelumnya yang dibinasakan Allah سبحانه وتعالى dan ditimpa berbagai azab itu? Jika orang-orang kafir Makkah lebih baik dari mereka, maka mereka memiliki kemungkinan untuk bisa selamat dari azab dan tidak akan tertimpa siksaan yang menimpa orang-orang buruk sebelum mereka. Namun tidak demikian halnya, orang-orang kafir Makkah tidak lebih buruk dari mereka dan tidak pula lebih baik dari me-reka. ﴾ أَمۡ لَكُم بَرَآءَةٞ فِي ٱلزُّبُرِ ﴿ "Atau apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam kitab-kitab yang dahulu?" Artinya, apakah Allah سبحانه وتعالى memberikan kalian janji dalam kitab-kitab yang diturun-kan pada para nabi sebelumnya, kalian pada saat itu mengadakan perjanjian bahwa kalian akan selamat berdasarkan pemberitahuan dan janji Allah سبحانه وتعالى? Tidak demikian halnya, bahkan mustahil secara akal dan syariat jika mereka mendapatkan jaminan bebas azab yang tertulis dalam kitab-kitab samawi yang mencakup keadilan dan hikmah. Bukanlah termasuk hikmah jika orang-orang seperti itu yang menentang dan mendustakan rasul terbaik dan paling mulia di sisi Allah سبحانه وتعالى itu mendapatkan keselamatan.
(44) Tidak tersisa apa pun pada mereka selain kekuatan yang mereka jadikan penolong, maka Allah سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa mereka berkata, ﴾ نَحۡنُ جَمِيعٞ مُّنتَصِرٞ ﴿ "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang."
(45) Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya menjelaskan kelemahan mereka dan mereka akan dikalahkan, ﴾ سَيُهۡزَمُ ٱلۡجَمۡعُ وَيُوَلُّونَ ٱلدُّبُرَ ﴿ "Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang," dan terjadilah seperti yang diberitakan Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى mengalahkan golongan mereka yang lebih besar dalam peristiwa Badar. Para centeng dan pembesar mereka terbunuh dan mereka pun takluk. Allah سبحانه وتعالى memberikan kemenangan untuk Agama, Nabi dan go-longanNya yang beriman.
(46) Meski demikian, mereka memiliki janji di mana seluruh manusia dari yang pertama hingga terakhir akan dikumpulkan begitu pula seluruh orang yang mendapat ujian di dunia dan orang yang menikmati kelezatan dunia, karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ بَلِ ٱلسَّاعَةُ مَوۡعِدُهُمۡ ﴿ "Sebenarnya Hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka." Di hari itu mereka akan dibalas dan diperlakukan secara adil. ﴾ وَٱلسَّاعَةُ أَدۡهَىٰ وَأَمَرُّ ﴿ "Dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit," artinya, lebih agung, lebih berat dan lebih besar dari yang diperkirakan atau yang ada dalam bayangan angan-angan.
(47) ﴾ إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa," yaitu orang-orang yang banyak berbuat dosa-dosa besar berupa kesyirikan dan kemaksiatan lain, ﴾ فِي ضَلَٰلٖ وَسُعُرٖ ﴿ "berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka," artinya, mereka tersesat di dunia; sesat dari ilmu dan amal yang bisa menyelamatkan mereka dari azab akhirat. Pada Hari Kiamat mereka berada dalam siksaan yang pedih dan api yang dinyalakan pada tubuh mereka hingga merasuk ke dalam hati mereka.
(48) ﴾ يَوۡمَ يُسۡحَبُونَ فِي ٱلنَّارِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ ﴿ "(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka," yang merupakan bagian tubuh mereka yang terhormat, kepedihan neraka jauh lebih pedih dari yang lain-nya. Mereka pun bersedih dan berduka karena siksaan itu. ﴾ ذُوقُواْ مَسَّ سَقَرَ ﴿ "(Dikatakan kepada mereka), 'Rasakanlah sentuhan api neraka'," artinya, rasakanlah kepedihan, hamburan, kemurkaan, serta kobaran api neraka.
(49) ﴾ إِنَّا كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَٰهُ بِقَدَرٖ ﴿ "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran," ini mencakup seluruh makhluk dan selu-ruh alam, baik alam atas maupun alam bawah, hanya Allah سبحانه وتعالى yang menciptakannya. Tidak ada pencipta selain Allah سبحانه وتعالى, tidak ada sekutu bagiNya dalam menciptakan semuanya. Allah سبحانه وتعالى mencipta-kan berdasarkan ketentuan yang telah terdahulu berdasarkan ilmu-Nya dan sesuai catatan penaNya berdasar waktu dan ukuran yang ditetapkan dan seluruh sifat yang tercakup dalam segala hal.
(50) Itu mudah bagi Allah سبحانه وتعالى, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَمَآ أَمۡرُنَآ إِلَّا وَٰحِدَةٞ كَلَمۡحِۭ بِٱلۡبَصَرِ ﴿ "Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata." Jika Allah سبحانه وتعالى menghendaki sesuatu, Allah سبحانه وتعالى berfirman, "Jadilah," maka jadilah sesuatu itu sesuai kehendakNya dalam sekejap mata tanpa letih dan susah.
(51) ﴾ وَلَقَدۡ أَهۡلَكۡنَآ أَشۡيَاعَكُمۡ ﴿ "Dan sungguh telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu," dari kalangan umat-umat sebelum kalian yang mengetahui seperti halnya kalian dan mendustakan seperti halnya kalian, ﴾ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ ﴿ "maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" Orang yang mau mengambil pelajaran yang mengetahui sunnatullah dalam membinasakan orang-orang buruk, karena mereka itu sama, tidak ada perbedaan antara kedua golongan tersebut.
(52) ﴾ وَكُلُّ شَيۡءٖ فَعَلُوهُ فِي ٱلزُّبُرِ ﴿ "Dan segala sesuatu yang telah me-reka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan," artinya, semua yang mereka lakukan, baik dan buruknya telah tertulis untuk mereka dalam kitab takdir.
(53) ﴾ وَكُلُّ صَغِيرٖ وَكَبِيرٖ مُّسۡتَطَرٌ ﴿ "Dan segala (urusan) yang kecil mau-pun yang besar adalah tertulis," artinya telah tercatat dan inilah haki-kat Qadha` dan Qadar, semua hal telah diketahui Allah سبحانه وتعالى dan ditulis di lauhil mahfuzh. Apa pun yang dikehendaki Allah سبحانه وتعالى pasti terjadi dan yang tidak dikehendakiNya tidak akan ada. Apa pun yang akan menimpa manusia tidak akan luput dan yang ditakdir-kan luput tidak akan menimpanya.
(54-55) ﴾ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa" kepada Allah سبحانه وتعالى dengan mengerjakan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya, mereka yang menjauhi ke-syirikan, dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil ﴾ فِي جَنَّٰتٖ وَنَهَرٖ ﴿ "di dalam taman-taman dan sungai-sungai," yakni, berada di dalam surga penuh kenikmatan, yang di dalamnya terdapat segala sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan belum pernah terbersit dalam benak manusia, berupa pepohonan dengan buah ranum, sungai-sungai mengalir, istana-istana menjulang tinggi, rumah-rumah indah, makanan dan minuman lezat, bidadari cantik, taman-taman indah di dalam kebun, keridhaan Allah Dzat Penguasa dan Pemberi balasan, serta mendapatkan kemenangan dengan berada di dekatNya. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ فِي مَقۡعَدِ صِدۡقٍ عِندَ مَلِيكٖ مُّقۡتَدِرِۭ ﴿ "Di tempat yang disenangi di sisi (Rabb) Yang Maha Berkuasa." Anda jangan bertanya setelah ini apa saja yang diberikan oleh Rabb mereka dari kemuliaanNya dan apa saja yang dianuge-rahkan kepada mereka dari kebaikan dan karuniaNya.
Semoga Allah سبحانه وتعالى memasukkan kita dalam golongan mereka dan semoga Allah سبحانه وتعالى tidak menahan kebaikan milikNya untuk kita karena keburukan yang ada pada diri kita.
Sampai di sini tafsir surat ini. Segala puji hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.