"Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia kemudian mereka (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucap-kan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai-mana yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri, 'Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?' Cukuplah bagi mereka Neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepadaNya kamu akan dikembalikan." (Al-Mujadilah: 8-9).
(8-9) ﴾ ٱلنَّجۡوَىٰ ﴿ "Pembicaraan rahasia" adalah pembicaraan antara dua orang atau lebih yang membahas kebaikan atau kebu-rukan. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan orang-orang yang beriman agar membicarakan kebaikan ketika berbicara secara rahasia. Kebaikan adalah kata menyeluruh untuk seluruh kebaikan, ketaatan, menu-naikan hak-hak Allah سبحانه وتعالى, hak-hak sesama manusia, takwa, dan lainnya. Dan yang dimaksud dalam ayat ini dengan penggunaan kata menyeluruh adalah agar menjauhi seluruh keharaman dan dosa. Orang Mukmin pasti menunaikan perintah ilahi ini. Tidaklah Anda melihatnya berbisik-bisik atau berbicara kecuali membahas sesuatu yang bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah سبحانه وتعالى dan menjauhkan mereka dari murkaNya.
Adapun orang-orang durjana dan pendosa saling meman-dang rendah perintah-perintah Allah سبحانه وتعالى serta berbisik-bisik dengan dosa dan permusuhan serta mendurhakai Rasulullah a, seperti halnya orang-orang munafik. Itulah kebiasaan mereka dan kondisi mereka bersama Rasulullah a. Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ وَإِذَا جَآءُوكَ حَيَّوۡكَ بِمَا لَمۡ يُحَيِّكَ بِهِ ٱللَّهُ ﴿ "Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagaimana yang ditentukan Allah untukmu." Maksudnya, mereka tidak sopan ketika memberi ucapan salam kepadamu, ﴾ وَيَقُولُونَ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ ﴿ "dan mereka me-ngatakan pada diri mereka sendiri," maksudnya, mereka merahasiakan pembicaraan yang dibeberkan oleh Allah سبحانه وتعالى Yang Mengetahui hal yang ghaib dan nyata, yaitu pembicaraan mereka, ﴾ لَوۡلَا يُعَذِّبُنَا ٱللَّهُ بِمَا نَقُولُۚ ﴿ "Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu." Maksudnya, mereka meremehkan hal itu dengan berdalih tidak disegerakannya azab dan hukuman untuk mereka dengan alasan pembicaraan mereka itu tidak terlarang.
Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya menjelaskan bahwa Dia memberi tangguh bukan melalaikan, ﴾ حَسۡبُهُمۡ جَهَنَّمُ يَصۡلَوۡنَهَاۖ فَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ ﴿ "Cukuplah bagi mereka Neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali." Maksudnya, cukuplah Neraka Jahanam bagi mereka yang mencakup berbagai macam siksaan dan kesengsaraan untuk mereka; siksaan-siksaan itu meliputi dan menyakitkan mereka, dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Mereka yang disinggung tersebut adalah orang-orang munafik yang menampakkan keimanan dan mengungkapkan kata-kata tersebut kepada Rasulullah a yang menurut mereka meng-inginkan kebaikan padahal mereka berdusta. Atau yang dimaksud dalam ayat ini adalah ahli kitab, yaitu orang-orang yang ketika memberi ucapan salam kepada Rasulullah a menyatakan, "As-Sammu 'alaika ya Muhammad," maksud mereka adalah "Matilah kau Muhammad!"[112]