Al-An'am Ayat 135
قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ ( الأنعام: ١٣٥ )
Qul Yā Qawmi A`malū `Alaá Makānatikum 'Innī `Āmilun Fasawfa Ta`lamūna Man Takūnu Lahu `Āqibatu Ad-Dāri 'Innahu Lā Yufliĥu Až-Žālimūna. (al-ʾAnʿām 6:135)
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung. (QS. [6] Al-An'am : 135)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Katakanlah kepada kaummu, wahai Nabi Muhammad sebagai ancaman kepada mereka, "Wahai kaumku! Jika kalian menganggap bahwa kalian berada di atas petunjuk maka berbuatlah menurut kedudukanmu, dan tetaplah berada di atas jalan kalian yang penuh kekufuran dan kesyirikan itu. Aku pun berbuat demikian, yaitu berada di atas jalanku yang penuh dengan bimbingan Allah. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan memperoleh tempat terbaik di akhirat nanti, apakah kalian yang senantiasa berbuat kekufuran ataukah aku dan kaumku yang beriman dan tunduk kepada ajaran Allah. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, yang senantiasa berbuat kesyirikan kepada Allah, tidak akan beruntung. Jika pada ayat-ayat yang lalu diterangkan berbagai kesesatan kaum musyrik dan para pengikut mereka yang memberikan alasan-alasan tentang kepercayaan yang mereka anut, padahal tidak berdasarkan kebenaran dan tidak dapat diterima oleh akal sehat. Maka pada ayat berikut ini diterangkan sebagian dari cara-cara mereka dalam mendekatkan diri kepada Allah melalui berhala-berhala yang mereka anggap sebagai sekutu-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ancaman Allah terhadap kaum musyrikin yang memusuhi Nabi Muhammad yang terdapat pada ayat 133 dan 134 yang lalu, diiringi dengan tantangan terhadap mereka dengan menyuruh Nabi Muhammad mengatakan kepada mereka, "Berbuatlah apa yang hendak kamu lakukan sesuai dengan kesanggupan kamu. Akupun akan berbuat demikian pula; nanti kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang akan mendapat kejayaan dan kemenangan. Ketahuilah bahwa orang-orang zalim tidak akan mendapat kemenangan." Tantangan itu walaupun mengandung pengertian yang agak keras, namun bahasanya tetap halus, karena Nabi Muhammad masih menyebut musuh-musuh Islam itu dengan kata "kaumku".
Pengertian "kaum" dalam kalangan orang-orang Arab adalah sangat dalam hampir sama dengan pengertian "bangsa" di zaman sekarang. Orang yang cinta kepada bangsanya akan merasa berkewajiban untuk membelanya, bila mereka tergelincir dari rel kebenaran. Dalam ucapan ini terbayang bahwa Nabi Muhammad sangat mengharapkan kesadaran mereka dan agar mereka kembali ke jalan yang benar. Dalam tantangan ini terdapat pula janji Allah kepada kaum muslimin, bahwa mereka akan mendapat kemenangan besar terhadap kaum musyrikin yang sesat dan yang zalim itu.
Apa yang terjadi kemudian sesuai dengan janji Allah, kaum musyrikin terus-menerus ditimpa kekalahan sehingga tegaklah kalimat Allah dengan kokohnya dan hancurnya kemusyrikan. Ini adalah bukti bahwa janji Allah di akhirat nanti pasti akan terlaksana pula, karena janji di dunia itu juga diucapkan sebelum peristiwa itu terjadi, keduanya terkait dengan peristiwa yang akan datang. Janji Allah bahwa Dia akan menolong kaum mukmin sepanjang masa, sampai akhir zaman, selama mereka benar-benar beriman dan bertakwa, benar-benar menjalankan ajaran-ajaran agama-Nya secara keseluruhan dan benar-benar berjuang dengan ikhlas untuk menegakkan kalimat Allah. Disebutkan dalam firman-Nya:
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad/47: 7)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Katakanlah, "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuan kalian, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kalian akan mengetahui."
Di dalam ayat ini terkandung makna ancaman yang keras dan peringatan yang tajam. Dengan kata lain, teruskanlah jalan kalian dan arah yang sedang kalian tuju, jika kalian menduga bahwa kalian berada dalam jalan petunjuk. Aku pun akan terus berjalan pada jalan dan metodeku sendiri. Makna ayat ini sama dengan firman-Nya:
Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman.”Berbuatlah menurut kemampuan kalian, sesungguhnya kamiptm berbuat pula. Dan tunggulah (akibat perbuatan kalian), sesungguhnya kami pun menunggu (pula)-" (Huud:121-122)
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: sepenuh kemampuan kalian. (Al An'am:135) Yaitu menurut lingkungan kalian.
Kelak kalian akan mengetahui siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan.
Artinya, apakah bagiku atau bagi kalian? Sesungguhnya Allah telah menunaikan janji-Nya kepada Rasul-Nya. Yakni Allah telah memapankan kedudukannya di seluruh negeri dan menjadikan kekuasaannya berpengaruh atas diri orang-orang yang menentangnya dari kalangan hamba-hamba Allah, Allah membukakan kota Mekah baginya, menampakkan (memenangkan) agamanya di atas semua orang dari kalangan kaumnya yang mendustakannya, juga di atas semua orang yang memusuhi dan bersikap oposisi terhadapnya. Akhirnya Allah memantapkan urusannya di seluruh wilayah Jazirah Arabia. Demikian pula halnya negeri Yaman dan Bahrain, yang semuanya itu terjadi di masa beliau Saw. masih hidup. Kemudian Allah membukakan kota-kota besar, semua negeri, dan kawasan lainnya sesudah beliau wafat, yaitu di masa-masa pemerintahan para khalifahnya. Semoga Allah melimpahkan keridaan-Nya kepada mereka semua. Seperti yang ditegaskan oleh firman-Nya:
Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” (Al-Mujadilah, 21)
Sesunggguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (Al-Mu’min: 51-52)
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (Al Anbiyaa:105)
Juga dalam firman Allah Swt. yang menceritakan perihal rasul-rasul-Nya:
Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, "Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu, dan Kami pasti akan menempatkan kalian di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadapi) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku.” (Ibrahim:13-14)
Dan firman Allah Swt. lainnya yang mengatakan:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. (An Nuur:55), hingga akhir ayat.
Memang Allah telah melakukan hal tersebut dan memenuhinya buat umat Nabi Muhammad Saw.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Katakanlah) kepada mereka ("Hai kaumku! Berbuatlah sepenuh kemampuanmu) sesuai dengan keadaanmu (sesungguhnya aku pun berbuat pula) sesuai dengan keadaanku. (Kelak kamu akan mengetahui siapakah di antara kita) man menjadi maushul dan menjadi maf`ul dari Lafal al-`ilm (yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini.") akibat yang dipuji di akhirat nanti, apakah kami atau kamu? (Sesungguhnya tidak akan mendapat keberuntungan) kebahagiaan (orang-orang yang lalim itu) yaitu orang-orang kafir.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Wahai Nabi, ancamlah kepada mereka dengan mengatakan, "Berbuatlah sesuai cara yang kalian kehendaki dengan segala kekuasaan yang kalian miliki, dan aku akan berbuat dengan memihak kebenaran. Kalian nanti pasti akan tahu, siapakah di antara kita yang bernasib baik di akhirat. Tentu orang-orang yang memihak kebenaran sebab kalian adalah orang-orang yang zalim. Dan sungguh, Allah tidak pernah menakdirkan kemenangan bagi orang-orang yang zalim."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpun mereka se-muanya, (dan Allah berfirman), 'Hai golongan jin (setan), sungguh kamu telah banyak (menyesatkan) manusia.' Lalu kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, 'Ya Tuhan kami, sebagian dari kami telah mendapat kesenangan dari sebagian (yang lain), dan kami telah sampai kepada waktu yang Engkau tentukan bagi kami.' Allah berfirman, 'Neraka itulah tempat diammu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain).' Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan. Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan ayat-ayatKu kepadamu dan memberi peringatan kepadamu mengenai pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata, 'Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.' Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. Yang demikian itu karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah. Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu Mahakaya, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkanmu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendakiNya setelah kamu (musnah), seba-gaimana Dia telah menjadikanmu dari keturunan orang-orang lain. Sesungguhnya sesuatu yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya. Katakanlah, 'Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini.' Sesungguhnya, orang-orang yang zhalim itu tidak akan menda-pat keberuntungan." (Al-An'am: 128-135).
(128) Allah berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ جَمِيعٗا ﴿ "Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpun mereka semuanya." Yakni seluruh manu-sia dan jin, baik yang sesat di antara mereka dan menyesatkan yang lain. Dia berfirman, mencela jin yang menyesatkan manusia, meng-hiasi keburukan bagi mereka, dan mendorong mereka kepada ke-maksiatan, ﴾ يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ قَدِ ٱسۡتَكۡثَرۡتُم مِّنَ ٱلۡإِنسِۖ ﴿ "Hai golongan jin (setan), sungguh kamu telah banyak (menyesatkan) manusia." Maksudnya, kamu banyak menyesatkan dan menghalangi manusia dari jalan Allah, bagaimana kamu berani melanggar batasan-batasanKu, kamu berani menentang rasul-rasulKu, kamu berperan memerangi Allah, berusaha menghalang-halangi hamba-hamba Allah dari jalan Allah kepada jalan neraka? Pada hari ini laknatKu menimpamu, murka-Ku adalah balasanmu, dan Kami akan menambah azabmu berda-sarkan kekufuran dan penyesatanmu kepada orang lain. Kamu tidak mempunyai dalih yang bisa kamu sodorkan sebagai alasan, tidak ada tempat berlindung bagimu, tidak ada pemberi syafa'at dan tidak ada permohonan yang didengarkan, pada hari ini kamu jangan bertanya tentang azab, siksa, dan kehinaan yang menimpa mereka.
Oleh karena itu, Allah tidak menyebutkan alasan untuk me-reka. Adapun teman-teman mereka dari kalangan manusia, maka mereka menyodorkan alasan yang mengada-ada. Mereka berkata, ﴾ رَبَّنَا ٱسۡتَمۡتَعَ بَعۡضُنَا بِبَعۡضٖ ﴿ "Ya Tuhan kami, sebagian dari kami telah menda-pat kesenangan dari sebagian (yang lain)." Maksudnya, masing-masing dari jin dan manusia mendapatkan kesenangan dan manfaat dari yang lain. Jin merasa senang dengan ketaatan manusia kepadanya, dia menikmati ibadah, penghormatan, dan permohonan perlindung-an manusia kepadanya, sementara manusia mendapatkan kese-nangan dengan mendapatkan apa yang diinginkan dan diimpikan dengan pelayanan yang dilakukan oleh jin untuknya dalam seba-gian ambisinya.
Manusia menyembah jin lalu jin menjadi khadamnya dengan mewujudkan keperluan-keperluan dunia untuknya. Maksudnya mewujudkan dosa-dosa kami yang telah terjadi, dan hal tersebut tidak mungkin ditolak. ﴾ وَبَلَغۡنَآ أَجَلَنَا ٱلَّذِيٓ أَجَّلۡتَ لَنَاۚ ﴿ "Dan kami telah sampai kepada waktu yang Engkau tentukan bagi kami." Maksudnya, kami telah sampai di tempat yang mana amalan-amalan akan dibalas, maka lakukanlah kepada kami apa yang Engkau kehendaki, putus-kanlah apa yang Engkau kehendaki pada kami, hujjah kami telah habis, kami sudah tidak memiliki alasan lagi. Perkaranya adalah perkaraMu dan hukumnya adalah hukumMu. Seakan-akan ucapan yang mereka katakan ini mengandung kerendahan dan kepasrah-an, namun dilakukan bukan pada waktunya (yang tepat). Oleh karena itu, Allah memutuskan dengan keputusanNya yang adil yang tidak ada kezhaliman padanya. Dia berfirman, ﴾ ٱلنَّارُ مَثۡوَىٰكُمۡ خَٰلِدِينَ فِيهَآ ﴿ "Neraka itulah tempat diammu sedang kamu kekal di dalamnya," karena keputusan ini berasal dari tuntutan hikmah dan ilmunya, maka Dia menutup ayat dengan FirmanNya, ﴾ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٞ ﴿ "Se-sungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui." Seba-gaimana ilmuNya meliputi dan mencakup segala sesuatu, maka hikmah tujuanNya juga meliputi dan mencakup segala sesuatu.
(129) ﴾ وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعۡضَ ٱلظَّٰلِمِينَ بَعۡضَۢا بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ﴿ "Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." Maksudnya, sebagaimana Kami jadikan jin yang bengal sebagai wali dan ber-kuasa menyesatkan teman-temannya dari kalangan manusia, Kami hubungkan juga mereka dengan jalinan pertemanan dan kesesuaian disebabkan oleh usaha dan jerih payah mereka, maka termasuk sunnah Kami adalah menjadikan orang zhalim sebagai wali bagi orang zhalim yang lain yang mendorong dan meng-hasudnya kepada keburukan, menjauhkan dan menghindarkannya dari kebaikan. Hal itu termasuk hukuman Allah yang keras, yang buruk pengaruhnya, yang mendalam bahayanya, dan yang me-nanggung dosa adalah orang yang zhalim, dialah yang mengundang dan memetik mudarat bagi dirinya sendiri, dan Tuhanmu tidaklah menzhalimi hamba-hambaNya.
Termasuk dalam hal ini adalah jika kezhaliman manusia, kerusakan dan penolakan manusia untuk menunaikan hak-hak yang wajib telah memuncak, maka Allah akan memunculkan orang zhalim yang menguasai mereka dan menimpakan azab yang buruk kepada mereka. Dia akan memerintah mereka dengan kezhaliman dan kesewenang-wenangan yang jauh lebih besar daripada hak-hak Allah dan hamba-hambaNya yang tidak mereka tunaikan dengan tidak diberi balasan dan pahala padanya, sebagaimana jika manu-sia baik dan lurus, maka Allah memperbaiki pemimpin mereka, menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang adil dan bukan pemimpin zhalim lagi lalim.
(130) Kemudian Allah mencela semua orang yang berpa-ling dari kebenaran dan menolaknya, baik yang berasal dari ka-langan jin dan manusia. Dia menjelaskan kesalahan mereka, maka mereka mengakui itu. Dia berfirman, ﴾ يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٞ مِّنكُمۡ يَقُصُّونَ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِي ﴿ "Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu" yang jelas dan terang yang terdapat padanya perincian perintah, larangan, kebaikan, keburukan, janji pahala, dan ancaman siksa, ﴾ وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَٰذَاۚ ﴿ "dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini?" Dan mengajarkan kepadamu bahwa keselamatan dan keberuntungan hanya didapat dengan menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya, dan bahwa kesengsaraan dan kerugian terletak pada penyia-nyiaan semua itu? Maka mereka mengakui itu. Mereka berkata, "Benar, ﴾ شَهِدۡنَا عَلَىٰٓ أَنفُسِنَاۖ وَغَرَّتۡهُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا ﴿ 'Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri', namun kehidupan dunia telah menipu mereka," dengan perhiasan, keindahan dan kenikmatannya, maka mereka condong kepadanya dan menerimanya, dan itu melalaikan mereka dari Akhi-rat. ﴾ وَشَهِدُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَنَّهُمۡ كَانُواْ كَٰفِرِينَ ﴿ "Dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir." Maka hujjah Allah pun tegak atas mereka, dan pada saat itu, semua orang mengetahui bahkan diri mereka sendiri mengetahui keadilan Allah pada mereka. (Maka Allah menyatakan hukumNya atas mereka dengan azab yang pedih, "Masuklah kamu ke dalam deretan umat-umat yang telah berlalu sebelummu dari kalangan jin dan manusia di mana mereka melakukan seperti yang kamu lakukan. Mereka bersenang-senang dengan kekayaan mereka seperti yang kamu lakukan. Mereka bersenang-senang dengan kekayaan mereka se-perti kamu pun bersenang-senang. Mereka terjun ke dalam keba-tilan sepertimu. Mereka adalah orang-orang yang merugi, yakni orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir dari mereka. Ada-kah kerugian yang lebih besar daripada kerugian surga kenikmat-an dan lenyapnya perlindungan dari Allah Yang Maha Pemurah?).[64]
(132) Walaupun mereka sama-sama merugi, akan tetapi kerugian mereka berbeda-beda dengan perbedaan yang besar. ﴾ وَلِكُلّٖ ﴿ "Dan masing-masing orang" dari mereka ﴾ دَرَجَٰتٞ مِّمَّا عَمِلُواْۚ ﴿ "memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya." Sesuai dengan amal mereka, sedikit keburukan tidak disamakan dengan banyaknya, pengikut tidaklah sama dengan yang diikuti, yang dipimpin tidaklah sama dengan yang memimpin. Sebagai-mana penduduk surga, walaupun mereka sama-sama masuk surga, mendapatkan keuntungan dan kemenangan, akan tetapi di antara mereka terdapat perbedaan yang hanya diketahui oleh Allah, mes-kipun masing-masing dari mereka telah rela menerima apa yang Allah berikan kepadanya dan cukup dengan apa yang dilimpah-kan kepadanya. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan kami termasuk penduduk Surga Firdaus yang tertinggi yang Allah sediakan bagi hamba-hambaNya yang dekat, makhlukNya yang terpilih dan orang-orang khusus dari orang-orang yang dicintaiNya.
﴾ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." Maka masing-masing dibalas sesuai dengan amalnya dan sesuai dengan maksud yang diketahuiNya.
(133) Allah memerintahkan amal shalih kepada hamba-hambaNya dan melarang amal buruk sebagai bentuk kasih sayang terhadap mereka dan bertujuan mewujudkan kebaikan bagi mereka, karena jika tidak, maka Dia Mahakaya dengan DzatNya dan tidak membutuhkan makhluk-makhlukNya. Ketaatan orang-orang yang taat tidak berguna bagiNya, dan kedurhakaan orang yang durha-ka tidaklah merugikannya.
﴾ إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ وَيَسۡتَخۡلِفۡ مِنۢ بَعۡدِكُم مَّا يَشَآءُ كَمَآ أَنشَأَكُم مِّن ذُرِّيَّةِ قَوۡمٍ ءَاخَرِينَ ﴿ "Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu, dan menggan-timu dengan siapa yang dikehendakiNya setelah kamu (musnah), seba-gaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain." Jika kamu mengetahui bahwa kamu pasti berpindah dari alam ini sebagaimana selainmu juga berpindah, kamu pasti pergi darinya dan meninggalkannya untuk orang-orang sesudahmu sebagaimana orang-orang sebelummu telah berpindah darinya, pergi darinya dan meninggalkannya untukmu, lalu mengapa kamu menjadikannya sebagai tempat tinggal permanen, kamu tinggal padanya dan kamu lupa bahwa ia hanyalah tempat singgah sementara, bukan tempat menetap, dan bahwa di depanmu terdapat alam yang menghim-pun seluruh kenikmatan dan terbebas dari segala kekurangan dan aib? Ia adalah alam di mana orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir berjuang mendapatkannya, orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian berpindah ke sana, yang mana jika mereka telah sampai kepadanya, maka di dalamnya terdapat kekekalan selama-lamanya, tempat tinggal abadi, tujuan yang di belakangnya tidak ada tujuan lagi, sesuatu yang didambakan di mana seluruh dambaan terhenti padanya, sesuatu yang diinginkan di mana se-gala yang diinginkan sirna di bawahnya. Di sana demi Allah, ter-dapat apa yang diinginkan oleh jiwa, yang dinikmati oleh mata, padanya orang-orang berlomba-lomba mendapatkan kenikmatan ruh, kebahagiaan yang banyak, nikmat-nikmat badan dan hati serta kedekatan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib.
Alangkah mulianya semangat yang berkaitan dengan kemu-liaan itu dan keinginan yang terangkat ke derajat yang tertinggi. Dan betapa hinanya bagian orang yang rela dengan kerendahan, dan betapa rendahnya semangat orang yang rela dengan pernia-gaan yang melenakan.
(134) Orang yang berpaling lagi lalai jangan meyakini bah-wa untuk sampai kepada alam ini memerlukan waktu yang lama karena ﴾ إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَأٓتٖۖ وَمَآ أَنتُم بِمُعۡجِزِينَ ﴿ "sesungguhnya sesuatu yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya." Maksudnya, menolak dari Allah, tidak sanggup lari dari azabnya karena ubun-ubunmu berada dalam genggamanNya, dan kamu berada di bawah pengaturan dan penataanNya.
(135) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah," wahai Rasul kepada kaummu jika kamu mengajak mereka kepada Allah, jelaskanlah tempat kembali mereka kepada mereka dan hak-hakNya yang wajib atas mereka lalu mereka menolak tunduk kepada perintahNya, mengikuti hawa nafsu mereka dan terus berjalan di atas kesyirikan,﴾ يَٰقَوۡمِ ٱعۡمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمۡ ﴿ "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu pada tem-pat berpijakmu." Maksudnya berbuatlah pada tempat berpijakmu di mana kamu berada di atasnya dan kamu merelakannya untuk dirimu. ﴾ إِنِّي عَامِلٞۖ ﴿ "Sesungguhnya aku pun berbuat (pula)," dengan berpedoman pada perintah dari Allah dan mengikuti ridha Allah. ﴾ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ مَن تَكُونُ لَهُۥ عَٰقِبَةُ ٱلدَّارِۚ ﴿ "Kelak kamu akan mengetahui, sia-pakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini." Aku atau kamu. Ini termasuk obyektifitas dengan nilai tinggi di mana Dia menjelaskan amal perbuatan dan pelakunya, men-jadikan balasan terkait dengan pandangan orang yang mengetahui, memaparkannya dengan terbuka dan jelas sehingga tidak memer-lukan isyarat. Telah diketahui bahwa akibat yang baik di dunia dan akhirat adalah milik orang-orang yang bertakwa, bahwa orang-orang Mukmin adalah pemilik hasil yang baik dari dunia ini, dan bahwa setiap orang yang berpaling dari sesuatu yang dibawa oleh para Rasul, akibatnya adalah akibat buruk. Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّهُۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ ﴿ "Sesungguhnya, orang-orang yang zhalim itu tidak akan mendapat keberuntungan." Semua orang yang zhalim walaupun dia menikmati dunia dengan kenikmatannya, tetap saja akhirnya adalah ketiadaan dan kebinasaan. Sesungguh-nya Allah mendikte orang zhalim sehingga manakala Dia meng-ambilnya, maka dia tidak akan lolos.