Al-An'am Ayat 20
اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَعْرِفُوْنَهٗ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاۤءَهُمْۘ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ࣖ ( الأنعام: ٢٠ )
Al-Ladhīna 'Ātaynāhum Al-Kitāba Ya`rifūnahu Kamā Ya`rifūna 'Abnā'ahum Al-Ladhīna Khasirū 'Anfusahum Fahum Lā Yu'uminūna. (al-ʾAnʿām 6:20)
Artinya:
Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). (QS. [6] Al-An'am : 20)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, yaitu orangorang Yahudi yang diberi kitab Taurat sehingga mereka disebut Ahlulkitab, bersama kaum Nasrani yang juga Ahlulkitab karena menerima kitab Injil, mengenal Nabi Muhammad, sifat, karakter, tugas pokok, dan fungsinya sebagai nabi dan rasul terakhir, karena sudah tertulis dalam kitab Taurat dan Injil. Pengenalan mereka tentang Nabi Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri, namun sebagian besar dari orang-orang Yahudi dan Nasrani tersebut termasuk orang-orang yang merugikan dirinya karena mereka itu tidak beriman kepada Rasulullah, akibat kedengkian mereka kepadanya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menambah keterangan tentang kebenaran kerasulan Nabi Muhammad, yaitu keterangan bahwa Ahli Kitab dari Yahudi dan Nasrani, sebenarnya mereka mengetahui bahwa nabi yang terakhir yang diutus Allah adalah Nabi Muhammad karena tanda-tanda kenabian beliau sangat jelas tercantum dalam kitab-kitab suci mereka.
Diriwayatkan bahwa orang-orang kafir Mekah pergi ke Medinah menanyakan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani tentang sifat Muhammad. Tetapi mereka memungkiri bahwa dalam Taurat dan Injil terdapat berita tentang kenabian Muhammad. Berita tersebut sangat jelas sehingga mereka mengetahuinya dengan jelas pula sebagaimana mereka mengetahui anak-anak mereka sendiri.
Allah menyatakan bahwa mereka telah merugikan diri mereka sendiri karena mereka tidak mempercayai kerasulan Muhammad, bahkan mengingkarinya dengan permusuhan. Oleh karena itu, mereka mengingkari apa yang mereka ketahui. Keingkaran pendeta-pendeta Yahudi itu sama alasannya dengan keingkaran orang-orang musyrik Mekah.
Pendeta-pendeta Yahudi tidak mau beriman kepada Muhammad karena takut kehilangan martabat dan kedudukan di kalangan penganut agama mereka. Dalam pandangan Islam, semua orang sama kedudukannya. Tidak ada perbedaan antara pendeta dengan rakyat. Bila melakukan kesalahan yang sama, hukumnya akan serupa pula, tidak ada perbedaan antara ulama dengan rakyat umum.
Demikian pula pemimpin-pemimpin Quraisy, mereka tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad karena takut kehilangan martabat dan kedudukan. Bila mereka menganut agama Islam, mereka akan duduk sejajar dengan rakyat jelata dan orang-orang miskin, seperti Bilal dari Ethiopia (Habasyah) dan lain-lainnya. Mereka sendirilah yang merugikan diri sendiri. Kerugian mereka itu disebabkan kelemahan cita-cita dan kemauan mereka dan kehilangan pertimbangan akal sehat sehingga mereka mengingkari ilmu pengetahuan yang mereka miliki.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Yakni mengalami kerugian yang sangat fatal.
Mereka itu tidak beriman. (Al An'am:20)
kepada perkara yang jelas dan gamblang ini, yaitu berita gembira yang telah disampaikan oleh para nabi dan yang telah diisyaratkan sejak zaman dahulu hingga saat pemunculannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya mereka mengenalnya) artinya mengenal Muhammad dengan sifat-sifat atau ciri-cirinya yang terdapat di dalam Kitab mereka (seperti mereka mengenal anak-anak sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya) di antara mereka (mereka itu tidak beriman) kepada Muhammad.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang Kami beri kitab-kitab suci, mengetahui Muhammad dan kebenaran misinya sebagaimana mereka mengetahui anak-anak mereka, melalui kitab suci itu. Orang-orang yang menyia-nyiakan diri mereka dengan tidak mengakui apa yang mereka lihat, benar-benar tidak beriman.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang hari. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Katakanlah, 'Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia yang memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah, 'Se-sungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang per-tama kali menyerahkan diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang musyrik.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku takut azab hari yang besar (Hari Kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku'. Barangsiapa yang dijauhkan azab darinya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dan Dia-lah yang berkuasa atas sekalian hamba-hambaNya. Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Katakanlah, 'Siapakah yang lebih kuat persaksian-nya?' Katakanlah, 'Allah.' Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan al-Qur`an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang mana al-Qur`an sampai (kepadanya). Apakah kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah? Katakanlah, 'Aku tidak mengakui.' Katakanlah, 'Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).' Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah)." (Al-An'am: 13-20).
(13) Allah menyebutkan bahwa ﴾ لَهُۥ ﴿ "kepunyaan Allah-lah, ﴾ مَا سَكَنَ فِي ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِۚ ﴿ "segala yang ada pada malam dan siang hari." Itu adalah seluruh makhluk, yang terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan, dan benda-benda mati. Semuanya adalah makhluk yang diatur, hamba yang tunduk kepada Tuhannya Yang Mahaagung, Maha Berkuasa dan Maha Memiliki. Apakah sah menurut dalil aqli dan naqli jika para hamba yang tidak memiliki manfaat dan mudarat disembah sementara keikhlasan kepada pencipta, penga-tur, pemilik, yang memiliki manfaat dan mudarat ditinggalkan? Ataukah justru akal yang sehat dan fitrah yang lurus mengajak kepada pengikhlasan ibadah, kecintaan, takut dan harapan kepa-da Allah Rabbul alamin? ﴾ ٱلسَّمِيعُ ﴿ "Dia-lah Yang Maha Mendengar" semua suara dengan berbagai bahasa dan bermacam-macam ke-pentingan. ﴾ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui" apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi jika ia telah terjadi, maka bagaimanapun keadaannya pasti terjadi, Yang me-ngetahui lahir dan batin.
(14) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada orang-orang yang menye-kutukan Allah dengan sesuatu, ﴾ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيّٗا ﴿ "Apakah akan aku ja-dikan pelindung selain dari Allah," dari kalangan para makhluk yang lemah yang akan menolong dan melindungiku. Aku tidak menja-dikan selain Allah sebagai penolong, karena Dia adalah, ﴾ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Yang menjadikan langit dan bumi," dan pengatur keduanya. ﴾ وَهُوَ يُطۡعِمُ وَلَا يُطۡعَمُۗ ﴿ "Padahal Dia yang memberi makan dan tidak diberi makan." Maksudnya, Dia-lah Pemberi rizki seluruh makhluk tanpa ada kepentingan dariNya kepada mereka. Bagaimana layak bagiku menjadikan penolong selain Allah sang pencipta, pemberi rizki, yang kaya lagi terpuji? ﴾ قُلۡ إِنِّيٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَكُونَ أَوَّلَ مَنۡ أَسۡلَمَۖ ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerahkan diri" kepada Allah dengan tauhid dan pasrah ke-padaNya dengan ketaatan, karena aku lebih berhak daripada orang lain untuk menaati perintah-perintah Allah. ﴾ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ﴿ "Dan jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang musyrik." Maksudnya, aku juga dilarang masuk ke dalam golongan orang-orang musyrik, tidak pada akidah mereka, tidak bergaul dan tidak berkumpul dengan mereka. Ini adalah kewajiban paling kuat dan paling wajib atasku.
(15) ﴾ قُلۡ إِنِّيٓ أَخَافُ إِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّي عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٖ ﴿ "Katakanlah, 'Sesung-guhnya aku takut azab hari yang besar (Hari Kiamat), jika aku mendur-hakai Tuhanku'." Karena kemaksiatan dalam bentuk syirik meng-haruskan kekekalan dalam neraka dan kemurkaan Allah Yang Mahaperkasa.
(16) Hari itu adalah hari yang azabnya ditakuti dan ancam-annya diwaspadai, karena barangsiapa terhindar dari azab pada hari itu, maka dialah orang yang dirahmati. Barangsiapa yang se-lamat, maka dia benar-benar sebagai pemenang sebagaimana orang yang celaka lagi sengsara adalah orang yang tidak selamat pada hari itu.
(17) Di antara dalil tauhidNya adalah bahwa hanya Allah sendiri sajalah yang mengangkat kesulitan dan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ وَإِن يَمۡسَسۡكَ ٱللَّهُ بِضُرّٖ ﴿ "Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu," berupa kemiskinan atau sakit atau kesulitan atau kecemasan atau kesedihan atau lainnya, ﴾ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَۖ وَإِن يَمۡسَسۡكَ بِخَيۡرٖ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ﴿ "maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu." Jika Dia-lah satu-satunya yang memberi manfaat dan menimpakan mudarat, maka Dia-lah semata yang berhak untuk disembah dan dipertuhankan.
(18) ﴾ وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهِۦۚ ﴿ "Dan Dia-lah yang berkuasa atas seka-lian hamba-hambaNya." Tidak ada salah seorang pun dari mereka yang bertindak, bergerak, dan diam melainkan dengan kehendak-Nya. Para raja dan lain-lainnya tidak akan keluar dari kerajaan dan kekuasaanNya, justru mereka diatur dan dikuasai. Jika Dia adalah penguasa sementara yang lain dikuasai, maka Dialah yang berhak diibadahi. ﴾ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana" da-lam sesuatu yang Dia perintahkan dan Dia larang, dalam memberi pahala dan menghukum, dalam mencipta dan menakdirkan. ﴾ ٱلۡخَبِيرُ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui." Yang mengetahui apa yang disimpan dan dirahasiakan serta perkara-perkara yang samar. Ini semua adalah termasuk dalil tauhid.
(19) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka tatkala Kami menje-laskan petunjuk kepada mereka dan menerangkan kepada mereka jalan-jalan, ﴾ أَيُّ شَيۡءٍ أَكۡبَرُ شَهَٰدَةٗۖ ﴿ "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Di atas dasar agung ini. ﴾ قُلِ ٱللَّهُۖ ﴿ "Katakanlah, 'Allah'," yang lebih kuat persaksianNya, karena Dia ﴾ شَهِيدُۢ بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡۚ ﴿ "menjadi saksi antara aku dan kamu." Tiada yang lebih kuat dan lebih besar persaksiannya daripada Dia. Dia bersaksi untukku dengan persetujuan dan per-buatanNya. Dia menyetujui apa yang aku ucapkan kepadamu sebagaimana Allah berfirman,
﴾ وَلَوۡ تَقَوَّلَ عَلَيۡنَا بَعۡضَ ٱلۡأَقَاوِيلِ 44 لَأَخَذۡنَا مِنۡهُ بِٱلۡيَمِينِ 45 ثُمَّ لَقَطَعۡنَا مِنۡهُ ٱلۡوَتِينَ 46 ﴿
"Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perka-taan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." (Al-Haqqah: 44-46).
Allah Mahabijaksana lagi Maha Berkuasa. Tidak layak -dengan kebijaksanaan dan kekuasaanNya- Dia membiarkan pendusta atas namaNya dengan klaim bahwa Allah mengutusnya padahal Dia tidak mengutusnya, bahwa Allah memerintahkannya berdakwah kepada manusia padahal Dia tidak memerintahkannya, bahwa Allah menghalalkan untuknya harta, darah, dan wanita orang-orang yang menyelisihinya. Dengan kebohongannya tersebut, maka tidak layak Allah membenarkannya dengan pengakuan dan per-buatanNya. Lalu Dia mendukungnya dengan ayat-ayat yang jelas dan mukjizat-mukjizat yang mengagumkan, menolongnya dan melecehkan orang yang menyelisihi dan memusuhinya. Adakah persaksian yang lebih besar dari ini?
FirmanNya, ﴾ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ لِأُنذِرَكُم بِهِۦ وَمَنۢ بَلَغَۚ ﴿ "Dan al-Qur`an ini di-wahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepada-mu dan kepada orang-orang yang mana al-Qur`an sampai (kepadanya)." Maksudnya, Allah mewahyukan al-Qur`an yang mulia ini kepa-daku untuk kebaikan dan kemaslahatanmu, dan dengannya aku memberimu peringatan adanya hukuman yang pedih. Peringatan itu dengan menyebutkan sesuatu yang mereka diperingatkan darinya yang meliputi targhib (anjuran) dan tarhib (ancaman) dan penjelasan tentang perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan lahir dan batin, di mana barangsiapa yang melakukannya, maka dia telah menerima peringatan.
Al-Qur`an ini mengandung peringatan bagimu wahai orang-orang yang al-Qur`an ini berbicara kepadanya dan orang-orang yang mana al-Qur`an sampai kepadanya hingga Hari Kiamat; di dalamnya terdapat penjelasan tentang tuntutan-tuntutan ilahiyah yang diperlukan.
Manakala Allah menjelaskan kesaksianNya yang merupakan kesaksian terbesar atas tauhid, Dia berfirman, "Katakanlah kepada orang-orang yang menentang berita Allah dan yang mendustakan rasul-rasulNya, ﴾ أَئِنَّكُمۡ لَتَشۡهَدُونَ أَنَّ مَعَ ٱللَّهِ ءَالِهَةً أُخۡرَىٰۚ قُل لَّآ أَشۡهَدُۚ ﴿ 'Apakah kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?' Kata-kanlah, 'Aku tidak mengakui'."
Maksudnya, jika mereka bersaksi maka janganlah kamu ber-saksi bersama mereka. Bandingkan antara kesaksian Allah yang paling benar FirmanNya, Tuhan semesta alam disertai kesaksian makhluk tersuci yang ditopang dengan bukti-bukti yang kuat dan argumen-argumen yang valid atas keesaan Allah semata tanpa sekutu bagiNya dengan kesaksian orang-orang musyrik yang akal dan agamanya rusak, pendapat dan akalnya kacau dan mengun-dang tertawaan orang-orang yang berakal kepada mereka, bahkan kesaksian mereka menyelisihi fitrah mereka, dan ucapan-ucapan mereka saling bertentangan dalam menetapkan bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah, padahal tidak ada syubhat yang paling ringan yang menyelisihi pendapat mereka, apalagi jika ada argu-men kuat. Jika kamu berakal, maka pilihlah untuk dirimu satu dari dua kesaksian sementara kami sendiri memilih untuk kami syariat yang Allah pilih untuk NabiNya yang Allah perintahkan kepada kami agar meneladaninya. Allah berfirman, ﴾ قُل لَّآ أَشۡهَدُۚ قُلۡ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa'." Tidak ada yang berhak disembah dan dipertuhankan selain-Nya sebagaimana Dia adalah Esa dalam penciptaan dan penga-turan. ﴾ وَإِنَّنِي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)," berupa berhala-berhala, sesembahan-sesembahan lain dan semua yang disekutukan dengan Allah. Inilah hakikat tauhid penetapan ketuhanan kepada Allah dan menafikannya dari selainNya.
(20) Manakala Allah menjelaskan persaksianNya, persak-sian RasulNya atas tauhid, dan persaksian kaum musyrikin yang tidak memiliki ilmu atas kesyirikannya, Dia menyebutkan bahwa Ahli Kitab, Yahudi, dan Nasrani, ﴾ يَعۡرِفُونَهُۥ ﴿ "mereka mengenalnya," yakni mengenal kebenaran tauhid, ﴾ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمُۘ ﴿ "seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri." Maksudnya, tidak ada keraguan dalam diri mereka kepadanya sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka dengan baik khususnya anak-anak yang selalu dekat dengan orang tuanya. Ada kemungkinan bahwa kata ganti di sini kembali kepada Rasulullah, Muhammad ﷺ.
Ahli kitab mengetahui dengan jelas kebenaran kerasulannya, mereka tidak meragukannya, karena mereka mengetahui berita-berita gembira tentang kedatangannya dan sifat-sifatnya yang se-suai dengannya yang tidak cocok untuk selainnya. Kedua makna ini saling terkait satu dengan yang lain.
FirmanNya, ﴾ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ﴿ "Orang-orang yang merugikan di-rinya," maksudnya, menyia-nyiakan apa yang diciptakan untuk-nya berupa iman dan tauhid, dan melepaskan kemuliaan dari Allah Yang Mahamulia lagi Mahakaya, ﴾ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "maka mereka itu tidak beriman (kepada Allah)." Jika mereka tidak memiliki iman, maka jangan bertanya tentang kerugian dan keburukan yang ter-jadi pada mereka.