Al-Mulk Ayat 30
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَصْبَحَ مَاۤؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَّأْتِيْكُمْ بِمَاۤءٍ مَّعِيْنٍ ࣖ ( الملك: ٣٠ )
Qul 'Ara'aytum 'In 'Aşbaĥa Mā'uukum Ghawrāan Faman Ya'tīkum Bimā'in Ma`īnin (al-Mulk 67:30)
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?” (QS. [67] Al-Mulk : 30)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Sebagai penutup surah ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengingat aneka nikmat Allah, terutama nikmat air yang merupakan sumber utama kehidupan (lihat surah al-Anbiyà’/21:30). Katakanlah wahai Nabi Muhammad, “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu dan sumber air lainnya menjadi kering. maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?”. Pasti tidak ada kecuali Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam. Maka sudah sewajarnya kalau manusia hanya menyembah kepada-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah menerangkan lagi tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya, setelah pada ayat yang lalu Dia memerintahkan agar bertawakal kepada-Nya. Allah memerintahkan Muhammad mengatakan kepada orang-orang kafir, "Hai orang-orang kafir, cobalah terangkan kepadaku, apa yang terpikir olehmu, seandainya atas kehendak Allah seluruh air yang mengalir di permukaan bumi ini meresap ke dalam tanah, sehingga sumber-sumber air dan sumurmu menjadi kering, timba-timbamu tidak dapat menimba air lagi. Apakah tuhanmu yang lain dapat mendatangkan air itu, sehingga kamu dapat minum, kebun-kebunmu menjadi subur kembali dan binatang-binatang ternakmu dapat berkembang biak? Tidak ada sesuatu pun yang dapat mendatangkan air itu kecuali Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Kenapa kamu masih menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak layak bagi-Nya?"
Ayat ini menyuruh orang-orang kafir membandingkan dasar ketuhanan menurut pengertian mereka dengan sifat pemahaman ketuhanan menurut agama yang disampaikan Muhammad saw. Tuhan yang disembah menurut yang diajarkan Rasulullah adalah Tuhan pencipta seluruh makhluk, dan menjaga kelangsungan hidup semua yang hidup di alam ini. Dia Mahakuasa dan Maha Menentukan segala sesuatu, tidak memerlukan sesuatu apa pun untuk menolong-Nya dan sebagainya. Bukan Tuhan yang dibuat manusia atau diangkat oleh manusia sendiri untuk disembah, seperti pemahaman ketuhanan orang-orang musyrik. Ayat ini seakan mengingatkan mereka bahwa Tuhan yang pantas disembah itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak beranak, tidak dilahirkan, tidak berserikat dengan suatu apa pun, dan tidak memerlukan makhluk-makhluk lain untuk membantu-Nya melaksanakan setiap urusan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman, menampakkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya:
Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering.” (Al-Mulk: 30)
Yakni meresap jauh ke dalam lapisan yang sangat dalam di bumi, sehingga tidak dapat dicapai dengan cangkul dan alat besi, tidak pula dapat diraih dengan tangan-tangan yang kuat. Lafaz al-gair adalah lawan kata dari an-nabi', yakni kering lawan kata dari menyemburkan. Maka disebutkan dalam firman berikutnya:
maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu? (Al-Mulk: 30)
Maksudnya, air yang memancar dan mengalir di permukaan bumi. Makna yang dimaksud ialah tiada yang dapat melakukannya selain dari Allah Swt. Maka termasuk dari kemurahan dan karunia-Nya, Allah menyemburkan air bagi kalian dan menjadikannya mengalir di berbagai kawasan di bumi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh hamba-hamba-Nya di masing-masing kawasan, ada yang memerlukan secukupnya dan ada pula yang memerlukan banyak. Maka segala puji dan karunia hanyalah bagi Allah Swt.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kalian menjadi kering;) yakni airnya masuk jauh ke dalam bumi (maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagi kalian?") Sehingga air itu menyumber dan dapat dicapai oleh tangan atau oleh timba-timba, sebagaimana air yang kalian miliki sekarang? Tiada seorang pun yang dapat mendatangkannya selain Allah swt. Maka, mengapa kalian mengingkari adanya hari berbangkit, yaitu hari di mana Dia membangkitkan kalian menjadi hidup kembali. Disunahkan bagi pembaca surah ini, bila bacaannya sampai kepada lafal ma`iin, hendaknya ia mengucapkan kalimat jawabannya, yaitu "allaahu rabbul 'aalamiina/Allah Rabb semesta alam yang dapat mengeluarkannya. Demikianlah menurut keterangan yang dikemukakan di dalam hadis. Dan ayat ini dibacakan terhadap sebagian orang-orang yang bersifat angkara murka, maka menurut perawinya, bahwa cangkul dan sekop penggali tanah terus menghunjam ke tanah, akan tetapi sumber air tidak muncul-muncul juga; ia telah pergi jauh meresap ke dalam bumi yang tidak dapat dicapainya. Kami berlindung kepada Allah dari perbuatan berani melawan Allah dan ayat-ayat-Nya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku jika air kalian menghilang dari bumi dan tidak dapat kalian temukan dengan cara apapun. Siapakah--selain Allah--yang dapat mendatangkan kepada kalian air suci yang memancar ke siapa saja yang menginginkannya."
6 Tafsir as-Saadi
"Ketika mereka melihat azab (pada Hari Kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikata-kan (kepada mereka), 'Inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.' Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama denganku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?' Katakanlah, 'Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepadaNya dan kepadaNya-lah kami bertawakal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia yang berada dalam kesesatan yang nyata.' Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku jika sumber airmu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?'" (Al-Mulk: 27-30).
(27) Maksudnya, kedustaan orang-orang kafir dan tipuan mereka berlaku di dunia, dan ketika Hari Pembalasan tiba, tatkala mereka melihat azab ﴾ زُلۡفَةٗ ﴿ "sudah dekat," siksaan itu membuat muka orang-orang kafir itu menjadi muram, membuat mereka takut dan menggelisahkan mereka. Karena itu wajah mereka ber-ubah dan mereka pun dihina serta dicela atas kedustaan mereka. Dan dikatakan kepada mereka ﴾ هَٰذَا ٱلَّذِي كُنتُم بِهِۦ تَدَّعُونَ ﴿ "Inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya." Pada hari ini kalian melihat sendiri azab ini dengan mata kepala kalian. Siksaan telah terlihat jelas bagi kalian. Semua sebab telah terputus dari kalian dan yang tersisa dari kalian hanyalah merasakan azab.
(28) Karena orang-orang yang mendustakan Rasulullah a, yang menolak seruannya itu menanti kematiannya seraya ragu, maka Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Rasulullah a untuk berkata pada mereka, "Jika kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan, ﴾ أَهۡلَكَنِيَ ٱللَّهُ وَمَن مَّعِيَ ﴿ "dan Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama denganku," hal itu tidak berguna sama sekali bagi kalian, karena kalian mengingkari tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى dan kalian pun berhak mendapatkan siskaan, lantas siapakah yang akan melin-dungi kalian ﴾ مِنۡ عَذَابٍ أَلِيمٖ ﴿ "dari siksa yang pedih," yang pasti terjadi pada kalian? Karena itu, usaha susah payah kalian dan keinginan keras kalian agar aku mati itu sama sekali tidak berguna bagi kalian.
(29) Di antara perkataan mereka menyatakan, bahwa me-reka berada di atas petunjuk sedangkan Rasulullah a berada di atas kesesatan. Mereka mengulang-ulang hal itu dan senantiasa seperti itu. Mereka pun berdebat dan berperang karena hal itu. Kemudian Allah سبحانه وتعالى memerintahkan NabiNya untuk memberitahu-kan tentang kondisinya dan kondisi para pengikutnya, dengan pemberitahuan itu, masing-masing orang akan terlihat jelas petun-juknya, yaitu mereka mengatakan, ﴾ ءَامَنَّا بِهِۦ وَعَلَيۡهِ تَوَكَّلۡنَاۖ ﴿ "Kami beriman kepadaNya dan kepadaNya-lah kami bertawakal." Iman mencakup pembenaran batin dan amalan lahir batin. Mengingat kualitas dan kesempurnaan amalan tergantung pada tawakal, maka Allah سبحانه وتعالى mengistimewakan tawakal di antara berbagai amalan. Jika pun tidak demikian, tawakal tetap termasuk dalam keimanan dan termasuk salah satu konsekuensinya. Ini sejalan dengan Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ 23 ﴿
"Dan hanya kepada Allah-lah hendaknya kalian bertawakal jika kalian memang orang-orang yang beriman." (Al-Ma`idah: 23).
Karena seperti inilah kondisi Rasulullah a dan orang-orang yang bersamanya, kondisi yang mengharuskan mereka mendapat-kan keberuntungan dan kebahagiaan. Sedangkan kondisi para musuh Rasulullah a adalah sebaliknya. Mereka tidak memiliki keimanan dan tawakal. Dengan demikian dapat diketahui siapa yang berada di atas petunjuk dan siapa yang berada di atas kese-satan yang nyata.
(30) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa hanya Dia sendiri yang memberi nikmat, khususnya air, yang dijadikan Allah سبحانه وتعالى sebagai cikal bakal semua kehidupan. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَصۡبَحَ مَآؤُكُمۡ غَوۡرٗا ﴿ "Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku jika sumber airmu menjadi kering'," yakni habis kerontang, ﴾ فَمَن يَأۡتِيكُم بِمَآءٖ مَّعِينِۭ ﴿ "maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu" yang kalian minum dan untuk memberi minum binatang ternak, pepohonan dan tanaman? Pertanyaan ini bermakna menafikan. Maksudnya, tidak ada yang mampu mengalirkan air selain Allah سبحانه وتعالى.
Selesai tafsir Surat al-Mulk. Segala puji milik Allah سبحانه وتعالى semata.