Al-A'raf Ayat 79
فَتَوَلّٰى عَنْهُمْ وَقَالَ يٰقَوْمِ لَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّيْ وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُحِبُّوْنَ النّٰصِحِيْنَ ( الأعراف: ٧٩ )
Fatawallaá `Anhum Wa Qāla Yā Qawmi Laqad 'Ablaghtukum Risālata Rabbī Wa Naşaĥtu Lakum Wa Lakin Lā Tuĥibbūna An-Nāşiĥīna. (al-ʾAʿrāf 7:79)
Artinya:
Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat.” (QS. [7] Al-A'raf : 79)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Setelah melihat kebinasaan yang menimpa kaumnya akibat disambar petir dan gempa, kemudian dia, Nabi Saleh, pergi dengan berat hati, sedih dan rasa haru meninggalkan mereka yang sudah mati sambil berkata dengan penuh penyesalan dan rasa iba, "Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku berupa pesan dan peringatan-Nya, kepadamu dan aku telah cukup menasihati kamu dengan melarangmu melakukan perbuatan yang akan membawa bencana bagimu. Tetapi kamu tidak menghiraukan seruanku, bahkan tidak menyukai orang yang memberi nasihat, siapa pun dia." Seruan Nabi Saleh ini menunjukkan cintanya yang sangat besar kepada kaumnya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Setelah kaum tsamud binasa akibat disambar petir, ayat ini menerangkan bahwa Nabi Saleh dengan rasa haru dan sedih berkata kepada mereka yang sudah mati, bahwa dia sesungguhnya telah menyampaikan amanat Tuhannya dan telah cukup memberi nasihat kepada mereka namun mereka tidak suka menerima nasihat. Seruan Nabi Saleh ini yang ditujukan kepada kaumnya yang telah mati itu menunjukkan betapa cintanya kepada kaumnya. Hal mana mengingatkan kita kepada seruan Nabi Muhammad terhadap sebagian orang-orang Quraisy yang telah mati dan sudah dikuburkan dalam Perang Badar. Rasulullah berkata:
"Wahai Abu Jahal bin Hisyam, wahai Utbah bin Rabi'ah. Wahai Syaibah bin Rabiah dan wahai Fulan anak Fulan, Adakah sekarang ini kamu menemukan apa-apa yang dijanjikan Allah itu benar? Karena aku telah menemukan apa yang dijanjikan Tuhanku itu benar. Umar berkata, "Ya Rasulullah, apa guna berbicara dengan tubuh yang tidak bernyawa?" Rasulullah menjawab, "Demi Tuhan dimana diriku tergantung pada-Nya. Kamu tidaklah lebih mendengar dari mereka terhadap apa yang aku katakan. Tetapi mereka tidak dapat menjawab." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu thalhah al-Anshari).
Ayat 79 ini tidak mengutarakan bahwa Nabi Saleh menghindar dari kaumnya sebelum datang azab Allah, demikian juga tidak mengutarakan tentang nasib sebagian kaum tsamud yang beriman kepada Nabi Saleh. Namun ayat 79 ini jelas mengutarakan bahwa Nabi Saleh diselamatkan oleh Allah. Ibnu Katsir menerangkan bahwa Allah menyelamatkan Nabi Saleh dan pengikutnya dari azab tersebut kemudian pergi dan tinggal di Haran.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Ungkapan ini merupakan kecaman dari Nabi Saleh a.s. terhadap kaumnya setelah Allah memusnahkan mereka karena menentangnya, membangkang terhadap perintah Allah, serta takabur tidak mau menerima kebenaran, dan berpaling dari petunjuk menuju kepada kebutaan.
Nabi Saleh mengatakan demikian kepada mereka setelah mereka dibinasakan sebagai kecaman dan cemoohan, karena mereka memang mendengarnya.
Seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, bahwa ketika Rasulullah Saw. beroleh kemenangan dalam Perang Badar, maka beliau tinggal di Badar selama tiga hari. Setelah itu beliau memerintahkan agar unta kendaraannya dipersiapkan untuk berangkat, hal ini terjadi setelah tiga malam berlangsung, yaitu pada penghujungnya. Rasulullah Saw. menaiki unta kendaraannya dan berjalan sampai di sumur Qulaib, lalu berhenti di dekatnya dan bersabda:
Hai Abu Jahal ibnu Hisyam, hai Atabah ibnu Rabi'ah, haiSyaibah ibnu Rabi'ah, dan hai Fulan bin Fulan, bukankah kalian sekarang telah menjumpai apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kalian sebagai suatu kenyataan. Karena sesungguhnya aku pun telah menjumpai apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku secara nyata. Maka Umar bertanya kepada Nabi Saw., "Wahai Rasulullah, mengapa engkau berbicara kepada orang-orang yang telah menjadi bangkai?" Rasulullah Saw. bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaanNya, kalian sekali-kali bukanlah orang-orang yang lebih mendengar perkataanku daripada mereka, tetapi mereka tidak dapat menjawab.
Di dalam kitab Sirah disebutkan bahwa Nabi Saw. bersabda kepada mereka (orang-orang musyrik Mekah yang terbunuh dalam Perang Badar):
Kalian adalah keluarga seorang nabi yang paling buruk terhadap nabinya. Kalian telah mendustakan aku, sedangkan orang-orang lain membenarkan aku. Kalian mengusir aku, sedangkan orang lain memberikan perlindungannya kepadaku. Kalian memerangi aku, sedangkan orang lain menolongku. Maka kalian adalah seburuk-buruk keluarga nabi terhadap nabinya.
Demikian pula yang dikatakan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepada kalian amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepada kalian.
Maksudnya, kalian tidak mau mengambil manfaat apa yang telah aku sampaikan kepada kalian, karena memang kalian tidak menyukai perkara yang hak dan tidak mau menuruti nasihat.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
...tetapi kalian tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.
Menurut sebagian ahli tafsir, setiap nabi yang umatnya dibinasakan, nabinya pergi dari tempat kaumnya, lalu bermukim di tanah suci Mekah.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Zam'ah ibnu Saleh, dari Salamah ibnu Wahram, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah Saw. melewati Lembah Asfan dalam tujuan hajinya, beliau bertanya, "Hai Abu Bakar, lembah apakah ini?" Abu Bakar menjawab, "Ini Lembah Asfan." Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya Nabi Hud a.s. dan Nabi Saleh a.s. pernah lewat daerah ini dengan mengendarai untanya yang tali kendalinya dari tambang, kain sarungnya adalah kain abaya. dan selendangnya adalah kain nimar, mereka mengucapkan talbiyahnya berhaji ke Baitullah yang Atiq.
Hadis ini garib bila ditinjau dari segi jalurnya, tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengetengahkannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka Saleh berpaling) ia meninggalkan (mereka seraya berkata, "Hai kaumku! Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.")
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sebelum malapetaka itu menimpa, Shâlih sempat mengingatkan mereka dengan mengatakan, "Hai kaumku, aku telah sampaikan semua perintah dan larangan Tuhanku. Dan aka pun telah memberi kalian nasihat. Akan tetapi kelakuan kalian yang terus seperti itu membuat kalian tidak menyukai orang-orang yang menasihati kalian."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selainNya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Allah menjadikan kamu pengganti-peng-ganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan." (Al-A'raf: 73-74).
"Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaum-nya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka, 'Tahukah kamu bahwa Shalih diutus (menjadi rasul) oleh Rabbnya?' Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shalih diutus untuk menyam-paikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, 'Se-sungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.' Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Rabb. Dan mereka berkata, 'Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).' Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shalih meninggalkan mereka seraya berkata, 'Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Rabb-ku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat'." (Al-A'raf: 75- 79).
(73)(وَ) "Dan" Kami telah mengutus, ﴾ إِلَىٰ ثَمُودَ ﴿ "kepada kaum Tsamud", kabilah terkenal yang mendiami Hijr dan sekitarnya di tanah Hijaz dan jazirah Arab. Allah mengutus kepada mereka ﴾ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ ﴿ "saudara mereka, Shalih," sebagai Nabi yang mengajak mereka kepada iman dan tauhid dan melarang mereka dari kekufuran dan kesyirikan. Maka Shalih berkata ﴾ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ ﴿ "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah bagimu selainNya." Dakwah Shalih sama dengan dakwah saudara-saudaranya para Nabi yang lain, yaitu perintah beribadah kepada Allah dan penje-lasan bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah. ﴾ قَدۡ جَآءَتۡكُم بَيِّنَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu." Yakni salah satu mukjizat yang tidak lain kecuali dari la-ngit di mana manusia tidak mampu mendatangkannya. Kemudian Shalih menjelaskan mukjizat itu ﴾ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمۡ ءَايَةٗۖ ﴿ "Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu." Yakni ini adalah unta yang mulia lagi utama karena ia disandarkan kepada Allah sebagai bentuk penghormatan. Padanya terdapat tanda yang besar bagimu. Tanda ini disebutkan dalam FirmanNya,
﴾ لَّهَا شِرۡبٞ وَلَكُمۡ شِرۡبُ يَوۡمٖ مَّعۡلُومٖ 155 ﴿
"Ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempu-nyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu." (Asy-Syu'ara: 155).
Tsamud memiliki sumur yang besar, ia terkenal dengan su-mur unta, mereka dan unta itu saling bergiliran. Satu hari unta itu minum dari sumur dan mereka minum air susunya, dan sehari beri-kutnya mereka minum dari sumur dan unta itu menjauh. Lalu Nabi mereka, Shalih عليه السلام berkata kepada mereka, ﴾ فَذَرُوهَا تَأۡكُلۡ فِيٓ أَرۡضِ ٱللَّهِۖ ﴿ "Maka biarkanlah dia makan di bumi Allah." Makanannya bukan tang-gung jawabmu sedikit pun. ﴾ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٖ ﴿ "Dan janganlah kamu meng-ganggunya dengan gangguan apa pun", dengan menyembelihnya atau dengan yang lain, ﴾ فَيَأۡخُذَكُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "(yang karenanya) kamu akan di-timpa siksaan yang pedih."
(74) ﴾ وَٱذۡكُرُوٓاْ إِذۡ جَعَلَكُمۡ خُلَفَآءَ ﴿ "Dan ingatlah olehmu di waktu Rabb menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa)", di bumi, yang padanya kamu bersenang-senang dan meraih keinginanmu. ﴾ مِنۢ بَعۡدِ عَادٖ ﴿ "sesudah kaum 'Ad", yang telah dibinasakan oleh Allah lalu Allah menjadikanmu pengganti sesudah mereka. ﴾ وَبَوَّأَكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "dan memberikan tempat bagimu di bumi." Yakni mengizinkanmu hidup padanya dan memudahkan sarana-sarana yang dengannya kamu meraih apa yang kamu inginkan dan kamu perlukan. ﴾ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورٗا ﴿ "Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar." Yakni tanah-tanah datar yang bukan gunung, dan di sana kamu membangun istana-istana. Dan dari gunung-gunung kamu mema-hatnya untuk kamu jadikan[70] sebagai rumah, sebagai-mana ia bisa dilihat sampai sekarang, peninggalan-peninggalan mereka di gu-nung yang ada di Hijr dan sekelilingnya. Ia tetap ada selama gunung itu ada. ﴾ فَٱذۡكُرُوٓاْ ءَالَآءَ ٱللَّهِ ﴿ "Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah", yakni berupa karunia, rizki, serta kekuatan yang diberikanNya kepada-mu. ﴾ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ ﴿ "Dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan." Yakni jangan kamu menghancurkan bumi dengan kerusakan dan kemaksiatan, karena kemaksiatan dapat merubah negeri-negeri yang makmur menjadi kubangan keseng-saraan, negeri-negeri itu telah sepi dari penduduknya, sehingga suasananya pun mencekam dan menakutkan.
(75) ﴾ قَالَ ٱلۡمَلَأُ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُواْ مِن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Pemuka-pemuka yang me-nyombongkan diri di antara kaumnya berkata." Yakni para pemimpin dan pembesar yang menyombongkan diri dari kebenaran ﴾ لِلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُواْ ﴿ "kepada orang-orang yang dianggap lemah." Karena tidak semua orang lemah itu beriman, maka mereka berkata, ﴾ لِمَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُمۡ أَتَعۡلَمُونَ أَنَّ صَٰلِحٗا مُّرۡسَلٞ مِّن رَّبِّهِۦۚ ﴿ "Yang telah beriman di antara mereka, 'Tahu-kah kamu bahwa Shalih diutus (menjadi rasul) oleh Rabbnya?" Yakni apakah dia benar atau dusta? Lalu orang-orang lemah itu menjawab, ﴾ إِنَّا بِمَآ أُرۡسِلَ بِهِۦ مُؤۡمِنُونَ ﴿ "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shalih diutus untuk menyampaikannya." Yakni tauhid kepada Allah, berita tentangNya, perintah dan laranganNya.
(76) ﴾ قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا بِٱلَّذِيٓ ءَامَنتُم بِهِۦ كَٰفِرُونَ ﴿ "Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu'." Kesombongan me-nyeret mereka sehingga mereka menolak tunduk kepada kebenaran seperti orang-orang yang lemah.
(77) ﴾ فَعَقَرُواْ ٱلنَّاقَةَ ﴿ "Kemudian mereka sembelih unta betina itu." Di mana Shalih telah mengancam mereka dengan siksa yang pedih jika mereka berani mengganggunya. ﴾ وَعَتَوۡاْ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِمۡ ﴿ "Dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Rabb." Yakni mereka menolaknya dengan menyombongkan diri terhadap perintah Allah, di mana barangsiapa bersikap demikian maka Allah akan menimpakan azab yang pedih padanya. ﴾ وَقَالُواْ ﴿ "Dan mereka berkata", ditambah dengan perbuatan-perbuatan tersebut yang menunjukkan kelancangan dan keberanian menentang Allah tanpa mempedulikan apa yang me-reka katakan justru mereka membanggakannya,﴾ يَٰصَٰلِحُ ٱئۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)." Maka Shalih menjawab,
﴾ تَمَتَّعُواْ فِي دَارِكُمۡ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٖۖ ذَٰلِكَ وَعۡدٌ غَيۡرُ مَكۡذُوبٖ 65 ﴿
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu ada-lah janji yang tidak dapat didustakan." (Hud: 65).
(78) ﴾ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلرَّجۡفَةُ فَأَصۡبَحُواْ فِي دَارِهِمۡ جَٰثِمِينَ ﴿"Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka," dalam keadaan berlutut Allah membinasakan dan menumpas mereka.
(79) ﴾ فَتَوَلَّىٰ عَنۡهُمۡ ﴿ "Maka Shalih meninggalkan mereka", pada waktu Allah menimpakan azab kepada mereka, ﴾ وَقَالَ ﴿ "seraya berkata", kepada mereka dalam rangka menghinakan dan mencela mereka setelah Allah membinasakan mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ لَقَدۡ أَبۡلَغۡتُكُمۡ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحۡتُ لَكُمۡ ﴿ "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Rabbku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu." Yakni segala apa yang Allah mengutusku dengannya kepadamu, aku telah me-nyampaikannya kepadamu. Aku telah berusaha memberimu petun-juk dan aku pun telah berupaya membawamu ke jalan yang lurus dan agama yang benar. ﴾ وَلَٰكِن لَّا تُحِبُّونَ ٱلنَّٰصِحِينَ ﴿ "Tetapi kamu tidak menyu-kai orang-orang yang memberi nasihat." Justru kamu menolak ucapan orang-orang yang tulus memberi nasihat dan menaati semua setan yang terkutuk.
Ketahuilah, bahwa banyak ahli tafsir yang menyebutkan pada kisah ini bahwa unta betina itu keluar dari batu besar yang licin atas permintaan mereka kepada Shalih, bahwa batu itu mengejang seperti wanita hamil yang mau melahirkan, lalu unta itu keluar dan mereka melihatnya. Manakala mereka menyembelihnya, ia memi-liki anak, lalu ia bersuara tiga kali sehingga gunung terbelah dan ia pun masuk ke dalamnya. Dan Shalih berkata kepada mereka bahwa tanda turunnya azab adalah wajahmu menguning di hari pertama dari tiga hari yang dijanjikan, pada hari kedua memerah, dan pada hari ketiga menghitam, maka terjadilah seperti yang dikatakannya.
Ini termasuk kisah-kisah Isra`iliyat yang tidak semestinya di-nukil dalam tafsir terhadap kitabullah, padahal di dalam al-Qur`an tidak ada yang menunjukkan hal itu sama sekali, justru kalau ia benar pastilah Allah تعالى akan menyebutkannya, karena padanya terdapat keajaiban, pelajaran, dan tanda kebesaranNya yang tidak mungkin dilalaikan oleh Allah dan ditinggalkan sampai ia diceri-takan oleh orang yang penukilannya tidak dipercaya. Bahkan al-Qur`an mendustakan sebagian yang disebutkan, karena Shalih ber-kata kepada mereka,
﴾ تَمَتَّعُواْ فِي دَارِكُمۡ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٖۖ ﴿
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari." (Hud: 65).
Yakni bersenang-senanglah dalam waktu yang sangat pendek ini, karena kamu tidak memiliki kenikmatan dan kesenangan ke-cuali ini. Kenikmatan dan kesukaan apa bagi orang yang diancam oleh Nabi mereka dengan azab dan Nabi itu menyebutkan kejadian-kejadian yang menjadi pendahuluan azab tersebut, lalu ia terjadi hari demi hari dalam bentuk yang meliputi dan mencakup mereka, karena memerahnya wajah mereka, menguning dan menghitam-nya termasuk azab? Bukankah ini adalah bertentangan dengan al-Qur`an dan bertabrakan dengannya? Al-Qur`an sudah cukup dan ia sebagai petunjuk dari selainnya. Benar, jika sesuatu darinya di-tetapkan secara shahih dari Rasulullah ﷺ yang tidak bertentangan dengan al-Qur`an maka wajib diterima dan ia termasuk yang harus diikuti menurut al-Qur`an.
﴾ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ ﴿
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (Al-Hasyr: 7).
Dan telah dijelaskan bahwa tidak boleh menafsirkan Kitabul-lah dengan berita-berita Isra`iliyat, walaupun ada pendapat yang membolehkan meriwayatkan dari mereka dalam perkara-perkara yang tidak dipastikan dustanya, karena makna al-Qur`an bersifat yakin, sementara berita-berita Isra`iliyat merupakan perkara-perka-ra yang tidak dibenarkan dan juga tidak didustakan, jadi keduanya tidak mungkin dipertemukan.