وَالَّيْلِ اِذْ اَدْبَرَۙ ( المدثر: ٣٣ )
Wa Al-Layli 'Idh 'Adbara. (al-Muddathir 74:33)
Artinya:
dan demi malam ketika telah berlalu, (QS. [74] Al-Muddassir : 33)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
dan demi malam ketika telah berlalu
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat-ayat ini, Allah memperingatkan bahwa tidak ada jalan bagi manusia untuk mengingkari kekuasaan-Nya yang nyata-nyata dapat mereka saksikan sendiri.
Kata-kata "kalla" (sekali-kali tidak) juga merupakan bantahan terhadap ucapan-ucapan orang musyrik di atas. Untuk menguatkan hal itu, Allah bersumpah dengan bulan, malam bila ia telah berlalu, dan bila subuh mulai bersinar. Dengan bulan, malam, dan subuh itu Allah menegaskan bahwa neraka Saqar itu merupakan suatu bencana yang amat dahsyat bagi umat manusia.
Ada yang menerangkan bahwa maksud ihda al-kubar (salah satu bencana yang sangat besar) adalah salah satu dari tujuh neraka yang dahsyat. Ketujuh lembah neraka (seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat lain) itu adalah: Jahanam, Ladha, Huthamah, Sa'ir, Saqar, Jahim, dan Hawiyah.
Hal tersebut adalah sebagai ancaman bagi manusia. Adanya tujuh neraka itu (satu di antaranya Saqar) merupakan ancaman bagi yang masih tidak mau tunduk kepada kehendak Allah.
Ada yang mengartikan nadhir (yang memberi ancaman) itu adalah sifat Allah, sehingga arti ayat ini adalah: "Aku ini memberikan ancaman kepadamu, karena itu hendaklah kamu takut kepada ancaman itu". Ada yang mengartikan nadhir sebagai sifat Nabi Muhammad seperti disebutkan dalam ayat kedua di atas tadi.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman:
Sekali-kali tidak, demi bulan, dan malam ketika telah berlalu. (Al-Muddatstsir: 32-33)
Adbara artinya berpaling maksudnya berlalu.
dan subuh apabila mulai terang. (Al-Muddatstsir: 34)
Yaitu mulai bersinar memancarkan cahayanya.
Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar. (Al-Muddatstsir: 35)
Yakni salah satu dari azab yang amat besar, maksudnya neraka Saqar. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta selain mereka yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf.
sebagai ancaman bagi manusia, (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. (Al-Muddatstsir: 36-37)
Yaitu bagi siapa yang mau menerima peringatan dan menempuh jalan petunjuk yang hak; atau siapa yang mundur darinya dan berpaling serta menolaknya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan malam ketika) dibaca Idzaa bukan Idz (datang) sesudah siang hari habis. Akan tetapi menurut suatu qiraat dibaca Adbara, yakni telah berlalu.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sebagai penolakan bagi orang yang diancam dengan neraka tapi tidak membuatnya takut dan waspada, Aku bersumpah demi bulan dan demi malam apabila telah berlalu serta demi waktu subuh apabila telah bersinar dan mulai terang, bahwa sesungguhnya neraka Saqar itu benar-benar merupakan salah satu malapetaka terdahsyat yang mengancam dan menakutkan.