An-Nazi'at Ayat 14
فَاِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِۗ ( النازعات: ١٤ )
Fa'idhā Hum Bis-Sāhirati. (an-Nāziʿāt 79:14)
Artinya:
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru). (QS. [79] An-Nazi'at : 14)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi yang baru. Dengan tiupan sangkakala kedua itu saja semua manusia akan bangkit dari kubur dan digiring ke Padang Mahsyar.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (An-Nazi'at: 14)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa as-sahirah artinya bumi seluruhnya. Hal yang sama dikatakan oleh Sa’id ibnu Jubair, Qatadah, dan Abu Saleh. Ikrimah, Al-Hasan, Ad-Dahhak, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa as-sahirah artinya permukaan bumi.
Mujahid mengatakan bahwa pada mulanya mereka berada di perut bumi lalu dikeluarkan di pemiukaannya. Mujahid mengatakan pula bahwa as-sahirah artinya tempat yang datar lagi rata. As-Sauri mengatakan, as-sahirah artinya negeri Syam. Usman ibnu Abul Atikah mengatakan bahwa as-sahirah artinya tanah Baitul Maqdis, Wahb ibnu Munabbih mengatakan bahwa as-sahirah adalah sebuah gunung yang berada di sebelah Baitul Maqdis. Qatadah mengatakan bahwa as-sahirah artinya Jahanam. Semua pendapat tersebut garib, tetapi pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa as-sahirah artinya permukaan bumi.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Husain, telah menceritakan kepada kami Hirzu ibnul Mubarak seorang syekh yang saleh, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnus Sirri, telah menceritakan kepada kami Mus'ab ibnu Sabit, dari Abu Hazim, dari Sahl ibnu Sa'd As-Sa'idi sehubungan dengan firman-Nya: maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (An-Nazi'at: 14) Bahwa yang dimaksud adalah bumi yang berwarna putih tanahnya seperti adonan roti yang bersih.
Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (An-Nazi'at: 14) Yang dimaksud dengan bumi di sini adalah seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semua (di padang mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (Ibrahim: 48)
Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah, "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.” (Thaha: 105-107)
Dan firman Allah Swt:
Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar. (Al-Kahfi:47)
Bumi yang tadinya menjadi tempat gunung-gunung ditampakkan menjadi tanah yang datar. Bumi tersebut bukanlah seperti bumi kita sekarang, melainkan bumi lain yang belum pernah dikerjakan suatu dosa pun di atas permukaannya dan belum pernah dialirkan setetes darah pun padanya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka dengan serta-merta mereka) yakni semua makhluk (bangun) berada di permukaan bumi dalam keadaan hidup, yang sebelumnya mereka berada di perut bumi dalam keadaan mati.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Jangan kalian menduga bahwa proses pengembalian itu sebagai suatu hal yang musykil bagi Kami. Pekerjaan itu hanya membutuhkan satu kali tiupan saja, dan secara tiba-tiba semua yang telah mati terhimpun di padang mahsyar, padang kebangkitan.
6 Tafsir as-Saadi
"Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, dan demi (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, dan demi (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang, dan demi (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia). (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut, pandangannya tunduk. (Orang-orang kafir) ber-kata, 'Apakah kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula? Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?' Mereka berkata, 'Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.' Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permuka-an bumi." (An-Nazi'at: 1-14).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1-5) Sumpah-sumpah dengan para malaikat mulia dan pekerjaan mereka ini menunjukkan sempurnanya ketundukan mereka pada perintah Allah سبحانه وتعالى dan cepatnya mereka dalam melak-sanakannya. Kemungkinan yang menjadi obyek sumpah adalah pembalasan dan kebangkitan, karena setelahnya menyebutkan kondisi-kondisi Hari Kiamat. Dan kemungkinan juga obyek sum-pah dan yang disumpahkan sama. Allah سبحانه وتعالى bersumpah atas para malaikat karena beriman pada malaikat merupakan salah satu dari enam rukun iman dan karena menyebutkan pekerjaan mereka di sini mencakup balasan yang diemban oleh para malaikat pada saat kematian, sebelum dan sesudahnya. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرۡقٗا ﴿ "Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras," me-reka adalah para malaikat yang mencabut nyawa dengan sekeras-kerasnya dan kencang dalam mencabutnya hingga ruh keluar dari raga, supaya diberi balasan atas amal perbuatannya.
﴾ وَٱلنَّٰشِطَٰتِ نَشۡطٗا ﴿ "Dan demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut," mereka juga para malaikat yang mencabut ruh dengan kuat dan giat. Atau yang dimaksudkan dengan lembut adalah bagi ruh orang-orang Mukmin sedangkan cabutan keras berlaku bagi ruh orang-orang kafir. ﴾ وَٱلسَّٰبِحَٰتِ سَبۡحٗا ﴿ "Dan demi (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat," yaitu para malaikat yang turun-naik di udara. ﴾ فَٱلسَّٰبِقَٰتِ ﴿ "Dan demi (malaikat-malaikat) yang mendahului" malaikat lainnya, ﴾ سَبۡقٗا ﴿ "dengan kencang," segera menunaikan perintah Allah سبحانه وتعالى dan mendahului para setan dalam menyampaikan wahyu kepada para rasul agar tidak dicuri. ﴾ فَٱلۡمُدَبِّرَٰتِ أَمۡرٗا ﴿ "Dan demi (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia)," yakni, para malaikat yang ditugaskan oleh Allah سبحانه وتعالى untuk mengatur berbagai urusan alam atas dan alam bawah, seperti hujan, tumbuh-tumbuhan, angin, laut, janin, hewan, surga, neraka, dan tugas lainnya.
(6-9) ﴾ يَوۡمَ تَرۡجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ ﴿ "(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam," itulah datang-nya Hari Kiamat, ﴾ تَتۡبَعُهَا ٱلرَّادِفَةُ ﴿ "tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua," yaitu goncangan lain yang mengiringi dan datang berikut-nya. ﴾ قُلُوبٞ يَوۡمَئِذٖ وَاجِفَةٌ ﴿ "Hati manusia pada waktu itu sangat takut," yakni takut karena dahsyatnya apa yang dilihat dan didengar. ﴾ أَبۡصَٰرُهَا خَٰشِعَةٞ ﴿ "Pandangannya tunduk," yakni hina dina, karena hati mereka telah dikuasai oleh rasa takut, penyesalan, serta kerugian.
(10-14) ﴾ يَقُولُونَ ﴿ "(Orang-orang kafir) berkata," di dunia seraya mendustakan, ﴾ أَءِنَّا لَمَرۡدُودُونَ فِي ٱلۡحَافِرَةِ 10 أَءِذَا كُنَّا عِظَٰمٗا نَّخِرَةٗ 11 ﴿ "Apakah kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula? Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?" Artinya, mereka menganggap mustahil bahwa Allah سبحانه وتعالى akan membangkitkan mereka dan mengembalikan mereka setelah mereka menjadi tulang belulang karena ketidaktahuan mereka akan kuasa Allah سبحانه وتعالى dan karena sikap sembrono mereka. Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam menjelaskan mudahnya hal itu, ﴾ فَإِنَّمَا هِيَ زَجۡرَةٞ وَٰحِدَةٞ ﴿ "Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja," yakni, ditiupnya sangkakala, maka tiba-tiba semua manusia ﴾ بِٱلسَّاهِرَةِ ﴿ "hidup kembali di permukaan bumi," yakni berada di atas permukaan bumi seraya berdiri menatap, kemudian Allah سبحانه وتعالى me-ngumpulkan mereka semua dan memutuskan perkara di antara mereka dengan hukumNya yang Mahaadil lalu memberi mereka balasan.