Pandangannya tunduk karena merasa hina dina di hadapan Allah.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sangat takut setelah mereka menyaksikan sendiri apa yang telah diberitahukan kepada mereka dahulu di dunia. Orang-orang kafir Mekah ketika di dunia bahkan telah diberitahu langsung oleh Nabi Muhammad. Pandangan mereka tertunduk lemas, selalu melihat ke bawah karena rasa takut dan gelisah yang sangat tinggi. Pada ayat lain digambarkan keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat itu sebagai berikut:
Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt:
Hati manusia pada waktu itu sangat takut. (An-Nazi'at: 8)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa wajifah artinya takut. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah.
pandangannya tunduk. (An-Nazi'at: 9)
Yakni pandangan mata orang-orang yang mengalaminya tunduk. Sesungguhnya kata kerja di sini dikaitkan dengan pandangan mata, mengingat ia menunjukkan gejala kejiwaan yang dialami oleh pelakunya.
Makna yang dimaksud ialah mereka tampak hina dan rendah karena menyaksikan huru-hara yang mengerikan lagi sangat menakutkan di hari (kiamat) itu.
yaitu pada hari Dia memanggil kalian, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja. (Al-Isra: 52)
Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. (Al-Qamar: 50)
Dan firman Allah Swt.:
Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). (An-Nahl: 77)
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja. (An-Nazi'at: 13) Yakni sekali teriakan.
Ibrahim At-Taimi mengatakan bahwa Allah Swt. sangat murka terhadap makhluk-Nya saat Dia menghidupkan mereka kembali. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah teriakan kemurkaan. Abu Malik dan Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa makna zajratun wahidah ialah tiupan yang terakhir.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Pandangannya tunduk) yakni hina karena kedahsyatan apa yang disaksikannya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sorot mata mereka diliputi oleh rasa duka dan hina.