Adapun firman Allah Swt:
{وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ}
dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan. (Al-Infithar: 2)
Maksudnya, jatuh berguguran.
{وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ}
dan apabila lautan dijadikan meluap. (Al-Infithar: 3)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahwa Allah meluapkan sebagian darinya dengan sebagian yang lain.
Al-Hasan mengatakan bahwa Allah meluapkan sebagian darinya dengan sebagian yang lain, lalu lenyaplah airnya.
Qatadah mengatakan bahwa airnya yang tawar bercampur baur dengan airnya yang asin. Menurut Al-Kalabi, makna yang dimaksud ialah meluap.
{وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَت}
dan apabila kuburan-kuburan dibongkar. (Al-Infithar: 4)
Ibnu Abbas mengatakan terbongkar. As-Saddi mengatakan bahwa kuburan-kuburan berserakan, lalu bergerak dan mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya.
{عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ}
maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (Al-Infithar: 5)
Yakni apabila semua amal perbuatan yang terdahulu yang telah dilupakannya diketahuinya, terlebih lagi yang terakhir dilakukannya